KURIKULUM OPRASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
SD NEGERI 162BENGKULU UTARA
KORWIL II BIDANG PENDI
DINAS PENDIDIKAN BENGKULU UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Karakteristik
Satuan Pendidikan
Penyusunan
kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara
disesuaikan kekhasan, kondisi dan pontensi daerah dengan menyelaraskan kondisi
satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan.
Dalam pengembangannya, kurikulum operasional sekolah akan mengacu pada capaian
pembelajaran yang telah disusun oleh pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan
pembelajaran yang dikonkretkan dalam proses pembelajaran.
Penyusunan
dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu
Utara Utara berfokus kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan
mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21 yang memuat ciri
khas dan potensi lokal sekolah. . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara
berdomisili pada daerah yang strategis di pinggir jalan desa yang menghubungkan
antara desa Batu Roto dan desa Batu Raja R tepatnya di Jl.Argamakmur Lubuk
Durian KM 15 Batu Raja R Hulu Palik Perekonomian penduduk mayoritas
mengandalkan dari hasil bercocok tanam dengan keterjangkauan lokasi yang mudah
ditempuh dengan sarana transportasi yang ada. Lingkungan sekolah berada dekat
dengan sarana kesehatan, olahraga dan keagamaan sehingga menjadi salah satu
kekuatan pendukung dalam proses pembelajaran.
Latar
belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi rata-rata dengan sarana
prasarana yang cukup memadai dalam mendukung proses pembelajaran baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar belakang keagamaan yang mayoritas
bahkan hingga 100% adalah peserta didik beragama Islam. Secara sosial budaya,
peserta didik memiliki latar belakang orang tua yang berbeda budaya yang
disebabkan dari sebagian orang tua merupakan petani meskipun sebagian lagi sebagai karyawan dan wiraswasta
Selain itu, minat bakat peserta didik juga yang sangat beragam. Berdasarkan
perbedaan latar belakang tersebut maka memperkuat alasan Profil Pelajar
Pancasila mampu diimplemetasikan secara utuh di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara
Utara dengan motto ”Perbedaan itu Indah (Differences ara Beautiful)”. Maka
dalam penyusunan Kurikulum Operasional, karakteristik peserta didik dengan
segala latar belakangnya menjadi satu pertimbangan utama agar menjadi
pendidikan yang berkeadilan dalan kebhinekaan.
Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi
dengan Profil Pelajar Pancasila
secara umum adalah untuk membentuk
karakter peserta didik untuk menumbuhkan iman, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia, berkebhinekaan global,
mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif dengan mengakomodir
keragaman tersebut.
B.
Landasan Pengembangan
Kurikulum
Landasan yuridis
dalam penyusunan kurikulum operasional di satuan
pendidikan . SD Negeri 162
Bengkulu Utara Utara. mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
sebagai arah tujuan pendidikan sekolah. Dan juga mengacu pada (Landasan hukum penyusunan Kurikulum Operasional)
Landasan
filosofis sebagai dasar penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan .
SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara adalah dengan mempertimbangkan budaya bangsa
sebagai akar penopang pendidikan yang akan tumbuh membentuk pendidikan
berkelanjutan. Generasi penerus tetaplah menjadi generasi penjaga kelestarian
budaya namun peka terhadap perkembangan zaman. Pengalaman belajar menjadi poin
utama dalam menguasai kompetensi.
Peserta
didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif, mandiri dan inovatif.
Proses pendidikan sebagai suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki kecakapan
hidup yang sesuai minat bakat yang mengembangkan kecerdasan spiritual,
intelektual, dan kinestetik.
Berdasarkan
landasan tersebut, . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dengan kekuatan,
kemampuan dan keinginan untuk selalu ingin berkembang, berharap akan menjawab
tantangan pendidikan dalam memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas,
berkarya dan menyenangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan membentuk peserta didik sebagai agen
Profil Pelajar Pancasila yang memiliki kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Landasan
Yuridis atau Landasan Hukum dalam penyusunan kurikulum operasional di satuan
pendidikan SDN 160 Bengkulu Utara. mengacu pada
1. |
Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301); |
2. |
Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah |
3. |
PP No 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan |
4. |
Permendikburistek nomor 5 tabun 2020
standar Kompetensi lulusan pada pendidikan anak usia dini,jenjang pendidikan
dasar dn pendidikan menengah |
5 |
Permendikbud Permendikburistek nomor 7 tahun 2022 standar isi
pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dn pendidikan menegah |
6 |
Permendikbud Permendikburistek nomor 56 tahun 2022 tentang pedoman penerapan kurikulm
pemulihasn pembelajaran |
7 |
Keputusan Kepala BSKAP Nomo r008/H/KR/2022 Pencapaian Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini,Jenjang Pendidikan Dasar Dn Pendidikan Menengah |
8 |
Keputusan Kepala BSKAP Nomor 009/H/KR/2022
Deensi Elemen Dn Sub Elemen profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka |
9 |
Peraturan Daerah
Kabupaten Bengkulu Utara Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah |
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
A.
Visi
. SD NEGERI 162 BENGKULU UTARA UTARA mengusung visi:
“Terwujudnya insan yang beriman dan bertaqwa (IMTAQ),
unggul dalam prestasi, berilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS), berbudi
pekerti luhur, berwawasan lingkungan dan kebangsaan.”
Adapun indikator ketercapaian dari visi sesuai dengan
variabelnya antara lain:.
1.
Beriman dan
bertaqwa, mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila dalam aktualisasi
kehidupan.
2.
Unggul dalam
prestasi, sebagai hasil akhir dalam sebuah proses, prestasi merupakan tolak
ukur sebuah proses. Prestasi tak hanya berkisar pada kemampuan kognitif dalam
ajang prestatif saja namun lebih pada keberhasilan menemukan kemampuan diri,
mengembangkan talenta dan kecakapan hidup yang
bermanfaat.
3.
Berilmu
pengetahuan teknologi dan seni; memiliki
dasar-dasar pengetahuan teknologi, kemampuan dan ketrampilan, seni dan
budaya,sebagai hasil akhir proses pendidikan yang memberikan kesempatan dalam
penerapan merdeka belajar
4.
Berbudi pekerti
luhur; meningkatkan perilaku sopan,
bertutur kata santun, toleransi, dan saling menghormati seluruh warga sekolah
sebagai cermin dari budi pekerti dan akhlak merupakan wujud dari Profil Pelajar Pancasila
5.
Cinta
Lingkungan Hidup ,mempunyai kepedulian terhadap lingkungan hidup,baik di
lingkungan rumah,sekolah ,maupun masyarakat.
B.
Misi
Dalam upaya mengimplementasikan visi sekolah, SD Negeri Cangkring B
menjabarkan misi sekolah sebagai berikut:
1.
Melaksanakan
pendidikan yang berwawasan Imtaq, Iptek, Dinamis, dan akuntabel dalam rangka
untuk menciptakan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
2.
Melaksanakan
proses pembelajaran yang berwawasan Imtaq, Iptek, Pakem dalam rangka untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup
3.
Mencintai dan menghidupkan budaya
lokal.
4.
Menciptakan hubungan kerja yang kondusif, kompak, dan familier , serta mengembangkan
prinsip “ Open Manajemen “
5.
Meningkatkan
profesional dan kinerja tenaga kependidikan, sehingga mencapai hasil yang optimal.
6.
Menumbuhkembangkan
sikap berkesinambungan untuk tata kelola lingkungan hidup dengan pemanfaatan
fungsi pelestarian lingkungan, pencegahan pencemaran lingkungan dan pencegahan
kerusakan lingkungan hidup melalui pembelajaran yang berkelanjutan.
7.
Mengembangkan
nilai-nilai dan sikap ramah lingkungan demi terwujudnya sekolah adiwiyata.
C.
Tujuan
Tujuan yang
diharapkan oleh . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dalam implementasi
kurikulum sebagai bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah ditetapkan
adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun ke
depan)
a.
Mengoptimalkan sarana prasana sekolah untuk menunjang rancangan pembelajaran yang
memotivasi keinginan selalu belajar.
b.
Menyelenggarakan sistem penilaian
dengan sistem digitalisasi
c.
Membentuk peserta didik yang taat
dan tepat waktu melaksanakan ibadah.
d.
Meningkatkan
simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian sosial dan lingkungan
e.
Merancang program sekolah untuk mengenalkan implementasi
kebhinekaan global di masyarakat.
f.
Merancang pembelajaran yang bangga
akan potensi daerah.
g.
Menerapkan pondasi gotong royong
dalam kegiatan kelas hingga sekolah.
h.
Melaksanakan
program dan pembelajaran HOTs untuk memperkuat bernalar kritis dan kreativitas.
i.
Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah
kemampuan literasi dan numerasi.
j.
Mempertahankan prestasi yang sudah
tercapai sebelumnya.
2.
Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
a.
Merancang
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan kemampuan kognitif peserta
didik mengarahkan pada keterampilan dan kecakapan hidup sesuai bakat dan minatnya.
b.
Sekolah mampu melaksanakan penilaian
secara akuntabel dan valid dengan
sistem digitalisasi.
c.
Meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam menghafal surat-surat pendek.
d.
Membudayakan gerakan kebersihan
sebagian daripada iman.
e.
Meningkatkan kecintaan dan kebanggan
terhadap potensi daerah.
f.
Melakukan
kerjasama dengan stakeholder daerah
atau Corporate
Social Responsibility (CSR)
perusahaan untuk merancang program pembelajaran berbasis budaya lokal.
g.
Memotivasi
peserta didik untuk menggagas inovasi sederhana untuk memberikan solusi dalam
kehidupannya.
h.
Menyelenggarakan
kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam mengembangkan prestasi sesuai bakat
dan minta dan potensi peserta didik.
3.
Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)
a.
Merancang
pembelajaran dengan model pembelajaran yang menjadi ciri khas sekolah.
b.
Menghasilkan lulusan yang memiliki
mental pembelajar sejati.
c.
Membentuk
peserta didik yang berakhlakul mulia dan selalu peduli sosial dan peduli
lingkungan serta toleransi beragama.
d.
Menyusun
pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk meningkatkan kecintaan pada budaya lokal.
e.
Menjalin
kerjasama dengan pihak luar (sanggar, perguruan tinggi, dan dunia usaha dan industri)
untuk melengkapi program sekolah yang memfasilitasi berbagai keragaman potensi,
minat dan bakat peserta didik.
f.
Membudayakan
lingkungan belajar dan karakter inovatif cepat tanggap di lingkungan sekolah.
g.
Membangun budaya dan kultur sekolah
yang kompetitif yang positif.
h.
Menyediakan
fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi dan minat bakat peserta didik.
4.
Kompetensi Karakteristik Kekhasan
Lulusan Sekolah
Sekolah
sebagai tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter generasi bangsa.
Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang
unggul sebagai pembelajar sepanjang
hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila.
Dalam
pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi lulusan
peserta didik . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara sebagai alat ukur pencapaian
kurikulum dan target pelaksanaan proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum
operasional . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara.
Adapun
kompetensi lulusan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara mempertimbangkan
dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara berimbang sesuai capaian
pembelajaran pada setiap fase di sekolah dasar, membentuk Profil Pelajar
Pancasila, dan inovatif, tangguh dan memiliki kecakapan hidup yang dibutuhkan
untuk masa depannya.
Berikut
adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai . SD Negeri 162 Bengkulu Utara
Utara.
1.
Memiliki perilaku yang menunjukkan
akhlak mulia.
2.
Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi
keragaman dan gotong royong.
3.
Memiliki
pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar mengembangkan kecakapan hidup.
4.
Memiliki kemampuan bernalar kritis
dan berkomunikasi efektif.
5.
Memiliki
kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan perkembangan
zaman.
6.
Membentuk
individu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global dengan tetap
menjunjung nilai budaya bangsa.
Adapun kriteria untuk kelulusan
peserta didik dari . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara adalah sebagai berikut:
a.
menyelesaikan seluruh program pembelajaran,
b.
memiliki
deskripsi sikap minimal baik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
c.
lulus ujian sekolah,
d.
mencapai nilai rata-rata pencapaian
minimal sekolah paling rendah 70,
e.
ditetapkan rapat pleno dewan guru
dan kepala sekolah.
BAB III
PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
DAN RENCANA PEMBELAJARAN
A.
Pengorganisasian Pembelajaran
1.
Alur Penyusunan Rancangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan
Kurikulum
operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara merupakan
sebuah bentuk kurikulum operasional untuk melaksanakan Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum yang telah dibuat oleh pusat, baik capaian pembelajaran,
prinsip pembelajaran dan asesmen serta Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum
operasional di satuan Pendidikan ini merupakan bentuk penyesuaian dari kerangka
yang disusun pusat dengan menyelaraskan potensi daerah, kemampuan sekolah dan
latar belakang peserta didik.
![]() |
Gambar 1. Alur Perancangan Kurikulum
Kurikulum
operasional di satuan pendidikan
disusun mulai dengan menganalisis mata pelajaran yang akan dimuat dalam
kegiatan intrakurikuler dengan sistem reguler.
Kegiatan intrakurikuler ini dikemas sebagai
pembelajaran rutin enam hari efektif setiap minggunya. Hasil analisis
mata pelajaran akan dilanjutkan dengan mengemas pilihan pembelajaran dalam
bentuk tematik dan atau parsial dengan mengintegrasikan Profil Pelajar
Pancasila di dalamnya,
kemudian dikemas dalam bentuk yang
lebih mengerucut dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat
reflektif.
Dalam
menentukan pembelajaran tematik dan parsial. . SD Negeri 162 Bengkulu Utara
Utara mempertimbangkan prinsip pembelajaran, penentuan materi esensial dan juga
pengolaborasian pembelajaran terpadu dengan mengambil tema-tema yang
kontekstual dengan peserta didik, mudah dipahami dan dieksplorasi, dan up-date dengan perkembangan informasi.
2.
Intrakurikuler
a.
Mata
Pelajaran Umum
Mata
pelajaran yang dilaksanakan oleh . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara tahun
pelajaran 2022/2023 adalah Pendidikan Agama Islam sebagai agama mayoritas
peserta didik, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial, Seni dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Untuk Pendidikan
Agama yang lain maka tetap mendapatkan porsi yang sama dengan Pendidikan Agama
Islam dengan melakukan kerjasama dengan pihak terkait untuk penyediaan tenaga
pendidik. Sedangkan untuk mata pelajaran Seni, . SD Negeri 162 Bengkulu Utara
Utara mengakomodir Seni Musik, Seni Rupa dan Seni Tari.
Pembelajaran
dibuat tematik terpadu untuk mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan IPAS dan
Seni. Sedangkan untuk Pendidikan Agama Islam. Matematika dan PJOK dilakukan
parsial. Rencana pembelajaran tematik dan mata pelajaran memuat tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian yang lengkap. Tujuan pembelajaran dibuat terukur, sehingga
dapat terlihat progress dan umpan
balik yang jelas pencapaiannya. Dalam kegiatan inti harus tersirat implentasi
model pembelajaran (contohnya: problem
based learning, project based learning dan inquiry based learning dan lainnya) dan strategi pembelajaran yang
beragam untuk mengakomodir perbedaan karakteristik peserta didik. Diharapkan
variasi model pembelajaran bermanfaat untuk mengingkatkan kemampuan peserta
didik dalam menemukan “AHA”, menyampaikan ide dan gagasan, menemukan solusi,
menghasilkan produk dan mengasah kemampuan literasi numerasi.
Rencana
pembelajaran bersifat reflektif. Kontinuitas pembelajaran dapat terlihat dengan
harapan tidak terjadi gap dan
miskonsepsi dari pembelajaran sebelumnya. Dapat disusun mingguan yang tertuang
ke dalam jadwal
pembelajaran mingguan, namun catatan refleksi menjadi
tambahan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
![]() |
Gambar 2. Alur Pelaksanaan Pembelajaran
Selain mata
pelajaran umum, . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara pun mengakomodir bahasa
daerah sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Bahasa Jawa merupakan bahasa
ibu bagi masyarakat Jawa Tengah di wilayah tertentu. Bahasa daerah juga menjadi
bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Melalui pembelajaran
bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.
Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Daerah dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan
hasil karya sastra daerah.
Desain
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Daerah diturunkan dari kompetensi yang telah
disusun oleh tim pengembang kurikulum Bahasa Daerah Provinsi Jawa Tengah.Konten
dalam Bahasa Daerah sama halnya dengan Bahasa Indonesia yang terdiri dari 4
elemen kebahasaan.
b.
Pengembangan Diri
Pengembangan
diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.
Penilaian
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif. Adapun tahapan kegiatan
pengembangan diri dilakukan dengan cara:
1)
Identifikasi
yang meliputi daya dukung, potensi
bakat dan minat peserta didik dan potensi daerah.
2)
Pemetaan untuk :
a)
Jenis layanan pengembangan diri
b)
Petugas yang melayani
c)
Peserta didik yang dilayani
3)
Pelaksanaan program
|
a) |
Pelaksanaan
( Orentasi, pemantapan, pengembangan ) |
b) |
Monitoring Pelaksanan |
|
c) |
Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif ) |
|
4) |
Analisis |
hasil
penilaian (berbasis data, proporsional, realistis, valid, |
transparan dan akuntabel)
5) Pelaporan
berupa format deskripsi dalam buku laporan pengembangan diri. Pilihan
pengembangan diri di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara adalah sebagai
berikut.
1) Bahasa Inggris. Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan
program unggulan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik melalu berbicara,
menulis dan mendengarkan. Konten materi
lebih mengedepankan kepada hal-hal sederhana yang dapat ditemukan dalan
kehidupan sehari-hari seperti perkenalan diri, keadaan di rumah, kelas, sekolah dan lingkungan sekitar.
2) TIK. Pembelajaran TIK merupakan program unggulan . SD
Negeri 162 Bengkulu Utara Utara yang bertujuan mempersiapkan peserta didik
dalam menyongsong abad milenial,revolusi
Industri 4.0 yang dilakukan serba komputerisasi dan serba digital. Materi
pembelajaran komputer diawali dari pengenalan sederhana komputer, tool-tool
yang yang ada di komputer.
3) Pencak Silat, merupakan salah satu kearifan lokal di
kabupaten Bengkulu Utara yang dikenalkan di sekolah untuk meningkatkan rasa
cinta terhadap
budaya lokal sebagai salah satu seni bela diri
tradisional.
c.
Program Inklusif
. SD Negeri
162 Bengkulu Utara Utara belum termasuk sekolah inklusif, namun . SD Negeri 162
Bengkulu Utara Utara tetap mengusung keadilan dalam pendidikan dimana satuan
pendidikan menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan
diri. Untuk alasan tersebut, SD merancang program inklusif dalam bentuk program
individu yang dapat memfasilitasi peserta didik berkebutuhan khusus dengan
kategori rendah.
Program
individu disusun dengan penyesuaian kebutuhan masing- masing peserta didik,
baik akademik maupun non-akademik. Program ini disusun oleh tim guru dengan
melibatkan orang tua dan terapis atau psikolog. Hal utama yang diperhatikan
dalam proses penyusunan program ini adalah bagaimana peserta didik dengan
kebutuhan khusus mampu melakukan kecakapan dasar, keterampilan hidup, dan
penumbuhan percaya diri. Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
baca, tulis hitung, cara bersosialisasi dan kemandirian merupakan bentuk
program individu tersebut. Program ini pun akan dilakukan evaluasi secara
berkala setiap tiga bulan sekali atau bisa lebih cepat jika ada kondisi khusus
untuk penyesuaian sehingga dapat terlihat bagaimana perkembangan peserta didik.
Pengondisian
dalam lingkungan belajar dan bermain menjadi fokus utama lainnya sehingga
peserta didik mampu belajar hal positif dari lingkungan sekitarnya, penerimaan
yang baik dari lingkungan sekitar dan terhindar dari kasus bullying.
3.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dalam
kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara
dirancang pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Pembelajaran ini masuk ke dalam ko-kurikuler yang dirancang dalam
sesuai tema besar yang telah ditentukan dengan mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran sebagai bentuk proyek implementasi Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dikemas dalam dua
proyek utama yang
dapat ditampilkan secara terpadu
dari mulai kelas 1 sampai 6. Pengalokasian waktu untuk kegiatan ini terpisah
dari alokasi waktu kegiatan intrakurikuler sehingga tidak mengurangi kegiatan
regular mingguan. Selain kedua proyek besar tersebut, dimensi Profil Pelajar
Pancasila pun dikembangkan dalam proses pembelajaran intrakurikuler dalam
pembelajaran tema dan mata pelajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Pembelajaran berbasis proyek untuk
penguatan Profil Pelajar Pancasila diselaraskan dengan potensi lokal yang menjadi
ciri khas satuan pendidikan, capaian operasional pembelajaran, dapat
mengakomodir keragaman minat bakat peserta didik dan mampu mengembangkan
kecakapan hidup peserta didik. Penguatan Profil Pelajar Pancasila terdiri dari
enam dimensi yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan
kreatif.
Gambar 3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam
membuat rancangan pembelajaran berbasis proyek terdapat langkah- langkah yang
harus disusun secara bertahap mulai dari mengidentifikasi masalah dengan
pertanyaan pemicu yang diambil dari permasalahan kontekstual implementasi
Profil Pelajar Pancasila kemudian merancang proyek secara kolaboratif antara
guru dan peserta didik disertai program penjadwalan yang disepakati, setelah
itu dilanjut ke tahap pelaksanaan. Di bagian akhir ada presentasi hasil yang
akan dievaluasi dan kemudian menjadi
refleksi untuk perbaikan.
Gambar 4. Langkah-langkah pembelajaran
berbasis proyek
Pada tahun
pelajaran 2022/2023, pembelajaran berbasis proyek penguatan Profil Pelajar
Pancasila mengusung implemetasi nilai-nilai Pancasila. Diawali dengan
menganalisis permasalahan kontekstual yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
kemudian menentukan proyek dalam bentuk hasil karya tulis, gerak dan seni, jiwa
kewirausahaan dan potensi sumber daya alam dan budaya lokal di sekitar satuan
pendidikan. Proyek ini dikembangkan per jenjang kelas dengan bimbingan guru
kelas dan guru mata pelajaran yang kemudian digabungkan dalam satu event di akhir proyek di tiap-tiap akhir
semester. Proyek pertama yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2022 dengan
mengambil tema kewirausahaan yang mengusung pemanfaatan potensi dan budaya
daerah dalam menanggulangi masalah lingkungan di sekitar sekolah. Proyek kedua
dilaksanakan pada bulan Mei bertema Cerlang Budaya Daerah yang mengemas drama
musikal untuk menampilkan proses riset budaya peserta didik untuk menjadi duta
budaya JawaTengah. Proyek ini pun sebagai bentuk peringatan Hari Pendidikan
Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional yang merupakan tonggak sejarah dalam
dunia pendidikan yang mengusung persatuan dan kesatuan bangsa.
Tahap
terakhir adalah tercapainya tujuan akhir dari pembelajaran berbasis proyek ini,
yaitu selain untuk mengimplementasikan dalam keseharian sebagai agen Profil
Pelajar Pancasila, juga untuk merancang pembelajaran ko-kurikuler yang
inovatif, menarik dan capaian pembelajaran yang terkemas berbeda. Pembelajaran
ini juga bentuk penguatan karakter yang membudaya pada satuan pendidikan.
4.
Ekstrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara
Utara sebagai suplemen dalam pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan peserta didik sesuai
dengan bakat dan minat serta kompetensi lainnya.
Kegiatan
ekstrakurikuler . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara meliputi:
Kegiatan
ekstrakurikuler SDN 160 BENGKULU UTARA meliputi:
NO |
Jenis Kegiatan |
Indikator Keberhasilan dan Implemetasi
Profil Pelajar Pancasila |
Sasaran |
A |
Study Club |
||
1. |
Science Club |
Mempersiapkan peserta
didik dalam menghadapi kompetisi atau kejuaraan untuk menjadi yang terbaik
dalam bidangnya masing-masing dengan karakter yang mandiri dan memiliki
kreativitas. |
Kelas 4 Kelas 5 |
2. |
Math Club |
Kelas 4 Kelas 5 |
|
|
Kelas 1, 2, 3 |
||
Kelas 4 & 5 |
|||
B |
Olahraga |
||
|
Mempersiapkan
peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan olah raga
karate, catur, silat dan futsal dengan karakter yang mandiri dan gotong
royong. |
Kelas 4 |
|
3. |
Catur |
Kelas 5 |
|
4 |
Volli ball |
Kelas 4,5,6 |
|
|
|
||
C |
Seni dan Budaya |
||
5. |
Seni lukis |
Mempersiapkan
peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan seni lukis dan
musik yang berkarakter kebhinekaan global, mandiri dan kreatif. |
Kelas 1, Kelas 2, Kelas 3 |
6. |
Seni musik |
Kelas 4,5,6 |
NO |
Jenis Kegiatan |
Indikator Keberhasilan dan Implemetasi
Profil Pelajar Pancasila |
Sasaran |
||
7. |
Kriya |
Mempersiapkan
peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan kreativitas dan inovasi
dalam pembuatan kriya dari bahan dasar alam dan pengelolaan sampah. |
Kelas 1, 2, 3
pengelolaan sampah plastik. Kelas 4, 5, 6
pembuatan kriya dari bambu |
||
D |
Keorganisasian |
||||
8 |
Pramuka |
Mempersiapkan
peserta didik agar memiliki sikap kepemimpinan, kebhinekaan global,
kemandirian, kreatif, disiplin, tanggungjawab dan semangat nasionalisme. |
Kelas 1 sampai dengan
kelas 6 |
||
9. |
UKS dan Dokter Kecil |
Mempersiapkan
peserta didik agar memiliki sikap yang mengutamakan kebersihan sebagian
daripada iman yang mengembangkan nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia dalam kemandirian, bergotong royong, bernalar kritis dan
kreatif dalam menjadi agen pelopor cinta kebersihan dan kesehatan. |
Kelas
4, 5 dan 6 |
||
|
|
kriya dari bahan dasar alam dan pengelolaan sampah. |
Kelas 3:
bunga plastik Kelas 4 : Bunga dari bahan bekas
Kelas 5 Bros dari limbah plastik dan anyaman Kelas 6 : paving dr
plastik |
D |
Keorganisasian |
||
11. |
Pramuka |
Mempersiapkan peserta didik agar memiliki sikap
kepemimpinan, kebhinekaan global, kemandirian, kreatif, disiplin,
tanggungjawab dan semangat nasionalisme. |
Kelas 1 sampai
dengan kelas 6 |
5.
Aktualisasi Budaya Sekolah
Kegiatan
pembiasaan merupakan budaya sekolah yang dilaksanakan setiap hari sebagai upaya
pendidikan pembentukkan karakter peserta didik sebagai implementasi Profil
Pelajar Pancasila. Kegiatan pembiasaan dilaksanakan secara rutin, baik harian,
mingguan, bulanan dan tahunan, dan tehnik pelaksanaannya ada yang terstruktur
dan spontan atau berupa direct dan indirect learning, yang bertujuan
melatih dan membimbing peserta didik bersikap dan berperilaku dengan
menananmkan nilai-nilai karakter baik sehingga menjadi habituasi yang terinternalisasi dalam hati dan jiwa peserta didik.
Berikut adalah budaya sekolah yang dilaksanakan di . SD Negeri 162
Bengkulu Utara Utara:
a)
Kegiatan Harian, terdiri dari kegiatan:
1)
Penyambutan peserta didik
2)
Pembiasaan cuci tangan
3)
Membaca Asmaul Husna di depan kelas masing-masing
4)
One day one
surah (Surat pendek Al Quran)
5)
Menyanyikan lagu daerah dan kebangsaan
6)
Infaq shodaqoh
7)
Gerakan Pungut Sampah (GPS)
8)
Literasi pagi
b)
Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:
1)
Upacara
2)
Pramuka
3)
Kerja Bakti
4)
Bertanam/berkebun
c)
Kegiatan
bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada hari Sabtu ke-4
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kompettitif, sportif dan keberanian,
yaitu dengan melaksanakan student’s
performances. Kegiatan bulanan terdiri dari kegiatan:
1)
Cerita
pengalaman diri
2)
Tantangan Mendongeng
3)
Pidato dan pildacil
d)
Kegiatan
tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan menanamkan dan
meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan perintah Tuhan Yang Maha
Esa, menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan hidup dan
mengembangkan minat bakat peserta didik yang percaya diri, seperti:
1)
Bakti sosial di bulan Ramadhan.
2)
Peringatan hari kemerdekaan
Indonesia
3)
Pameran kelas
4)
Class’ Competition
e)
Kegiatan insidentil
yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan dan kondisi riil dan
situasi nyata seperti aksi donasi korban Bencana Alam, menengok teman yang
sakit, aksi donasi buku dan lain sebagainya.
f)
Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan
baik di sekolah maupun di rumah yang
bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk berinteraksi dalam
sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya. Materi pengembangan life skill
antara lain:
1)
Cara mengambil dan menyimpan buku.
2)
Tata carra bertamu
3)
Cara mengucapkan salam.
4)
Cara berbicara yang santun.
6.
Pengaturan Waktu Belajar
Pengaturan
waktu belajar intrakurikuler setiap mata pelajaran di . SD Negeri 162 Bengkulu
Utara Utara dari kelas 1 dan kelas 4 akan dikemas tematik dan sebagian parsial
secara reguker per minggu. Selain itu teerdapat pembelajaran berbasis proyek
penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam bentuk kegiatan kokurikuler.
No |
Mata Pelajaran |
Banyak JP Per Minggu |
Kegiatan Reguler Per Minggu |
Proyek Profil Pelajar Pancasila |
Total Per Tahun |
1 |
Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti |
3 JP |
108 |
36 |
144 |
2 |
PPKn |
4 JP |
144 |
36 |
180 |
3 |
Bahasa
Indonesia |
6 JP |
198 |
54 |
252 |
4 |
Matematika |
5 JP |
170 |
46 |
216 |
5 |
Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial |
5 JP |
170 |
46 |
216 |
6 |
Seni
(Pilihan minimal 1) Seni Musik Seni
Rupa Seni
Teater Seni Tari |
3 JP |
108 |
36 |
144 |
7 |
Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) |
3 JP |
108 |
36 |
144 |
8 |
Muatan
Lokal (Bahasa Rejang) |
2 JP |
76 |
- |
|
Total |
28 JP |
1006 |
290 |
1296 |
Pada tabel di atas, pengemasan tematik ada di mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial, dan Seni. Seni dapat dipilih minimal satu sub mata pelajaran, yaitu
seni suara, seni rupa, seni kriya atau
seni tari. Sedangkan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dilaksanakan secara parsial
Pengemasan
Proyek Profil Pelajar Pancasila berada di luar jam pembelajaran regular dengan
komposisi 20-30% dari alokasi waktu selama satu tahun. Sehingga proyek ini
tidak mengganggu atau mengurangi jumlah jam pembelajaran intrakurikuler.
Setelah
analisis kebutuhan mapel, maka akan disusun analisis operasional sebagai
turunan dari capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang telah
disediakan pusat. Analisis ini akan diselaraskan dengan muatan lokal dan
potensi daerah juga program sekolah dengan menghitung alokasi waktu yang tidak
membebani peserta didik agar kenyamanan dan kebahagiaan dalam belajat tetap
terjaga utuh. Kurikulum operasional di satuan Pendidikan . SD Negeri 162
Bengkulu Utara Utara mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang beragam
dan mengedepankan proses dinamis yang reflektif dalam proses pelaksanaannya
sehingga tujuan akhir profil peserta didik sesuai dengan yang diharapkan pada
visi, misi dan tujuan sekolah.
7.
Kalender Pendidikan
Kalender
pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan
hari libur.
Pengembangan
Kalender Pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara. mengacu pada
rambu-rambu sebagai berikut:
a) Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya
kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan,
yaitu pada bulan Juli 2022.
b) Hari libur
sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
c)
Nasional, dan/atau Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan dan Kepala Daerah tingkat
kabupaten/kota.
d)
Minggu
efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah
jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal.
e) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.
f) Kalender Pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara
Utara disusun dengan berpedoman kepada kalender pendidikan Provinsi Jawa Tengah
yang disesuaikan dengan program sekolah.
Berikut
alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya beserta
kalender pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara tahun pelajaran
2022/2023.
No |
Kegiatan |
Alokasi Waktu |
Keterangan |
1 |
Minggu
efektif belajar |
Minimum 36 minggu dan maksimum 40 minggu |
Digunakan
untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan |
2 |
Jeda tengah semester |
Maksimum 2
minggu |
Satu
minggu setiap semester |
3 |
Jeda
antarsemester |
Maksimum 2 minggu |
Antara semester I dan II |
4 |
Libur akhir tahun pelajaran |
Maksimum 3 minggu |
Digunakan untuk
persiapan kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun pelajaran |
5 |
Hari libur
keagamaan |
2 – 4
minggu |
Libur
keagamaan yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah |
6 |
Hari libur
umum/nasional |
Maksimum 2 minggu |
Disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah |
7 |
Hari libur
khusus |
Maksimum 1 minggu |
Untuk kegiatan tertentu |
8 |
Kegiatan
khusus sekolah |
Maksimum 3 minggu |
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh
sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar
dan waktu pembelajaran efektif |
KALENDER PENDIDIKAN . SD
NEGERI 162 BENGKULU UTARA UTARA
TAHUN
2022/2023
No |
Kegiatan |
Alokasi Waktu |
Keterangan |
1 |
Minggu
efektif belajar |
Minimum 36
minggu dan maksimum 40
minggu |
Digunakan
untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan |
2 |
Jeda
tengah semester |
Maksimum
2 minggu |
Satu
minggu setiap semester |
3 |
Jeda
antar semester |
Maksimum
2 minggu |
Antara
semester I dan II |
4 |
Libur
akhir tahun pelajaran |
Maksimum
3 minggu |
Digunakan
untuk persiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran |
5 |
Hari
libur keagamaan |
2
– 4 minggu |
Libur
keagamaan yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah |
6 |
Hari
libur umum/nasional |
Maksimum
2 minggu |
Disesuaikan
dengan Peraturan Pemerintah |
7 |
Hari
libur khusus |
Maksimum
1 minggu |
Untuk
kegiatan tertentu |
KALENDER PENDIDIKAN . SD NEGERI 162 BENGKULU UTARA
UTARA
TAHUN 2022/2023
Bengkulu
Utara, Juni 2022
Kepala Sekolah
EDY SUSILO NIP.196907151993061001
B.
Rencana Pembelajaran
Rencana
pembelajaran disusun secara rutin untuk memetakan dan merencanakan proses pembelajaran
secara rimci. Rencana pembelajaran merupakan kompas bagi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang tetap mengusung
kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan memotivasi peserta didik
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Tujuan dari penyusunan Rencana pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1.
Pembelajaran menjadi lebih sistematis.
2.
Memudahkan analisis keberhasilan
belajar peserta didik.
3.
Memudahkan guru dalam penyampaian
materi ajar.
4.
Mengatur pola pembelajaran.
Rencana
pembelajaran . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara terdiri dari silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun rutin secara sederhana, aktual
dan mudah dipahami untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga melalui Rencananya seorang guru bisa memastikan
seluruh proses pembelajaran bisa efektif dan efisien.
Silabus . SD
Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dibuat dalam bentuk matriks yang memuat alur
tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian dan sumber
belajar.
1.
Alur tujuan
pembelajaran disusun untuk menerjemahkan capaian pembelajaran yang berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan, mengimplementasi dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga
capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, terarah dan
terukur.. Alur pembelajaran mengurutkan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai
kebutuhan, meskipun beberapa tujuan pembelajaran harus menggunakan tahapan
tertentu yang meliputi
konten/ materi, keterampilan dan konsep inti untuk mencapai Capaian
Pembelajaran setiap fase dan menjelaskan kedalaman setiap konten.
2.
Materi ajar
merupakan materi esensial yang telah disusun pada alur tujuan pembelajaran.
3.
Kegiatan
pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk menyusun rencana
pelaksaanaan pembelajaran.
4.
Penilaian merupakan penilaian
otentik yang memadukan dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan selama
dan setelah proses pembelajaran. Sumber belajar dipilah sesuai kebutuhan
peserta didik dan merupakan sumber belajaryang mudah digunakan, berbasis lingkungan, dan
mendukung pembelajaran yang kontekstial dan
menyenangkan.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara disusun
dalam bentuk sederhana dengan keterbacaan yang baik yang memuat tiga poin utama
dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas atau kegiatan
pembelajaran dan penilaian. Tujuan pembelajaran merupakan penerjemahan tujuan
capaian pembelajaran yang dapat terukur pencapaian dan keberhasilannya.
Kegiatan pembelajaran disusun dalam langkah-langkah aktivitas peserta didik
yang menarik dan menyiratkan model dan strategi pembelajaran yang kontekstual
dan menarik sesuai diferensiasi karakteristik peserta didik serta mampu
mengakomodir minat bakat peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran pun
diintegrasikan penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu,
dalam kegiatan pembelajaran disusun prediksi respon peserta didik sehingga
menjaga alur pembelajaran yang tetap terkondisikan dengan baik. Untuk penilaian
dilakukan selama proses pembelajaran dan pasca pembelajaran yang dirancang
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran baik dari dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Di akhir bagian RPP, terdapat kolom refleksi untuk
mengulas kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran untuk perbaikan
pembelajaran selanjutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana dokumen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebagai dokumen yang hidup dan dinamis.
C.
Asesmen Capaian Pembelajaran
Asesmen
hasil belajar peserta didik terdiri atas Asesmen hasil belajar oleh pendidik, Asesmen hasil belajar oleh
satuan pendidikan, dan Asesmen hasil belajar oleh pemerintah. Asesmen hasil
belajar oleh pendidik sebagai proses pengumpulan informasi dan data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang
bertujuan untuk:
1.
memantau proses pembelajaran,
2.
memetakan kemajuan belajar dan
penguasaan kompetensi,
3.
perbaikan atau pengayaan hasil
belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil
belajar,
4.
memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Konsep
asesmen otentik yang dilakukan mengukur dimensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Variasi bentuk asesmen akan lebih memperlihatkan kemampuan
peserta didik. Rubrik asesmen dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Materi pengayaan hanya diperuntukkan peserta didik yang telah
melampaui capaian pembelajaran dan bersifat optional. Sedangkan remedial
merupakan kegiatan wajib dilaksanakan sehingga pembelajaran tetap
berkelanjutan. Asesmen hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar didasarkan pada prinsip
asesmen. Dimana asesmen dilakukan mempertimbangkan karakteristik peserta didik pada setiap kelas
berdasarkan pada hasil proses pembelajaran dalam mencapai semua aspek
kompetensi yang tertera pada tujuan pembelajaran sehingga jelas kemampuan yang
akan diukur dengan prosedur dan kriteria yang jelas. Prosedur asesmen, kriteria
dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil asesmen dapat diakses oleh pihak
yang berkepentingan. Asesmen di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara bersifat
kontinuitas tidak tersekat per kelas,
sehingga hasil asesmen sebelumnya merupakan referensi untuk asesmen
kemudian. Sistem asesmen yang sistematis dan mengacu pada kriteria harus dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis, prosedur dan hasil akhirnya.
Lingkup asesmen
hasil belajar oleh pendidik mencakup
aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Adapun mekanisme asesmen
hasil belajar oleh pendidik meliputi:
1.
Rencana
strategi asesmen oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2.
Asesmen
Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar,
dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran pencapaian satu
atau lebih capaian pembelajaran.
3.
Asesmen
aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber informasi
utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas.
4.
Hasil
asesmen pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk deskripsi.
5.
Asesmen aspek pengetahuan dilakukan
melalui tes tertulis,
tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi
yang dinilai disampaikan dalam bentuk deskripsi.
6.
Asesmen
keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau
teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
7.
Hasil
asesmen pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam
bentuk angka dan/atau deskripsi.
Hasil
asesmen kemudian dilakukan analisis atau evaluasi hasil belajar. Evaluasi ini
bertujuan untuk menentukan ketercapaian pemahaman peserta didik terhadap tujuan
capaian pembelajaran dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Analisis untuk
pengetahuan juga dilakukan untuk menentukan umpan balik pasca penilaian
terhadap peserta didik, yaitu pelaksanaan program remedial dan pengayaan. Proses
evaluasi ini dilakukan
baik setelah peserta
didik mengerjakan post tes harian, penilaian harian,
penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester serta Asesmen akhir tahun.
Kriteria
kenaikan kelas setidak-tidaknya harus memenuhi kriteria, yaitu pertama,
keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, kedua, ketuntasan mata
pelajaran pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan, dan ketiga, penilaian
baik pada kompetensi sikap.
D.
Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Profesional
Pendampingan,
evaluasi, dan pengembangan profesional . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara
dilakukan secara internal oleh satuan pendidikan untuk memastikan pembelajaran
berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini
dikelola oleh Kepala Sekolah dan/atau guru yang dianggap sudah mampu untuk
melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional
dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara
berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.
Dalam
melakukan pendampingan dan pengembangan professional ditekankan pada prinsip
reflektif dan pengembangan diri bagi guru, serta menggunakan alat penilaian
yang jelas dan terukur. Proses pendampingan
dirancang sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau
guru yang
berkompetensi berdasarkan hasil
pengamatan atau evaluasi. Proses pendampingan dan pengembangan professional ini
dilakukan melalui;
a.
Program
Regular Supervisi Sekolah, yang dilakukan minimal satu bulan sekali oleh Kepala
Sekolah.
b.
Kegiatan
Kelompok Kerja Guru (KKG) . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara, yang
dilaksanakan sesuai program kerja KKG secara
reguler, seperti kegiatan mingguan untuk pendampingan penyusunan atau revisi
alur tujuan pembelajaran dan modul ajar. Kegiatan ini merupakan pendampingan
oleh Kepala Sekolah dan guru yang berkompetensi.
c.
Pelaksanaan in-house training (IHT) atau focus group discussion (FGD), dilakukan
minimal enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan mengundang narasumber
yang berkompeten dari beberapa perguruan tinggi yang telah bekerja sama,
instansi terkait dan praktisi pendidikan.
. SD Negeri
162 Bengkulu Utara Utara melakukan evaluasi kurikulum secara regular, yaitu
jangka pendek satu tahun sekali dan jangka panjang 4 tahun sekali dengan
mempertimbangkan perubahan yang terjadi baik perubahan kebijakan maupun update perkembangan terkini dalam proses
pembelajaran. Evaluasi kurikulum dilakukan berdasarkan hasil evaluasi
pembelajaran yang dilakukan secara reflektif, yaitu:
1. Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru
setelah pembelajaran berdasarkan catatan anekdotal selama proses pembelajaran,
penilaian dan refleksi ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi ini
digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran atau RPP pada hari berikutnya.
2. Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu unit
pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini digunakan untuk merefleksikan proses
belajar, ketercapaian tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian
terhadap proses belajar dan perangkat ajar, yaitu alur tujuan pembelajaran dan
modul ajar.
3. Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok team teaching) setelah satu semester
selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan hasil
asesmen peserta didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar peserta
didik.
4.
Evaluasi Per Tahun, merupakan
refleksi ketercapaian profil lulusan, tujuan
sekolah, misi dan visi sekolah.
Pelaksanaan
evaluasi kurikulum . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dilakukan oleh tim
pengembang kurikulum sekolah bersama kepala sekolah dan komite sekolah serta
pihak lainnya yang telah mengadakan kerja sama dengan sekolah. Evaluasi
dilaksanakan berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada evaluasi pembelajaran, hasil supervisi Kepala Sekolah,
laporan kegiatan Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta didik dan kuesioner
peserta didik dan orang tua. Informasi yang berimbang dan berdasarkan data
tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk semakin meningkatkan kualitas
pelayanan sekolah kepada peserta didik, peningkatan prestasi dan hubungan kerja
sama dengan pihak lain.
BAB IV
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
Rasional
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara
bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap
secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar
agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti
secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada
kebaikan (al-ḥanīfiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samḥah), (3)
akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta
(raḥmat li al-ālamīn).
Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian
diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.,
menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari
penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan
sosial, akidah, syari’at dan sejarah peradaban
Islam. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam menjaga diri dan
menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di masyarakat seperti
krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain-lain mempunyai
jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan
menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
peserta didik mampu menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia
sehingga tidak mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan
Tuhan, diri sendiri, sesama warga negara,
sesama
manusia, maupun alam semesta. Dengan konteks Indonesia pada abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang
mendalam tentang agama sangat dibutuhkan, terutama dalam menghormati dan
menghargai perbedaan. Pelajaran agama
tidak hanya membahas hubungan
manusia dengan Allah (ḥabl min Allāh),
namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia (ḥabl min al-nās) dan alam semesta. Untuk
itu, dibutuhkan pendekatan yang
beragam dalam proses belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga
diskusi- interaktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan
penemuan (inquiry and discovery learning),
proses belajar yang berpihak pada anak (student-centered
learning), proses belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran
berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project based learning),
dan proses belajar yang kolaboratif (collaborative
learning). Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya
keterampilan yang berharga seperti budaya berpikir
kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan menjadi peserta didik
yang kreatif. Melalui muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen
keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti antara lain al ;Quran dan
hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan sejarah peradaban Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan
terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar
sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-laḥdi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari
dirinya bagian dari penduduk dunia dengan
berkepribadian dan punya
kompetensi global, mandiri, kreatif,
kritis, dan bergotong royong.
B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti
Pada
praktiknya, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditujukan
untuk:
1.
memberikan bimbingan kepada peserta
didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang
dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;
2.
membentuk peserta didik agar menjadi
pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip agama Islam terkait akhlak
mulia, akidah yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah) berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan
perkembangan sejarah 48 peradaban Islam, serta menerapkannya dalam kehidupan
seharihari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri sendiri, sesama
warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3.
Membimbing peserta didik agar mampu
menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif
dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan;
4.
Mengkonstruksi kemampuan nalar
kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat sehingga berperilaku
moderat (wasaṫiyyah)
dan terhindar
dari
radikalisme ataupun liberalisme;
5.
Membimbing peserta didik agar
menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya
sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya
melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan
6.
Membentuk peserta didik yang
menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian dapat menguatkan
persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah
basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waṫaniyyah)
dengan
segenap
kebinekaan agama, suku dan
budayanya.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti
Pendidikan
Agama Islam dan
Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan
yang meliputi (1) Al- Qur’an-Hadis,
(2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam.
Elemen-Elemen
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
NO |
ELEMEN |
DISKRPSI ELEMEN |
1 |
Al-Qur’an dan Hadis |
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan
kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga
mengantar peserta didik dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual
serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari- hari. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al- Qur’an dan Hadis Nabi sebagai pedoman
hidup utama seorang muslim |
2 |
Akidah |
Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan
mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab
Allah, para Nabi dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir serta qadā’ dan qadr. Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat
hukum. |
3 |
Akhlak |
Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan
keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang
mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia
pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela (mażmūmah). Dengan memahami perbedaan
ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku
tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga
akan memahami pentingnya melatih (riyāḍah), disiplin (tahżīb) dan upaya sungguhsungguh dalam mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa
landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia
dan alam sekitarnya adalah cinta (maḥabbah).
Pendidikan Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai
sesama manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas
perbedaan agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus menjadi mahkota
yang masuk pada semua topik bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai keseluruhan konten dan
menjadi buah dari pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti . |
4 |
Fiqih |
Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan
aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau
hubungan dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah)
dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia (mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara
pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah dan mu‘āmalah. |
5 |
Sejarah Peradaban Islam |
Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup
manusia dalam membangun peradaban dari masa ke
masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam (SPI) menekankan pada
kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa lalu, menganalisa pelbagai macam
peristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para
generasi terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut,
peserta didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi permasalahan dan
menghindari dari terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan.
Aspek ini akan menjadi keteladanaan (‘ibrah)
dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan
fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban di zamannya. |
Capaian Pembelajaran Tiap Fase FASE A (Umumnya Kelas
1-2)
Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)
Pada akhir Fase A, pada elemen Al-Qur’an-Hadis peserta
didik dapat mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung,
dan mampu membaca surah-surah pendek AlQur’an dengan baik. Dalam elemen akidah,
peserta didik mengenal rukun iman, iman kepada Allah melalui nama-namanya yang
agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang diembannya. Pada
elemen akhlak, peserta didik
terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam
kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun
sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami
pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal
norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya
diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai
pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa
melaksanakan tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenalikekurangan diri
dan kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama
lain. Dalam elemen fikih, peserta didik dapat mengenal rukun Islam dan kalimah
51 syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir
dan berdoa setelah salat. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik
mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib diimani.
Fase A berdasarkan elemen
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Al-Qur’an dan Hadis |
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan
kemampuan mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung,
dan kemampuan membaca surahsurah pendek Al-Qur’an dengan baik. |
Akidah |
Peserta didik mengenal rukun iman kepada Allah melalui namanamanya yang agung
(asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang diembannya. |
Akhlak |
Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai
baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk
dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik
juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka
mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga
terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar
menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan
tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan
temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain. |
Fikih |
Peserta didik mampu mengenal rukun Islam dan kalimah
syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir
dan berdoa setelah salat. |
Sejarah Peradaban Islam |
Peserta didik mampu menceritakan secara sederhana
kisah beberapa nabi yang wajib diimani. |
FASE B (Umumnya Kelas 3-4)
Pada akhir fase B, peserta didik mampu membaca
Al-Qur’an dengan baik, dan mempraktikkannya dalam bacaan surah-surah pendek
Al-Qur’an. Peserta didik juga
mengenal definisi Al-Qur’an dan hadis secara sederhana
dan mampu menerapkan nilai- nilainya dalam kehidupan sehari-hari dalam
ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama
orang tua dan guru. Peserta didik juga mampu menjelaskan sifat-sifat wajib,
jaiz dan mustahil bagi Allah. Peserta didik juga memahami pentingnya cinta ilmu
dan pentingnya berpengetahuan luas dengan senang membaca. Peserta didik juga
mengenal para nabi dan rasul Allah Swt., dan kitab-kitab yang wajib diimani.
Peserta didik mulai memahami arti perbedaan dan penekanan kembali akan adanya
keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullâh) sehingga
memberikan pengalaman baru yang berharga untuk mereka. Peserta didik mulai
mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih
luas. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat
pribadinya dan memahami pentingnya pelaksanaan musyawarah untuk mencapai kesepakatan
tertentu serta pentingnya persatuan. Pada aspek ibadah, peserta didik mampu
melaksanakan salat fardu dan salat sunah rawatib serta puasa dengan baik, serta
mampu mempraktikkan ajaran memberi dalam lingkungan sosial yang beragam. Dalam
pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan kisah-kisah
beberapa nabi serta masa remaja Nabi Muhammad saw. hingga beliau diutus menjadi
rasul dan membangun Kota Madinah.
Fase B berdasarkan elemen
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Al-Qur’an dan Hadis |
Peserta didik mampu membaca surah-surah pendek atau
ayat Al Qur’an dan menjelaskan pesan pokoknya dengan baik. Peserta didik
mengenal hadis tentang kewajiban salat dan menjaga hubungan baik dengan sesama serta mampu menerapkan dalam kehidupan
seharihari. |
Akidah |
Peserta didik memahami sifat-sifat bagi Allah,
beberapa asmaulhusna, mengenal kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul Allah
yang wajib diimani. |
Akhlak |
Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan
berbakti kepada orang tua dan guru, dan menyampaikan ungkapan-ungkapan
positif (kalimah ṫayyibah)
dalam keseharian.
Peserta
didik memahami
arti keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullāh). Peserta didik mengenal
norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas,
percaya diri mengungkapkan pendapat pribadi, memahami pentingnya musyawarah
untuk mencapai kesepakatan dan pentingnya persatuan. |
Fikih |
Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan
puasa, salat jumat dan salat sunah dengan baik, memahami konsep balig dan
tanggung jawab yang menyertainya (taklīf). |
Sejarah
Peradaban Islam |
Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu
menceritakan kondisi Arab pra Islam, masa
kanak-kanak dan remaja Nabi Muhammad saw. hingga diutus
menjadi rasul, berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah. |
2.CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD/MI/PROGRAM PAKET A, PADA KURIKULUM MERDEKA
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
PANCASILA
A.
RASIONAL
Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila sesuai tujuan
pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat, dan keadilan
adalah nilai-nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi nama Pancasila, sehingga
menjadi landasan filosofis bagi pengembangan seluruh
aturan di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud
dalam setiap sikap
dan perbuatan segenap warga
negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan
perbuatan tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan
yang adil makmur sebagaimana cita-cita
kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal cita-cita
bangsa tersebut masih jauh dari terwujud
walaupun negara Indonesia telah menempuh perjalanan lebih dari tiga perempat abad. Masih banyak
tantangan yang harus diatasi baik dalam kehidupan
bermasyarakat maupun berbangsa
dan bernegara.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga negara
perlu diarahkan menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and
good citizen), sehingga dapat memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki
kepribadian Indonesia, memiliki
rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air. Dengan demikian, warga negara Indonesia
dapat melaksanakan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, juga turut
aktif membentengi masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia dari berbagai
ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan yang akan merusak
ketahanan bangsa dan negara Indonesia.
Pendidikan Pancasila memuat
nilai-nilai karakter Pancasila yang ditumbuhkembangkan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila berisi elemen:
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal
Ika, dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa perlu dilakukan perbaikan secara konten
maupun proses pembelajaran pada mata
pelajaran Pendidikan Pancasila yang di dalamnya terkandung penumbuhkembangan karakter, literasi-numerasi, dan kecakapan abad
21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila akan
menghasilkan warganegara yang mampu
berpikir global (think globally)
dengan cara-cara bertindak lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dan identitas bangsa.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai
kedudukan strategis dalam upaya
menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai
dengan Pancasila kepada setiap warga negara, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai bintang penuntun untuk mencapai Indonesia
emas.
B.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila, peserta didik mampu:
1.
Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai negara dan lingkungannya untuk
mewujudkan persatuan dan keadilan
sosial;
2.
Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara,
ideologi, dan pandangan hidup bangsa,
serta mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
3.
Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
di tengah-tengah masyarakat global;
4.
Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa
Indonesia yang berbineka, serta mampu
bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis
kelamin, SARA (Suku Agama, Ras, Antargolongan), status sosial- ekonomi,
dan penyandang disabilitas;
5.
Menganalisis karakteristik bangsa
Indonesia dan kearifan
lokal masyarakat sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga
lingkungan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta berperan aktif dalam kancah global.
C.
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PANCASILA
1.
Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan dengan untuk mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
dalam rangka membangun peradaban bangsa Indonesia;
2.
Wahana edukatif dalam
pengembangan peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat
Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3.
Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong,
kekeluargaan, dan keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal
Ika;
4.
Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk
menjadi warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang menekankan harmonisasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
5.
Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik untuk menjadi
pemimpin bangsa dan negara Indonesia
di masa depan yang amanah, jujur, cerdas,
dan bertanggung jawab.
D.
ELEMEN PENDIDIKAN PANCASILA
Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta cakupan/substansinya, sebagai berikut:
No |
Elemen |
Deskripsi Elemen |
1. |
Pancasila |
Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa. Mengkaji nilai-nilai Pancasila, proses perumusan Pancasila, implementasi Pancasila dari masa ke masa, serta reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam
kehidupan sehari-hari. Penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan keseharian. Penerapan nilai-nilai Pancasila secara kolektif dalam beragam kegiatan kelompok dengan membangun kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Mengembangkan potensi sebagai
kualitas personal yang bermanfaat dalam
kehidupannya, memberi bantuan
yang dianggap penting
dan berharga kepada
orang-orang yang membutuhkan di masyarakat yang lebih luas dalam konteks
Indonesia dan kehidupan global. |
2. |
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 |
Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma yang berlaku mulai dari lingkup terkecil (keluarga, dan masyarakat) sampai pada lingkup
negara dan global sehingga dapat mengetahui dan mempraktikkan hak dan kewajibannya baik sebagai manusia, bangsa Indonesia maupun
sebagai warga negara
Indonesia dan dunia,
termasuk menyuarakan secara
kritis terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Mempraktikkan sistem musyawarah dari lingkup kelas,
sekolah, dan keluarga. Menyadari dan menjadikan musyawarah sebagai pilihan
penting dalam mengambil keputusan, menjaga persatuan, dan kehidupan yang demokratis. Peserta
didik dapat menganalisis konstitusi, hubungan antarregulasi yang berlaku sehingga segala peraturan perundang-undangan dapat
diterapkan secara kontekstual dan aktual. |
No |
Elemen |
Deskripsi Elemen |
3. |
Bhinneka |
Mengenali dan menunjukkan rasa bangga |
|
Tunggal Ika |
terhadap jati dirinya sebagai anak Indonesia yang |
|
|
berlandaskan Pancasila, sikap
hormat kepada |
|
|
bangsa yang beragam, serta memahami
dirinya |
|
|
menjadi bagian dari warga
negara dunia. Peserta |
|
|
didik dapat menanggapi secara
memadai terhadap |
|
|
kondisi dan keadaan yang
ada di lingkungan dan |
|
|
masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan |
|
|
keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga |
|
|
menerima adanya kebinekaan bangsa Indonesia, |
|
|
baik dari segi suku, ras,
bahasa,
agama
dan |
|
|
kelompok sosial. Terhadap kebinekaan tersebut, |
|
|
peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari |
|
|
bahwa dirinya setara yang
lain, sehingga ia tidak |
|
|
membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA. |
|
|
Terhadap kebinekaan itu, peserta
didik juga dapat |
|
|
memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan, |
|
|
toleransi dan cinta damai
sebagai bagian dari
jati |
|
|
diri bangsa yang perlu
dilestarikan. Peserta didik |
|
|
secara aktif mempromosikan kebinekaan, |
|
|
mempertautkan kearifan lokal
dengan budaya |
|
|
global, serta mendahulukan produk
dalam negeri. |
4. |
Negara Kesatuan |
Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal, |
|
Republik |
mengenali bahwa dirinya adalah bagian dari |
|
Indonesia |
lingkungan sekitarnya, sehingga muncul |
|
|
kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitarnya |
|
|
agar tetap nyaman dihuni. Bermula dari |
|
|
kepedulian untuk mempertahankan lingkungan |
|
|
sekitarnya yang nyaman tersebut, peserta
didik |
|
|
dapat mengembangkan ke dalam
skala yang lebih |
|
|
besar, yaitu negara, sehingga dapat
berperan |
|
|
dalam mempertahankan keutuhan wilayah
Negara |
|
|
Kesatuan Republik Indonesia dengan
menumbuh |
|
|
kembangkan jiwa kebangsaan akan hak dan |
|
|
kewajiban bela negara sebagai suatu kehormatan |
|
|
dan kebanggaan.Peserta didik
dapat
mengkaji |
|
|
secara nalar dan kritis
sebagai bagian dari
sistem |
|
|
keamanan dan pertahanan Negara Kesatuan |
|
|
Republik Indonesia, serta berperan aktif
dalam |
|
|
kancah global. |
E.
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA SETIAP FASE
1.
FASE A (umumnya kelas 1 dan 2 SD/MI/Program Paket A) Pada fase ini, peserta didik mampu:
Mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila
Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila;
mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara simbol dan sila dalam lambang negara Garuda
Pancasila; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah; mengenal
aturan di lingkungan keluarga dan sekola;
menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga
dan sekolah; menunjukkan perilaku mematuhi aturan di keluarga
dan sekolah.
Menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobinya; menyebutkan identitas
diri (fisik dan non fisik) keluarga
dan teman-temannya di lingkungan rumah dan di sekolah; menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun nonfisik
(contoh: miskin, kaya, dll) keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan sekolah.
Mengidentifikasi dan menceritakan bentuk kerja sama dalam keberagaman di lingkungan keluarga dan
sekolah; mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga dan sekolah,
sebagai bagian tidak terpisahkan
dari wilayah NKRI; dan menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di lingkungan keluarga
dan sekolah.
Capaian Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Pancasila |
Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan simbol
dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara
Garuda Pancasila. Peserta
didik mampu mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara simbol dan sila dalam lambang negara
Garuda Pancasila. Peserta
didik mampu menerapkan nilai- nilai Pancasila di lingkungan keluarga
dan sekolah |
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 |
Peserta didik mampu mengenal
aturan di lingkungan keluarga dan sekolah. Peserta didik mampu menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga
dan sekolah. Peserta
didik mampu menunjukkan perilaku mematuhi aturan
di keluarga dan sekolah. |
Bhinneka Tunggal Ika |
Peserta didik mampu menyebutkan identitas dirinya sesuai
dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobinya. Peserta
didik mampu menyebutkan identitas diri (fisik
dan non fisik)
keluarga dan teman-
temannya di lingkungan rumah dan di sekolah. Peserta didik mampu menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik (contoh
: warna kulit,
jenis rambut, dll) maupun nonfisik (contoh : miskin,
kaya, dll) keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan sekolah. |
Negara Kesatuan Republik Indonesia |
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menceritakan bentuk
kerja sama dalam keberagaman di lingkungan keluarga
dan sekolah. Peserta
didik mampu mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
|
wilayah NKRI. Peserta didik mampu menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga
lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di lingkungan keluarga dan sekolah. |
2.
FASE B (umumnya kelas 3 dan 4 SD/MI/Program Paket A) Pada fase ini, peserta didik mampu:
Memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila
serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; menerapkan nilai-nilai
Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat; mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat tinggal
serta melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan guru; mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan kewajiban
sebagai anggota keluarga
dan sebagai warga sekolah; dan melaksanakan kewajiban
dan hak sebagai anggota keluarga
dan sebagai warga sekolah.
Menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, minat,
dan perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas
diri (fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya; menghargai
perbedaan karakteristik baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik
(contoh : miskin, kaya, dll) orang di lingkungan sekitar; menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial
budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika; mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial
budaya di lingkungan sekitar; memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai
bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; dan
menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai
bentuk keberagaman suku bangsa, sosial,
dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan
dan kesatuan.
Capaian Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Pancasila |
Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna
sila-sila Pancasila serta
menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam
kehidupan sehari- hari sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta
didik. Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. |
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun |
Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat tinggal
serta melaksanakannya dengan bimbingan orang
tua dan guru. Peserta didik mampu |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
1945 |
mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga
dan sebagai warga sekolah. Peserta
didik melaksanakan kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga dan sebagai warga sekolah. |
Bhinneka Tunggal Ika |
Peserta didik mampu menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai
budaya, minat, dan perilakunya. Peserta
didik mampu mengenali dan menyebutkan
identitas diri (fisik dan non-fisik) orang
di lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu
menghargai perbedaan karakteristik baik fisik (contoh :
warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh
: miskin, kaya,
dll) orang di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu
menghargai kebinekaan suku
bangsa, sosial budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. |
Negara Kesatuan Republik Indonesia |
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan berbagai
bentuk keberagaman suku bangsa, sosial
budaya di lingkungan sekitar. Peserta didik
mampu memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai
bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik
mampu menampilkan sikap
kerja sama dalam
berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan
budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan. |
3.
FASE C (umumnya kelas 5 dan 6 SD/MI/Program Paket A) Pada fase ini, peserta didik mampu:
Memahami dan menyajikan hubungan antarsila dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh;
mengidentifikasi dan menyajikan makna
nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara; menerapkan nilai-nilai
Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat; menganalisis dan menyajikan hasil analisis bentuk-bentuk sederhana norma, aturan,
hak, dan kewajiban dalam kedudukannya
sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; menganalisis secara sederhana dan menyajikan hasil analisis pelaksanaan norma, aturan,
hak, dan kewajiban sebagai anggota
keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga, warga sekolah,
dan bagian dari masyarakat;
dan mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan bersama serta menaatinya dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan di sekolah.
Menganalisis, menyajikan hasil analisis, menghormati, menjaga, dan melestarikan keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika di lingkungan sekitarnya; mengenal wilayahnya dalam
konteks kabupaten/kota,
provinsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; dan membangun kebersamaan, persatuan, dan
berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar.
Capaian Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Pancasila |
Peserta didik mampu memahami dan menyajikan hubungan antarsila dalam Pancasila
sebagai suatu kesatuan yang utuh. Peserta
didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan makna
nilai-nilai Pancasila sebagai
pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Peserta
didik mampu menerapkan nilai- nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. |
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 |
Peserta didik mampu menganalisis dan menyajikan hasil
analisis bentuk-bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai
anggota keluarga, warga
sekolah, dan bagian
dari masyarakat. Peserta
didik mampu menganalisis secara sederhana dan menyajikan hasil analisis pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban sebagai
anggota keluarga, dan warga sekolah. Peserta didik melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga, warga sekolah,
dan bagian dari masyarakat. Peserta
didik mampu mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan bersama
serta menaatinya dalam
kehidupan sehari-hari di keluarga dan di sekolah. |
Bhinneka Tunggal Ika |
Peserta didik mampu menganalisis, menyajikan hasil analisis, menghormati, menjaga, dan melestarikan keragaman budaya dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekitarnya. |
Negara Kesatuan Republik Indonesia |
Peserta didik mampu mengenal
wilayahnya dalam konteks
kabupaten/kota, provinsi sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik
mampu membangun kebersamaan, persatuan, dan berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar. |
3.CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD/MI/PROGRAM PAKET A, PADA KURIKULUM MERDEKA
I.1
CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
A.
Rasional Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir
merupakan fondasi dari kemampuan
literasi. Semua bidang kajian, bidang
kehidupan, dan tujuan-tujuan
sosial menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan
demikian, pembelajaran bahasa Indonesia merupakan
pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan
berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia. Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam
pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa,
menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait
dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki
tipe teks yang didasarkan
pada alur pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir
yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang
hayat.
Model utama yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia adalah pedagogi
genre. Model ini memiliki empat tahapan, yaitu: penjelasan untuk
membangun konteks (explaining, building
the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction). Di samping pedagogi
genre, pembelajaran bahasa
Indonesia dapat dikembangkan dengan model-model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu. Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia akan membentuk pribadi
Pancasila yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
berpikir kritis, mandiri,
kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Rasional sebagaimana diuraikan di atas dapat dipaparkan pada gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1: Rasional Pembelajaran Bahasa Indonesia
B.
Tujuan Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk
membantu peserta didik mengembangkan:
1.
akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;
2.
sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia;
3.
kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal
(lisan, tulis, visual, audio, audiovisual) untuk berbagai tujuan
(genre) dan konteks;
4.
kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar
kritis- kreatif) dalam belajar dan bekerja;
5.
kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang
cakap, mandiri, bergotong
royong, dan bertanggung jawab;
6.
kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan
7.
kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia
dan dunia yang demokratis dan berkeadilan.
C.
Karakteristik Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk
belajar dan bekerja karena berfokus
pada kemampuan literasi (berbahasa dan
berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia
membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai literasi
digital dan informasional. Pembelajaran Bahasa
Indonesia membina dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan literasi
dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung
keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia membentuk
keterampilan berbahasa reseptif
(menyimak, membaca dan memirsa) dan keterampilan berbahasa
produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar
pada tiga hal yang saling
berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik,
yaitu bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan memahami,
mengapresiasi, menanggapi,
menganalisis, dan mencipta karya sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan
membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan
literasi tinggi dan berkarakter Pancasila.
1.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan
reseptif (menyimak, membaca dan
memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis).
2.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan
pendekatan berbasis
genre melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan,
tulis, visual, audio, audiovisual). Model pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu:
penjelasan untuk membangun konteks
(explaining, building
the context), pemodelan
(modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction); serta kegiatan yang mendorong peserta
didik untuk berpikir
kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses
pembelajaran.
3.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:
a.
kecakapan hidup peserta
didik dalam mengelola
diri dan lingkungan;
b.
kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungan alam, sosial, dan budaya.
Area Pembelajaran |
Kemampuan |
Sub-kemampuan |
Bahasa |
Reseptif |
Menyimak |
Membaca dan memirsa |
||
Produktif |
Berbicara dan mempresentasikan |
|
Menulis |
Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan
sebagai berikut.
Elemen |
Deskripsi |
Menyimak |
Menyimak adalah kemampuan peserta
didik menerima, memahami, dan memaknai informasi yang didengar dengan
sikap yang baik agar
dapat menanggapi mitra tutur. Proses
yang terjadi dalam menyimak mencakup
kegiatan seperti mendengarkan dengan konsentrasi, mengidentifikasi, memahami pendapat, menginterpretasi tuturan bahasa, dan memaknainya berdasarkan konteks
yang melatari tuturan tersebut. Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa,
sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna,
dan metakognisi. |
Membaca dan Memirsa |
Membaca adalah kemampuan peserta
didik untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Memirsa merupakan kemampuan peserta didik
untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian cetak, visual dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Komponen- komponen yang dapat dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan
terhadap fonem, huruf,
sistem isyarat, kosakata,
struktur bahasa (tata bahasa), makna,
dan metakognisi. |
Elemen |
Deskripsi |
Berbicara dan Mempresen- tasikan |
Berbicara adalah kemampuan peserta
didik untuk menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam
bentuk lisan dengan
santun. Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan
atau tanggapan secara
fasih, akurat, bertanggung jawab, mengajukan dan/atau menanggapi pertanyaan/pernyataan , dan/atau menyampaikan perasaan secara
lisan sesuai konteks
dengan cara yang komunikatif dan santun melalui
beragam media (visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi. |
Menulis |
Menulis adalah kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam
bentuk tulis secara
fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menulis di antaranya penggunaan ejaan, kosakata, kalimat, paragraf, struktur bahasa
, makna, dan metakognisi dalam
beragam jenis teks. |
D.
Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Setiap Fase
1.
Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan
dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar
secara santun. Peserta
didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai
kegiatan berbahasa dan
bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan
dengan sikap yang baik menggunakan kata-kata yang dikenalinya sehari- hari.
Fase
A Berdasarkan Elemen.
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Menyimak |
Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar yang
penuh perhatian. Peserta
didik menunjukkan minat pada tuturan
yang didengar serta
mampu memahami pesan
lisan dan informasi dari media audio,
teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), instruksi lisan, dan percakapan yang berkaitan dengan
tujuan berkomunikasi. |
Membaca dan Memirsa |
Peserta didik mampu bersikap
menjadi pembaca dan pemirsa yang menunjukkan minat
terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta
didik mampu membaca
kata-kata yang dikenalinya sehari-hari dengan fasih.
Peserta didik mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang
diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak.
Peserta didik mampu memaknai kosakata
baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan
bantuan ilustrasi. |
Berbicara dan Mempresentasikan |
Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang
beragam topik yang dikenali menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks.
Peserta didik mampu
merespons dengan bertanya
tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman,
guru, dan orang dewasa) dengan
baik dan santun
dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan atau tanpa bantuan
gambar/ilustrasi. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu isi informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan. |
Menulis |
Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan menulis permulaan dengan benar (cara memegang alat
tulis, jarak mata dengan buku,
menebalkan garis/huruf, dll.) di atas kertas
dan/atau melalui media digital. Peserta
didik mengembangkan tulisan
tangan yang semakin
baik. Peserta didik mampu menulis teks deskripsi dengan
beberapa kalimat sederhana, menulis teks rekon tentang pengalaman diri, menulis
kembali narasi berdasarkan teks fiksi yang dibaca atau didengar, menulis
teks prosedur tentang
kehidupan sehari-hari, dan menulis teks eksposisi tentang
kehidupan sehari- hari. |
2.
Fase B (Umumnya
untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Peserta
didik memiliki kemampuan
berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa
tentang hal-hal menarik di lingkungan sekitarnya. Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks, mampu memahami dan menyampaikan gagasan dari teks informatif, serta mampu
mengungkapkan gagasan dalam kerja kelompok
dan diskusi, serta memaparkan pendapatnya secara lisan dan tertulis. Peserta
didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai
kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta
didik mampu membaca dengan fasih dan lancar.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Menyimak |
Peserta didik mampu memahami ide
pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio,
teks aural (teks
yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media
audio. |
Membaca dan Memirsa |
Peserta didik mampu memahami
pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak
dalam bentuk cetak atau elektronik. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf
yang telah dikenalinya dengan fasih. Peserta
didik mampu memahami
ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif. Peserta didik mampu
menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita
pada teks narasi.
Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca
atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik. |
Berbicara dan Mempresentasikan |
Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap
tubuh/gestur yang santun,
menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai
konteks. Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan
aktif. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan
dalam suatu percakapan dan diskusi dengan
mematuhi tata caranya. Peserta didik mampu
menceritakan kembali suatu
informasi yang dibaca
atau didengar dari teks narasi
dengan topik yang beraneka ragam. |
Menulis |
Peserta didik mampu menulis
teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat
yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang
beragam. Peserta didik terampil menulis
tegak bersambung. |
3.
Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir fase C, peserta didik memiliki kemampuan
berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks sosial. Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks, mampu memahami,
mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan dari paparan lisan dan tulis tentang
topik yang dikenali
dalam teks narasi
dan informatif.
Peserta didik mampu menanggapi dan mempresentasikan informasi
yang dipaparkan; berpartisipasi aktif dalam diskusi;
menuliskan tanggapannya terhadap
bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya;
menulis teks untuk menyampaikan
pengamatan dan pengalamannya dengan
lebih terstruktur. Peserta
didik memiliki kebiasaan
membaca untuk hiburan,
menambah pengetahuan, dan keterampilan.
Fase C Berdasarkan Elemen.
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Menyimak |
Peserta didik mampu menganalisis informasi berupa fakta, prosedur dengan
mengidentifikasikan ciri objek dan urutan
proses kejadian dan nilai-nilai dari berbagai jenis
teks informatif dan fiksi yang disajikan dalam
bentuk lisan, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar) dan audio. |
Membaca dan Memirsa |
Peserta didik mampu membaca
kata-kata dengan berbagai pola kombinasi huruf dengan fasih dan indah serta memahami
informasi dan kosakata
baru yang memiliki makna denotatif, literal,
konotatif, dan kiasan untuk mengidentifikasi objek,
fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu mengidentifikasi ide pokok dari teks deskripsi, narasi dan eksposisi, serta nilai-nilai yang terkandung dalam
teks sastra (prosa
dan pantun, puisi)
dari teks dan/atau audiovisual. |
Berbicara dan Mempresentasikan |
Peserta didik mampu menyampaikan
informasi secara lisan untuk
tujuan menghibur dan meyakinkan mitra tutur sesuai
kaidah dan konteks. Menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan; pilihan
kata yang tepat
sesuai dengan norma budaya; menyampaikan informasi dengan fasih
dan santun. Peserta
didik menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri
dan orang lain) secara indah dan menarik
dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosakata secara kreatif. Peserta didik mempresentasikan gagasan, hasil pengamatan, dan pengalaman dengan
logis, sistematis, efektif, kreatif, dan kritis;
mempresentasikan imajinasi secara
kreatif. |
Menulis |
Peserta didik mampu menulis
teks eksplanasi, laporan, dan eksposisi persuasif dari gagasan, hasil
pengamatan, pengalaman, dan imajinasi; menjelaskan hubungan kausalitas, serta menuangkan hasil pengamatan untuk meyakinkan pembaca.
Peserta didik mampu
menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk
menulis teks sesuai dengan konteks
dan norma budaya;
menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan. Peserta didik menyampaikan perasaan
berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri
dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
|
dengan penggunaan kosakata
secara kreatif. |
CAPAIAN
PEMBELAJARAN UNTUK SD/MI/PROGRAM PAKET A, PADA KURIKULUM
MERDEKA
4.CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN
MATEMATIKA
A.
Rasional Mata Pelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu
atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis yang sangat dibutuhkan manusia
untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin
ilmu dan memajukan
daya pikir manusia. Matematika
dipandang sebagai materi pembelajaran yang harus
dipahami sekaligus sebagai
alat konseptual untuk mengonstruksi
dan merekonstruksi materi tersebut, mengasah, dan melatih kecakapan berpikir
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Belajar
matematika dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut
diperlukan agar pembelajar memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat kompetitif.
Mata Pelajaran Matematika membekali
peserta didik tentang
cara berpikir, bernalar,
dan berlogika melalui
aktivitas mental tertentu
yang membentuk alur berpikir berkesinambungan dan berujung pada pembentukan alur pemahaman terhadap
materi pembelajaran matematika berupa
fakta, konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan solusi matematis tertentu yang bersifat formal-universal.
Proses mental tersebut dapat memperkuat disposisi peserta didik untuk merasakan makna dan manfaat matematika dan
belajar matematika serta nilai- nilai moral dalam belajar
Mata Pelajaran Matematika, meliputi kebebasan, kemahiran, penaksiran, keakuratan, kesistematisan, kerasionalan, kesabaran,
kemandirian, kedisiplinan, ketekunan, ketangguhan, kepercayaan diri, keterbukaan pikiran, dan
kreativitas. Dengan demikian relevansinya dengan profil pelajar Pancasila, Mata Pelajaran Matematika ditujukan untuk mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar
kritis, dan kreativitas peserta didik. Adapun materi pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika di setiap jenjang
pendidikan dikemas melalui bidang kajian
Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, Analisis Data dan Peluang, dan Kalkulus (sebagai
pilihan untuk kelas XI dan XII).
B.
Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Mata Pelajaran Matematika bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat:
1.
memahami materi
pembelajaran matematika berupa
fakta, konsep, prinsip,
operasi, dan relasi
matematis dan mengaplikasikannya secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah
matematis (pemahaman matematis
dan kecakapan prosedural),
2.
menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematis dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan
dan pernyataan matematika (penalaran dan pembuktian
matematis),
3.
memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang
model matematis, menyelesaikan
model atau menafsirkan solusi yang diperoleh
(pemecahan masalah matematis).
4.
mengomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,
serta menyajikan suatu situasi
ke dalam simbol atau model matematis (komunikasi dan representasi matematis),
5.
mengaitkan materi
pembelajaran matematika berupa
fakta, konsep, prinsip,
operasi, dan relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan (koneksi
matematis), dan
6.
memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
kreatif, sabar, mandiri,
tekun, terbuka, tangguh,
ulet, dan percaya
diri dalam pemecahan masalah (disposisi matematis).
C.
Karakteristik Mata Pelajaran Matematika
Mata Pelajaran Matematika diorganisasikan dalam lingkup lima
elemen konten (dengan tambahan 1 elemen sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII) dan lima elemen proses.
1.
Elemen konten dalam Mata
Pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa
matematika sebagai materi
pembelajaran (subject matter) yang harus dipahami
peserta didik. Pemahaman
matematis terkait
erat dengan pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika
berupa fakta, konsep, prinsip, operasi,
dan relasi yang bersifat formal-universal.
Elemen |
Deskripsi |
Bilangan |
Bidang kajian Bilangan
membahas tentang angka sebagai simbol
bilangan, konsep bilangan, operasi hitung bilangan, dan relasi antara
berbagai operasi hitung
bilangan dalam subelemen representasi visual, sifat
urutan, dan operasi |
Aljabar |
Bidang kajian Aljabar
membahas tentang aljabar
non- formal dalam bentuk simbol
gambar sampai dengan
aljabar formal dalam bentuk simbol
huruf yang mewakili bilangan tertentu dalam
subelemen persamaan dan pertidaksamaan, relasi
dan pola bilangan, serta rasio dan proporsi. |
Pengukuran |
Bidang kajian Pengukuran membahas tentang besaran- besaran pengukuran, cara mengukur besaran
tertentu, dan membuktikan prinsip atau teorema terkait besaran tertentu dalam
subelemen pengukuran besaran
geometris dan non-geometris. |
Geometri |
Bidang kajian Geometri membahas tentang berbagai bentuk bangun datar
dan bangun ruang baik dalam kajian Euclides maupun
Non-Euclides serta ciri-
cirinya dalam subelemen geometri datar dan geometri ruang. |
Analisis Data dan Peluang |
Bidang kajian Analisis
Data dan Peluang
membahas tentang pengertian data, jenis-jenis data, pengolahan data dalam berbagai bentuk representasi, dan analisis data kuantitatif terkait pemusatan
dan penyebaran data serta peluang
munculnya suatu data
atau kejadian tertentu dalam subelemen data dan representasinya, serta ketidakpastian dan peluang. |
Kalkulus (sebagai pilihan
untuk kelas XI dan
XII) |
Bidang kajian Kalkulus membahas tentang laju perubahan sesaat
dari suatu fungsi kontinu, dan mencakup topik limit,
diferensial, dan integral, serta penggunaannya. |
2.
Elemen proses dalam mata
pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa matematika sebagai
alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi pembelajaran matematika berupa aktivitas mental
yang membentuk alur berpikir dan alur pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapan- kecakapan.
Elemen |
Deskripsi |
Penalaran dan Pembuktian Matematis |
Penalaran terkait dengan
proses penggunaan pola hubungan dalam menganalisis situasi
untuk menyusun serta menyelidiki praduga.
Pembuktian matematis
terkait proses membuktikan kebenaran suatu prinsip,
rumus, atau teorema
tertentu. |
Pemecahan Masalah Matematis |
Pemecahan masalah matematis terkait dengan proses
penyelesaian masalah matematis atau masalah sehari-
hari dengan cara menerapkan dan mengadaptasi berbagai strategi yang efektif. Proses ini juga mencakup konstruksi dan rekonstruksi pemahaman matematika melalui pemecahan masalah. |
Komunikasi |
Komunikasi matematis terkait
dengan pembentukan alur pemahaman materi
pembelajaran matematika melalui
cara mengomunikasikan pemikiran matematis menggunakan bahasa
matematis yang tepat. Komunikasi matematis juga mencakup proses
menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis orang
lain. |
Representasi Matematis |
Representasi matematis terkait
dengan proses membuat
dan menggunakan simbol,
tabel, diagram, atau bentuk lain untuk mengomunikasikan gagasan dan pemodelan matematika. Proses ini juga mencakup fleksibilitas dalam mengubah
dari satu bentuk
representasi ke bentuk
representasi lainnya, dan memilih representasi yang paling sesuai untuk memecahkan masalah. |
Koneksi Matematis |
Koneksi matematis terkait dengan proses mengaitkan antar
materi pembelajaran matematika pada suatu bidang
kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan. |
D. Capaian Pembelajaran Matematika Setiap Fase
1.
Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A) Pada akhir fase A, peserta
didik dapat menunjukkan pemahaman dan memiliki
intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 100, termasuk melakukan
komposisi (menyusun) dan dekomposisi (mengurai) bilangan tersebut. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 20, dan dapat memahami pecahan setengah dan seperempat. Mereka dapat mengenali, meniru, dan melanjutkan pola-pola bukan bilangan. Mereka dapat membandingkan panjang,
berat, dan durasi waktu, serta mengestimasi panjang
menggunakan satuan tidak baku.
Peserta didik dapat mengenal
berbagai bangun datar dan bangun ruang, serta
dapat menyusun dan mengurai bangun
datar. Mereka dapat menentukan posisi benda terhadap benda lain.
Peserta didik dapat
mengurutkan, menyortir, mengelompokkan, membandingkan,
dan menyajikan data menggunakan turus dan piktogram paling banyak 4 kategori.
Fase
A Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Bilangan |
Pada akhir fase A, peserta didik
menunjukkan pemahaman dan memiliki intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan cacah
sampai 100, mereka
dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat,
membandingkan, mengurutkan, serta
melakukan komposisi (menyusun) dan dekomposisi (mengurai) bilangan. Peserta didik dapat melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan menggunakan benda-benda konkret yang
banyaknya sampai 20. Peserta didik menunjukkan pemahaman pecahan sebagai bagian
dari keseluruhan melalui
konteks membagi sebuah
benda atau kumpulan benda sama banyak,
pecahan yang diperkenalkan adalah setengah dan seperempat. |
Aljabar |
Pada akhir Fase A, peserta didik dapat menunjukan pemahaman makna simbol
matematika "=" dalam suatu kalimat matematika yang terkait
dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah sampai 20 menggunakan gambar.
Contoh: Peserta didik dapat
mengenali, meniru, dan melanjutkan pola
bukan bilangan (misalnya, gambar, warna, suara) |
Pengukuran |
Pada akhir Fase A, peserta didik
dapat membandingkan panjang dan berat benda
secara langsung, dan membandingkan
durasi waktu. Mereka dapat mengukur dan
mengestimasi panjang benda menggunakan satuan tidak baku. |
Geometri |
Pada akhir Fase A, peserta didik
dapat mengenal berbagai bangun datar (segitiga,
segiempat, segibanyak, lingkaran) dan bangun ruang
(balok, kubus, kerucut,
dan bola). Mereka
dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) suatu bangun datar
(segitiga, segiempat, dan segibanyak). Peserta
didik juga dapat
menentukan posisi benda
terhadap benda lain (kanan, kiri,
depan belakang). |
Analisis Data dan Peluang |
Pada akhir fase A, peserta didik
dapat mengurutkan, menyortir, mengelompokkan, membandingkan, dan menyajikan data dari banyak
benda dengan menggunakan turus dan piktogram paling banyak 4 kategori. |
2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Pada akhir fase B, peserta
didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai
10.000. Mereka
dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan
cacah, dapat mengisi nilai yang belum diketahui
dalam sebuah kalimat
matematika, dan dapat mengidentifikasi, meniru,
dan mengembangkan pola gambar
atau obyek sederhana dan pola bilangan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah sampai
100. Mereka dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor, masalah
berkaitan dengan uang menggunakan ribuan
sebagai satuan. Mereka
dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan, serta dapat mengenali
pecahan senilai. Mereka dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan
desimal, dan dapat
menghubungkan pecahan desimal
dan perseratusan dengan persen.
Peserta didik dapat mengukur
panjang dan berat benda menggunakan satuan baku, dan dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang. Mereka dapat mengukur
dan mengestimasi luas dan
volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
Peserta didik dapat
mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun
datar dan dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar
dengan satu cara atau lebih jika memungkinkan.
Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk
tabel, diagram gambar,
piktogram, dan diagram
batang (skala satu satuan).
Fase
B Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Bilangan |
Pada akhir fase B, peserta didik
menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah
sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai
tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan
uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai
1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol
matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan
pembilang satu (misalnya, 1 , 1 , 1) 2 3 4 dan antar-pecahan dengan penyebut yang
sama (misalnya, 2 , 4 , 7). Mereka dapat mengenali pecahan 8 8 8 senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat
menyatakan pecahan desimal
persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan
desimal perseratusan dengan
konsep persen. |
Aljabar |
Pada akhir Fase B, peserta didik
dapat mengisi nilai yang belum
diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan cacah sampai
100 (contoh: 10 + … = 19,
19 - … = 10 ) Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek
sederhana dan pola bilangan
membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah
sampai 100. |
Pengukuran |
Pada akhir Fase B, peserta didik
dapat mengukur panjang
dan berat benda
menggunakan satuan baku.
Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang
(cm, m). Mereka
dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume
menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan
cacah. |
Geometri |
Pada akhir Fase B, peserta didik
dapat mendeskripsikan ciri berbagai
bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka
dapat menyusun (komposisi) dan mengurai
(dekomposisi) berbagai bangun datar dengan
lebih dari satu cara jika memungkinkan. |
Analisa Data dan
Peluang |
Pada akhir fase B, peserta didik
dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan
menginterpretasi data dalam
bentuk tabel, diagram
gambar, piktogram, dan diagram batang
(skala satu satuan). |
3. Fase
C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A) Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan
(number sense) pada bilangan
cacah dengan
1.000.000. Mereka dapat melakukan operasi aritmetika
pada
bilangan cacah sampai
100.000. Mereka dapat membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan, melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan,
serta melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan
dengan bilangan asli. Mereka dapat membandingkan dan mengurutkan bilangan
desimal dan mengubah pecahan menjadi desimal. Mereka dapat mengisi
nilai yang belum
diketahui dalam sebuah
kalimat matematika yang berkaitan dengan
operasi aritmetika pada bilangan cacah
sampai 1000. Mereka
dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB
dan masalah yang berkaitan dengan
uang. Mereka dapat mengidentifikasi, meniru,
dan mengembangkan pola bilangan membesar yang melibatkan perkalian
dan pembagian. Mereka dapat bernalar
secara proporsional dan
menggunakan operasi perkalian dan pembagian dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari dengan rasio dan atau yang terkait dengan proporsi.
Peserta didik dapat
menentukan keliling dan luas beberapa bentuk
bangun datar dan gabungannya. Mereka dapat mengonstruksi dan mengurai
beberapa bangun ruang dan gabungannya, dan mengenali visualisasi spasial. Mereka dapat
membandingkan karakteristik
antar bangun datar dan antar bangun ruang. Mereka dapat menentukan lokasi pada peta yang menggunakan sistem berpetak.
Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, dan menganalisis data banyak benda dan
data hasil pengukuran dalam bentuk beberapa visualisasi dan dalam tabel
frekuensi untuk mendapatkan informasi. Mereka dapat
menentukan kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar dalam suatu percobaan acak.
Fase
C Berdasarkan Elemen
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Bilangan |
Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 1.000.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai
tempat, membandingkan, mengurutkan, melakukan komposisi dan
dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
uang. Mereka dapat melakukan operasi
penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian bilangan cacah sampai 100.000. Mereka juga dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
KPK dan FPB. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan termasuk pecahan campuran, melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta melakukan operasi
perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan asli.
Mereka dapat mengubah pecahan
menjadi desimal, serta
membandingkan dan mengurutkan bilangan desimal (satu angka di belakang koma) |
Aljabar |
Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengisi
nilai yang belum diketahui dalam
sebuah kalimat matematika yang berkaitan
dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian pada bilangan cacah sampai 1000 (contoh : 10 x … = 900, dan 900 : … = 10) Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar
dan mengecil yang melibatkan
perkalian dan pembagian. Mereka dapat bernalar secara
proporsional untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dengan rasio satuan. Mereka dapat menggunakan operasi perkalian dan pembagian dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari yang terkait dengan proporsi. |
Pengukuran |
Pada akhir fase C, peserta
didik dapat menentukan keliling dan luas berbagai bentuk
bangun datar (segitiga, segiempat, dan segibanyak) serta gabungannya. Mereka
dapat menghitung durasi
waktu dan mengukur besar sudut. |
Geometri |
Pada akhir fase C, peserta didik
dapat mengonstruksi dan mengurai bangun
ruang (kubus, balok,
dan gabungannya) dan
mengenali visualisasi spasial (bagian depan, atas,
dan samping). Mereka
dapat membandingkan karakteristik antar bangun datar
dan antar bangun
ruang. Mereka dapat
menentukan lokasi pada peta yang menggunakan sistem
berpetak. |
Analisa Data dan
Peluang |
Pada akhir fase C, peserta didik
dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, dan menganalisis data
banyak benda dan data hasil
pengukuran dalam bentuk gambar,
piktogram, diagram batang, dan tabel frekuensi untuk mendapatkan informasi. Mereka
dapat menentukan kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar dalam suatu percobaan acak. |
5.CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL
(IPAS) SD/MI/PROGRAM PAKET A
A. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Tantangan
yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke waktu. Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu dekade atau bahkan satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus
dikembangkan untuk menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karenanya, pola
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu disesuaikan agar generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan- tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan
manusia sebagai individu sekaligus sebagai
makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan
sebagai gabungan berbagai
pengetahuan yang disusun
secara logis dan bersistem
dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial.
Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil
peserta didik Indonesia. IPAS membantu peserta
didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap fenomena yang
terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di
muka bumi. Pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai
permasalahan yang dihadapi
dan menemukan solusi
untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPAS akan melatih
sikap ilmiah (keingintahuan yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis
dan kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik.
Sebagai negara yang kaya
akan budaya dan kearifan lokal, melalui IPAS
diharapkan peserta didik menggali kekayaan kearifan lokal terkait IPAS termasuk
menggunakannya dalam memecahkan masalah. Oleh karena
itu, fokus
utama yang ingin
dicapai dari pembelajaran IPAS di SD/MI/Program Paket A bukanlah
pada seberapa banyak
konten materi yang dapat diserap oleh peserta didik,
akan tetapi dari seberapa besar kompetensi peserta
didik dalam memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki. Dengan mempertimbangkan bahwa
anak usia SD/MI/Program Paket A masih melihat
segala sesuatu secara apa adanya,
utuh dan terpadu maka pembelajaran IPA dan IPS
disederhanakan menjadi satu mata
pelajaran yaitu IPAS. Hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan anak usia SD/MI/Program Paket A masih
dalam tahap berpikir
konkrit/sederhana, holistik, komprehensif, dan tidak detail.
Pembelajaran di
SD/MI/Program Paket A perlu memberikan peserta
didik kesempatan untuk melakukan eksplorasi, investigasi dan mengembangkan pemahaman terkait lingkungan di sekitar nya. Jadi mempelajari fenomena alam serta interaksi
manusia dengan alam dan antar manusia sangat penting
dilakukan di tahapan
ini.
B.
Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Dengan
mempelajari IPAS, peserta
didik mengembangkan dirinya
sehingga sesuai dengan profil Pelajar
Pancasila dan dapat:
1.
mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga
peserta didik terpicu
untuk mengkaji fenomena
yang ada di sekitar manusia,
memahami alam semesta
dan kaitannya dengan kehidupan manusia;
2.
berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak;
3.
mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;
4.
mengerti siapa dirinya,
memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada, memaknai
bagaimanakah kehidupan manusia
dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu;
5.
memahami persyaratan yang diperlukan peserta
didik untuk menjadi
anggota suatu kelompok
masyarakat dan bangsa serta memahami
arti menjadi anggota
masyarakat bangsa dan dunia, sehingga
dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan
6.
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
C.
Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan juga
senantiasa mengalami perkembangan. Apa yang kita ketahui sebagai
sebuah kebenaran ilmiah di masa lampau boleh jadi mengalami pergeseran di masa kini maupun masa depan. Itu sebabnya
ilmu pengetahuan bersifat
dinamis dan merupakan sebuah upaya terus
menerus yang dilakukan
oleh manusia untuk mengungkap kebenaran dan memanfaatkannya untuk kehidupan (Sammel,
2014).
Daya dukung alam dalam
memenuhi kebutuhan manusia dari waktu ke waktu
juga semakin berkurang. Pertambahan populasi manusia yang terjadi
secara eksponensial juga memicu banyaknya permasalahan yang dihadapi. Seringkali permasalahan yang muncul tidak dapat diselesaikan dengan melihat dari satu
sudut pandang: keilmuan alam atau dari sudut pandang
ilmu sosial saja,
melainkan dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik yang
meliputi berbagai lintas disiplin ilmu (Yanitsky, 2017). Untuk memberikan pemahaman ini kepada peserta didik,
pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial
perlu dipadukan menjadi
satu kesatuan yang kemudian
kita sebut dengan istilah IPAS. Dalam pembelajaran IPAS, ada
2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains dan sosial), dan keterampilan Proses.
Elemen |
Deskripsi |
Pemahaman IPAS (sains
dan sosial) |
Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam
mengembangkan teori-teori yang membantu kita memahami bagaimana dunia kita bekerja. Lebih jauh lagi, ilmu pengetahuan telah membantu kita mengembangkan teknologi dan sistem tata kelola yang mendukung terciptanya kehidupan yang lebih baik. Dengan
menguasai ilmu pengetahuan kita dapat melakukan banyak hal
untuk menyelesaikan permasalahan atau menghadapi tantangan yang ada. Memiliki pemahaman IPAS merupakan bukti ketika seseorang memilih dan mengintegrasikan pengetahuan ilmiah yang tepat untuk
menjelaskan serta memprediksi suatu fenomena atau fakta dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi
yang berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan dengan fakta, konsep,
prinsip, |
Elemen |
Deskripsi |
|
hukum, teori dan model yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan. |
Keterampilan
proses |
Dalam profil Pelajar
Pancasila, disebutkan bahwa
peserta didik Indonesia yang bernalar kritis
mampu memproses informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan
memiliki keterampilan proses
yang baik maka profil tersebut dapat dicapai. Keterampilan proses adalah sebuah proses
intensional dalam melakukan diagnosa terhadap situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada, mencari
opini yang dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap,
merancang investigasi, menemukan informasi, menciptakan model, mendebat rekan sejawat
menggunakan fakta, serta membentuk argumen
yang koheren (Linn,
Davis, & Bell 2004). Inkuiri
sangat direkomendasikan sebagai
bentuk pendekatan dalam
pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta didik lebih terlibat
dalam pembelajaran (Anderson, 2002). Dalam pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif
adalah menyajikan suatu
konsep berikut logika terkait dan memberikan contoh
penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik
diposisikan sebagai pembelajar yang pasif (hanya
menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan induktif, peserta didik diberikan kesempatan yang lebih
leluasa untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk
membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007). Pembelajaran
berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam
pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991;
Linn, Pea, &
Songer, 1994; National Research Council, 1996; Rocard et al., 2007).
Hal ini didasarkan pada pengakuan bahwa
sains secara esensial
didorong oleh pertanyaan, proses yang terbuka,
kerangka berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi. Oleh karenanya peserta
didik perlu mendapatkan pengalaman personal dalam
menerapkan inkuiri saintifik agar aspek fundamental IPAS ini dapat
membudaya dalam dirinya
(Linn, Songer, & Eylon, 1996;
NRC, 1996). Menurut Ash (2000)
dan diadopsi dari
Murdoch (2015), sekurang-kurangnya ada enam |
Elemen |
Deskripsi |
|
keterampilan
inkuiri yang perlu
dimiliki peserta didik. 1.
Mengamati Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari proses
inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan, peserta didik memperhatikan fenomena dan
peristiwa dengan saksama, mencatat, serta membandingkan informasi yang dikumpulkan untuk melihat persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa dilakukan langsung atau menggunakan instrumen lain seperti kuesioner, wawancara. 2.
Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal
yang ingin diketahui pada saat
melakukan pengamatan. Pada
tahap ini peserta
didik juga menghubungkan pengetahuan yang dimiliki
dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum sebab akibat. 3.
Merencanakan dan melakukan penyelidikan Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta
didik membuat rencana
dan menyusun langkah-
langkah operasional berdasarkan referensi yang benar.
Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi
dengan melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga
mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor operasional baik internal
maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik mengambil data dan melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan untuk mendapatkan temuan-temuan. 4.
Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai
relevansi informasi yang ditemukan dengan
mencantumkan referensi rujukan, serta menyimpulkan hasil penyelidikan. 5.
Mengevaluasi dan refleksi Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah
kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan
yang direncanakan atau tidak.
Pada akhir siklus ini, peserta
didik juga meninjau kembali proses belajar
yang dijalani dan hal- hal yang perlu dipertahankan dan/atau |
Elemen |
Deskripsi |
|
diperbaiki pada masa yang akan datang. Peserta
didik melakukan refleksi tentang bagaimana pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk masa depan berkelanjutan. 6. Mengomunikasikan hasil Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam media
digital dan non-digital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan
dalam berbagai media, baik digital
dan atau non digital. Pelaporan dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keterampilan
proses tidak selalu
merupakan urutan langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta didik. |
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Setiap Fase
1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket
A)
Di fase ini, umumnya
peserta didik bisa mengoptimalkan kemampuan
indranya untuk mengamati, bertanya, mencoba, dan menceritakan
pengalaman belajar yang telah diperolehnya terkait peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya baik secara
verbal maupun nonverbal dengan
menggunakan berbagai media (gambar/ simbol/karya).
Di akhir fase A, peserta
didik diharapkan belajar untuk melakukan proses inkuiri,
yaitu: mengamati dan mengajukan pertanyaan terkait apa yang ada pada dirinya maupun kondisi/fenomena/peristiwa sederhana yang terjadi di lingkungan
sekitar rumah dan sekolah. Selanjutnya peserta
didik mengusulkan ide/menalar, melakukan investigasi/ penyelidikan/ percobaan, mengomunikasikan, menyimpulkan, merefleksikan, dan mengaplikasikan pengalaman belajar dari proses inkuiri
yang sudah dilakukannya.
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Pemahaman IPAS
(sains dan sosial) |
Di akhir Fase A, peserta
didik mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada dirinya maupun
kondisi di lingkungan rumah dan sekolah
serta mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengoptimalkan penggunaan pancaindra untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang
makhluk hidup dan perubahan benda
ketika diberikan perlakuan tertentu. Peserta didik menggunakan hasil pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat
sederhana dengan menggunakan beberapa media/alat bantu. Peserta didik mengenal anggota tubuh manusia
(pancaindra), menjelaskan fungsinya dan cara merawatnya dengan benar. Peserta didik
dapat membedakan antara
hewan dan tumbuhan sesuai dengan bentuk
dan ciri-ciri umumnya. Peserta didik mampu mengelaborasikan pemahamannya tentang konsep waktu (pagi- siang-sore-malam), mengenal nama-nama hari, nama bulan, kondisi
cuaca dalam keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari. Peserta didik mampu
mendeskripsikan identitas diri (ciri-ciri fisik, kegemaran) dan
orang-orang di sekitarnya (keluarga, teman dan tetangga) sehingga dapat menerima perbedaan yang ada pada diri manusia. Peserta didik mampu mendeskripsikan silsilah keluarga, peran serta tanggung jawabnya
sebagai anggota keluarga/kelompok/sekolah. Peserta didik dapat
mendeskripsikan benda- benda
di lingkungan sekitar
sebagai bagian dari
lingkungan alami dan buatan, mendeskripsikan kondisi lingkungan rumah dan sekolah
dalam bentuk gambar/denah sederhana. Peserta didik
dapat membedakan lingkungan sehat dan tidak
sehat, mencerminkan perilaku hidup sehat dan ikut serta
menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah. |
Keterampilan
proses |
1.
Mengamati Di akhir fase A, peserta
didik mengamati fenomena dan peristiwa secara
sederhana dengan mengoptimalkan penggunaan pancaindra 2.
Mempertanyakan dan memprediksi Menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik membuat
prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar. 3.
Merencanakan dan melakukan penyelidikan |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
|
Dengan panduan, peserta
didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan
menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran tidak baku dengan cara sederhana untuk
mendapatkan data. 4.
Memproses, menganalisis data dan informasi Menggunakan berbagai metode
untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar, tabel.
Peserta didik mendiskusikan dan membandingkan antara
hasil pengamatan dengan
prediksi. 5.
Mengevaluasi dan refleksi Dengan
panduan, peserta didik membandingkan
hasil pengamatan yang
berbeda dengan mengacu
pada teori. 6.
Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara lisan dan tertulis
dalam format sederhana |
2.
Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Pada Fase B peserta didik
mengidentifikasi keterkaitan antara
pengetahuan-pengetahuan yang baru saja diperoleh serta mencari tahu bagaimana konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
berkaitan satu sama lain yang ada di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan peserta
didik terhadap materi
yang sedang dipelajari ditunjukkan dengan menyelesaikan tantangan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya peserta didik mengusulkan ide/menalar, melakukan investigasi/ penyelidikan/ percobaan, mengomunikasikan, menyimpulkan, merefleksikan, mengaplikasikan dan melakukan tindak lanjut dari proses inkuiri yang sudah dilakukannya.
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Pemahaman IPAS
(sains dan sosial) |
Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk
serta fungsi bagian
tubuh pada manusia
(pancaindra). Peserta didik dapat membuat
simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber
daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan
upaya pelestarian makhluk
hidup. |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
|
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud
zat dan perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta
didik mengidentifikasi sumber
dan bentuk energi
serta menjelaskan proses perubahan bentuk
energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi
kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta
didik memanfaatkan gejala
kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari, mendemonstrasikan berbagai jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak dan bentuk benda.
Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan kaitannya dengan upaya menjaga
ketersediaan air. Di akhir fase ini, peserta
didik menjelaskan tugas,
peran, dan tanggung
jawab sebagai warga
sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial
yang terjadi di sekitar tempat
tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik mampu menunjukkan letak
kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya pada peta konvensional/digital. Peserta
didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya,
kearifan lokal dan upaya pelestariannya. Peserta didik mengenal keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah (baik tokoh maupun
periodisasinya) di provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta
didik mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan, mengenal nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang digunakan untuk
mendapatkan nilai manfaat/ memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. |
Keterampilan
proses |
1.
Mengamati Di akhir fase ini, peserta
didik mengamati fenomena dan peristiwa secara
sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat
mencatat hasil pengamatannya. 2.
Mempertanyakan dan memprediksi Dengan
menggunakan panduan, peserta
didik mengidentifikasi
pertanyaan yang dapat diselidiki secara
ilmiah dan membuat
prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. 3.
Merencanakan dan melakukan penyelidikan Dengan panduan, peserta
didik membuat rencana
dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan
mengutamakan |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
|
keselamatan. Peserta didik
menggunakan alat bantu
pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat. 4.
Memproses, menganalisis data dan informasi Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk
menyajikan data dan mengidentifikasi pola.
Peserta didik membandingkan antara
hasil pengamatan dengan
prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah. 5.
Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan. 6.
Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara
lisan dan tertulis dalam berbagai format. |
3.
Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A) Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur yang saling
terhubung satu sama lain dan berjalan dengan
aturan-aturan tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu - khususnya yang berkaitan dengan
bagaimana alam dan kehidupan sosial
saling berkaitan dalam
konteks kebhinekaan. Peserta
didik melakukan suatu tindakan, mengambil
suatu keputusan atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap
materi yang telah
dipelajari.
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Pemahaman IPAS
(sains dan sosial) |
Peserta didik melakukan simulasi dengan menggunakan gambar/bagan/alat/media sederhana tentang
sistem organ tubuh manusia (sistem pernafasan/pencernaan/peredaran darah) yang dikaitkan dengan cara menjaga
kesehatan organ tubuhnya
dengan benar. Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-
abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan pemahamannya terhadap
konsep gelombang (bunyi
dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan bagaimana penerapannya |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
|
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan adanya ancaman krisis
energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upaya-
upaya individu maupun
kolektif yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi dan serta penemuan sumber
energi alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di sekitarnya. Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja
dan kaitannya dengan
gerak rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik
merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di permukaan bumi terjadi akibat
faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap kondisi sosial
kemasyarakatan, ekonomi. Di akhir fase ini peserta
didik menggunakan peta konvensional/digital untuk mengenal
letak dan kondisi geografis
negara Indonesia. Peserta didik mengenal keragaman budaya nasional yang dikaitkan dengan
konteks kebhinekaan. Peserta didik menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan imperialisme, merefleksikan perjuangan para
pahlawan dalam upaya
merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta meneladani perjuangan pahlawan dalam tindakan nyata sehari-hari. Di akhir fase ini, peserta
didik mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi
masyarakat dan ekonomi
kreatif di lingkungan sekitar. Dengan penuh kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau
mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan
kearifan lokal yang berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut. |
Keterampilan
proses |
1.
Mengamati Pada akhir fase C, peserta
didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra,
mencatat hasil pengamatannya, serta
mencari persamaan dan perbedaannya. 2.
Mempertanyakan dan memprediksi Dengan
panduan, peserta didik
dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk
memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi
tentang penyelidikan ilmiah. 3.
Merencanakan dan melakukan
penyelidikan Secara mandiri,
peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
|
operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan
bahan yang sesuai
dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data
yang akurat. 4.
Memproses, menganalisis data dan informasi Menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik
serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara
digital atau non digital. Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun
penjelasan ilmiah. 5.
Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Merefleksikan
proses investigasi, termasuk merefleksikan validitas suatu tes. 6.
Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara
utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa,
serta konvensi sains
yang umum sesuai
format yang ditentukan. |
6.CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK)
A.
Rasional Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan (PJOK)
Pendidikan jasmani, yang di Indonesia
dikenal sebagai Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, menurut William H Freeman
(2007: 27-28) adalah pendidikan yang
menggunakan aktivitas jasmani untuk meningkatkan
individu peserta didik secara menyeluruh berupa aspek jasmani, mental, dan emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai satu kesatuan
utuh antara jiwa dan raga. Pernyataan
tersebut menjadikan pendidikan jasmani sebagai bidang kajian yang sangat
luas dan menarik
dengan titik berat
pada peningkatan pergerakan manusia (human movement).
Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dengan
menggunakan berbagai pendekatan,
model, strategi, metode, gaya, dan teknik sesuai dengan karakteristik tugas
gerak, peserta didik,
dan lingkungan belajar.
Pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah (psikomotor, kognitif, dan
afektif) setiap peserta
didik dengan menekankan pada kualitas kebugaran
jasmani dan perbendaharaan gerak. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
dilaksanakan di sekolah
secara terencana, bertahap,
dan berkelanjutan agar dapat
mengembangkan sikap positif peserta didik yang
dapat menghargai manfaat aktivitas jasmani untuk meningkatkan kualitas
hidup secara menyeluruh.
Berbagai penjelasan ini menyiratkan bahwa
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bukan
semata-mata berurusan dengan
pembentukan raga, tetapi melibatkan seluruh
aspek perkembangan manusia sesuai dengan cita-cita
terbentuknya Profil Pelajar Pancasila yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis,
dan mandiri.
B.
Tujuan Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan (PJOK)
Tujuan mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah membentuk individu
yang terliterasi secara jasmani, dengan
uraian sebagai berikut:
1.
Mengembangkan kesadaran arti penting aktivitas
jasmani untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan individu,
serta gaya hidup aktif sepanjang
hayat.
2.
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan
diri dalam upaya meningkatkan dan
memelihara kebugaran jasmani, kesejahteraan diri, serta pola perilaku hidup sehat.
3.
Mengembangkan pola gerak dasar (fundamental movement
pattern) dan
keterampilan gerak (motor skills) yang dilandasi dengan penerapan konsep, prinsip, strategi,
dan taktik secara umum.
4.
Meletakkan landasan karakter
moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai kepercayaan diri, sportif, jujur,
disiplin, kerja sama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivitas
jasmani sebagai cerminan
rasa tanggung jawab personal dan sosial (personal
and social responsibility).
5.
Menciptakan suasana rekreatif
yang berisi keriangan, interaksi sosial, tantangan, dan ekspresi diri.
6.
Mengembangkan Profil Pelajar
Pancasila yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis,
dan mandiri melalui aktivitas jasmani.
C.
Karakteristik Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan (PJOK)
Pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan sebagai
sebuah bidang kajian memiliki karakteristik:
1.
Diorientasikan pada pembentukan peserta didik yang terliterasi secara
jasmani dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan nyata sepanjang
hayat.
2.
Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan otentik untuk meningkatkan kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, dan keterampilan berkomunikasi, serta berfikir ke tingkat yang lebih tinggi melalui aktivitas
jasmani.
3.
Mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, tugas gerak (movement
task), dan dukungan
lingkungan yang berprinsip developmentally appropriate practices
(DAP).
4.
Penyelenggaraan di sekolah didasari nilai-nilai luhur
bangsa untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila.
5.
Memuat elemen-elemen keterampilan gerak, pengetahuan
gerak, pemanfaatan gerak,
serta pengembangan karakter
dan internalisasi nilai-nilai gerak. Adapun elemen-elemen
tersebut dideskripsikan sebagaimana dalam tabel berikut.
Elemen-elemen Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran PJOK serta Deskripsinya
No |
Elemen |
Deskripsi |
1. |
Keterampilan Gerak |
Elemen ini berupa kekhasan pembelajaran PJOK
yang merupakan proses
pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen: a)
Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar
(Fundamental Movement Pattern), dan b)
Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak (Motor Skills) berupa Aktivitas Pilihan
Permainan dan Olahraga,
Aktivitas Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (kondisional) |
2. |
Pengetahuan Gerak |
Elemen ini berupa
pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, serta kreasi
konsep, prinsip, prosedur, taktik dan strategi gerak sebagai landasan dalam melakukan keterampilan,
kinerja, serta budaya hidup aktif pada setiap
sub elemen: a)
Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar
(Fundamental Movement Pattern), dan b)
Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak (Motor Skills) berupa Aktivitas Pilihan
Permainan dan Olahraga,
Aktivitas Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (kondisional) |
3. |
Pemanfaatan Gerak |
Elemen ini berupa pengetahuan dan keterampilan gerak serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, terdiri dari sub elemen: a)
Aktivitas Pemeliharaan dan Peningkatan Kebugaran Jasmani Terkait Kesehatan dan Keterampilan, dan b)
Pola Perilaku Hidup Sehat |
4. |
Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai- nilai Gerak |
Elemen ini berupa
pengembangan karakter dan
internalisasi nilai-nilai gerak secara gradual yang dirancang melalui
berbagai aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen: a)
Tanggung Jawab Personal dan Sosial, serta b)
Nilai-nilai Keriangan, Tantangan, Ekspresi Diri, dan Interaksi Sosial |
D.
Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) Setiap Fase
1.
Fase A (Umumnya Kelas I dan II SD/MI/Program Paket
A)
Pada akhir fase A, peserta
didik dapat menunjukkan berbagai aktivitas
pola gerak dasar dan keterampilan gerak sebagai hasil peniruan dari berbagai sumber,
memahami konsep dan prinsip gerak yang benar,
memahami dan mempraktikkan aktivitas jasmani untuk
pengembangan kebugaran dan pola perilaku
hidup sehat, menunjukkan perilaku awal tanggung jawab
personal dan sosial, serta menerima nilai-nilai aktivitas
jasmani.
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Elemen Keterampilan Gerak |
Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan kemampuan dalam menirukan aktivitas pola gerak dasar,
aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional). |
Elemen Pengetahuan Gerak |
Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur dalam melakukan pola gerak dasar,
aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional). |
Elemen Pemanfaatan Gerak |
Pada akhir fase A peserta didik
memahami prosedur dan mampu mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan. Peserta didik juga memahami prosedur dan mampu mempraktikkan pola perilaku hidup
sehat berupa mengenali nama dan fungsi
anggota tubuh, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan. |
Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-
nilai Gerak |
Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam
menyimak arahan dan umpan balik
yang diberikan guru,
mulai dapat menghormati orang lain, serta menerima ragam keriangan yang didapat melalui
aktivitas jasmani. |
2.
Fase B (Umumnya Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir fase B, peserta
didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
memvariasikan dan mengombinasikan berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak secara mandiri
(tanpa meniru contoh)
dilandasi dengan penerapan
prosedur gerak yang benar, menerapkan prosedur aktivitas jasmani
untuk pengembangan kebugaran
dan pola perilaku
hidup sehat, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial dalam jangka waktu tertentu secara konsisten, serta mendukung nilai-nilai aktivitas jasmani.
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Elemen Keterampilan Gerak |
Pada akhir fase B peserta didik menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan variasi
dan kombinasi aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak secara mandiri (tanpa
meniru contoh) berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional). |
Elemen Pengetahuan Gerak |
Pada akhir fase B peserta didik menerapkan prosedur variasi dan kombinasi pola
gerak dasar dan keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak
berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional). |
Elemen Pemanfaatan Gerak |
Pada akhir fase B peserta didik
dapat menerapkan prosedur
dan mempraktikkan latihan
pengembangan kebugaran jasmani
sesuai ukuran dan intensitas aktivitas jasmani (ringan hingga
sedang), menunjukkan kemampuan
dalam menerapkan pola perilaku hidup sehat berupa perlunya aktivitas jasmani, istirahat, |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
|
pengisian waktu luang, serta memilih makanan
bergizi dan seimbang. Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan dalam menerapkan prosedur pemeliharaan kebersihan dan kesehatan alat reproduksi, serta
kesehatan diri dan orang lain dari penyakit menular dan tidak
menular. |
Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-nilai Gerak |
Pada akhir fase B peserta didik dapat menunjukkan perilaku bertanggung jawab
untuk belajar mengarahkan diri dalam proses
pembelajaran, menerima dan mengimplementasikan arahan
dan umpan balik yang diberikan guru, serta mendukung adanya keriangan di dalam aktivitas jasmani. |
3.
Fase C (Umumnya Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir fase C, peserta
didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
mempraktikkan modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak, dilandasi dengan penerapan konsep dan prinsip gerak yang benar, menerapkan
konsep dan prinsip aktivitas untuk
pengembangan kebugaran jasmani, serta pola perilaku hidup sehat, menunjukkan perilaku
tanggung jawab personal
dan sosial dalam jangka waktu yang lebih lama secara
konsisten, serta meyakini nilai-nilai aktivitas
jasmani.
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Elemen Keterampilan Gerak |
Pada akhir fase C peserta didik dapat menunjukkan kemampuan
dalam mempraktikkan modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional). |
Elemen Pengetahuan Gerak |
Pada akhir fase C
peserta didik dapat menerapkan konsep
dan prinsip modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak
berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional). |
Elemen Pemanfaatan Gerak |
Pada akhir fase C peserta didik dapat menerapkan konsep dan prinsip
serta mempraktikkan aktivitas untuk pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physical fittness related health), dan prosedur pengukurannya untuk mengetahui status
kebugaran pribadi. Pada fase ini, peserta didik
juga memiliki pengetahuan pengembangan pola perilaku hidup sehat berupa bahaya
merokok, meminum minuman
keras, dan menyalahgunakan narkotika, zat-zat aditif
(NAPZA) dan obat berbahaya lainnya,
serta memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menghindari cidera
dan berbagai risiko
dalam aktivitas jasmani
dan olahraga. |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Elemen
Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-nilai Gerak |
Pada akhir fase C peserta didik
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang
didasari kesadaran personal dan tanggung jawab
sosial berupa penggunaan alat dan fasilitas pembelajaran, serta menghargai orang lain. Selain itu peserta didik juga meyakini
adanya interaksi sosial
melalui aktivitas jasmani. |
V.1.
7. CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS
A.
Rasional Mata Pelajaran
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang dominan digunakan
secara global dalam
aspek pendidikan, bisnis,
perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pariwisata, hubungan
internasional, kesehatan, dan teknologi. Mempelajari bahasa
Inggris memberikan peserta didik kesempatan untuk berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya yang berbeda.
Dengan menguasai bahasa Inggris, maka peserta didik akan memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan
menggunakan berbagai teks.
Dari interaksi tersebut,
mereka memperoleh pengetahuan, mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku manusia
yang dibutuhkan untuk dapat hidup dalam budaya dunia yang beraneka ragam.
Pembelajaran bahasa Inggris
umum pada jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A;
SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program Paket C) dalam kurikulum nasional
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk membuka wawasan yang berkaitan dengan diri sendiri,
hubungan sosial, kebudayaan, dan kesempatan kerja yang tersedia
secara global. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kemampuan
untuk mendapatkan akses ke dunia luar dan memahami cara berpikir yang berbeda. Pemahaman
mereka terhadap pengetahuan sosial-budaya dan interkultural ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Dengan memahami budaya
lain dan interaksinya dengan budaya Indonesia, mereka mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang
budaya Indonesia, memperkuat identitas dirinya, dan dapat menghargai perbedaan.
Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada
penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam enam keterampilan berbahasa, yakni menyimak,
berbicara, membaca, memirsa,
menulis, dan mempresentasikan secara terpadu, dalam
berbagai jenis teks. Capaian Pembelajaran minimal
keenam keterampilan bahasa
Inggris ini mengacu
pada Common European Framework of Reference for Languages: Learning,
Teaching, Assessment (CEFR)
dan setara level B1.
Level B1 (CEFR) mencerminkan
spesifikasi yang dapat dilihat dari kemampuan peserta
didik untuk:
-
mempertahankan interaksi dan menyampaikan sesuatu yang diinginkan, dalam berbagai konteks dengan artikulasi
jelas;
-
mengungkapkan pokok pikiran
utama yang ingin
disampaikan secara komprehensif; dan
-
mempertahankan komunikasi walaupun
terkadang masih terdapat
jeda.
Pembelajaran bahasa Inggris
pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A;
SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program
Paket C) diharapkan dapat membantu peserta didik berhasil mencapai kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai
bagian dari life skills.
Pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran bahasa
Inggris umum adalah pendekatan berbasis teks
(genre-based approach), yakni pembelajaran difokuskan pada teks, dalam berbagai moda,
baik lisan, tulisan,
visual, audio, maupun
multimodal. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh Halliday
dan Mathiesen (2014: 3) bahwa “When
people speak or write, they produce text, and text is
what listeners and readers
engage with and interpret.” Ada
empat tahapan dalam pendekatan berbasis
teks, dan keempat
tahapan ini dilakukan
dalam pembahasan mengenai topik yang sama.
1.
Building Knowledge of the Field (BKOF):
Guru membangun pengetahuan atau latar belakang
pengetahuan peserta didik terhadap topik yang akan ditulis atau dibicarakan. Pada tahapan ini, guru juga membangun konteks
budaya dari teks yang diajarkan.
2.
Modelling of the Text (MOT): Guru memberikan model/contoh teks sebagai acuan bagi peserta didik dalam
menghasilkan karya, baik secara lisan maupun tulisan.
3.
Joint Construction of the
Text (JCOT):
Guru membimbing peserta didik dan bersama-sama memproduksi teks.
4.
Independent Construction of the Text (ICOT): peserta didik memproduksi teks lisan dan tulisan secara mandiri (Emilia,
2011).
Komunikasi akan terjadi
pada tingkat teks, bukan hanya sekadar kalimat.
Artinya, makna tidak
hanya disampaikan oleh kata-kata,
melainkan harus didukung oleh konteks. Setiap teks
memiliki tujuan, seperti mendeskripsikan, menjelaskan, bercerita, dsb. (Agustien, 2020).
Pembelajaran bahasa Inggris
umum di dalam kurikulum nasional
membantu peserta didik untuk menyiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang memiliki Profil
Pelajar Pancasila seperti beriman dan
berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global.
Profil ini dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris umum, karena pembelajarannya yang bersifat dinamis
dan fluid, yaitu memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk
terlibat dalam pemilihan teks atau jenis
aktivitas belajarnya. Pembelajaran bahasa Inggris memiliki
peluang untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila melalui
materi teks tertulis, visual, teks
oral, maupun aktivitas-aktivitas yang dikembangkan dalam proses belajar
mengajar.
Mata pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A;
SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program Paket
C) dapat diselenggarakan sebagai mata pelajaran
pilihan bagi satuan pendidikan yang memiliki kesiapan
sumber daya. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran
Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan
dapat mengintegrasikan muatan
Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau
bimbingan orang tua.
B.
Tujuan Mata Pelajaran
Bahasa Inggris
Mata pelajaran bahasa Inggris bertujuan
untuk memastikan peserta
didik dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut.
1.
Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris
dengan berbagai teks multimodal (lisan,
tulisan, visual, dan audiovisual).
2.
Mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai perspektif, praktik, dan produk budaya
Indonesia dan budaya asing.
3.
Mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang mandiri dan bertanggung jawab.
4.
Mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif.
C.
Karakteristik Mata Pelajaran
Bahasa Inggris
1.
Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris
umum beragam, misalnya
narasi, deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi,
teks khusus (pesan
singkat, iklan), dan teks otentik.
Beragam teks ini disajikan bukan
hanya dalam bentuk teks tulisan saja, tetapi juga teks lisan
(monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio),
baik otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal
ini diupayakan untuk memfasilitasi peserta
didik agar terampil
menggunakan teknologi (literasi teknologi), sehingga dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi
informasi digital.
2.
Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan
sesuai dengan kondisi di
kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat topik yang sudah dikenal oleh peserta didik untuk membantu
mereka memahami isi teks yang dibacanya dan kemudian
mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk lisan dan tulisan. Selanjutnya, guru dapat memperkenalkan
peserta didik dengan jenis teks yang baru diketahui oleh
peserta didik. Guru dapat membantu mereka membangun
pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut,
sehingga peserta didik mampu menghasilkan karya dalam jenis teks
tersebut, baik lisan maupun tulisan.
Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sering dialami
oleh peserta didik baik di dalam konteks sekolah, maupun konteks di rumah agar peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan
mempraktikkan teks tersebut dalam kehidupan
nyata.
3.
Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah
perilaku peserta didik (yang asalnya
dari tidak mampu menjadi mampu), dalam menggunakan
bahasa Inggris pada enam keterampilan berbahasa dalam berbagai
jenis teks.
4.
Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada
kemampuan berbahasa peserta
didik sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris umum
mencakup elemen keterampilan reseptif (menyimak,
membaca, dan memirsa), serta keterampilan produktif
(berbicara, menulis, dan mempresentasikan).
Berikut elemen-elemen mata pelajaran serta deskripsinya
Elemen |
Deskripsi |
Menyimak |
Kemampuan memahami informasi, memberikan apresiasi kepada lawan bicara, dan memahami informasi yang didengar, sehingga
dapat menyampaikan tanggapan secara relevan dan kontekstual. Proses
yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan, mengidentifikasi, memahami,
menginterpretasi bunyi bahasa,
lalu memahami makna. Keterampilan menyimak juga merupakan kemampuan komunikasi non-verbal yang mencakup seberapa
baik seseorang menangkap makna (tersirat dan tersurat) pada sebuah paparan
lisan dan memahami
ide pokok dan pendukung pada konten informasi maupun konteks yang melatari paparan
tersebut (Petri, 2017). |
Membaca |
Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks sesuai tujuan
dan kepentingannya, untuk
mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang agar ia dapat berpartisipasi dengan
masyarakat (OECD, 2000). |
Memirsa |
Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks visual sesuai
tujuan dan kepentingannya. |
Berbicara |
Kemampuan menyampaikan gagasan, pikiran, serta perasaan secara lisan dalam interaksi sosial. |
Menulis |
Kemampuan menyampaikan, mengomunikasikan gagasan, mengekspresikan kreativitas dan mencipta dalam berbagai genre teks tertulis, dengan cara yang efektif
dan dapat dipahami, serta diminati oleh pembaca dengan struktur organisasi dan unsur kebahasaan yang tepat. |
Mempresentasikan |
Kemampuan memaparkan gagasan secara fasih, akurat,
dapat dipertanggungjawabkan dengan
cara yang komunikatif melalui beragam media
(visual, digital, dan audiovisual), dan dapat dipahami
oleh pendengar. Penyampaian dalam berbicara dan mempresentasikan perlu disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau karakteristik penyimak. |
Pada pembelajaran bahasa
Inggris umum di Fase A difokuskan pada pengenalan bahasa Inggris dan kemampuan berbahasa
Inggris lisan.
Pada
Fase B, pembelajaran difokuskan pada kemampuan
bahasa Inggris lisan, tapi mulai diperkenalkan bahasa tulisan. Pada pembelajaran fase ini, guru perlu membantu
peserta didik memahami
bahwa cara pengucapan
bahasa Inggris dengan penulisannya berbeda.
Pada Fase C, di tingkat
akhir jenjang (SD/MI/Program Paket A), pembelajaran difokuskan pada kemampuan bahasa Inggris lisan dan tulisan.
Pada pembelajaran bahasa Inggris
umum
di
Fase
D (SMP/MTs/Program Paket B), pembelajaran berfokus pada penguatan
berbahasa Inggris lisan dan penguatan
kemampuan berbahasa tulisan.
Pada pembelajaran bahasa Inggris umum di Fase E dan F (SMA/MA/Program Paket C), pembelajaran bahasa Inggris
berfokus pada penguatan berbahasa
lisan dan tulisan
dengan target CEFR B1.
D.
Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Setiap Fase
1.
Fase A, Umumnya
untuk Kelas I dan II (SD/MI/Program Paket A). Pada akhir Fase A, peserta
didik memahami bahwa
bahasa Inggris lisan dapat membantu
mereka berinteraksi dengan orang lain dalam situasi sosial sehari-hari dan konteks kelas. Dalam mengembangkan keterampilan menyimak
dan berbicara, peserta didik mengikuti/merespon instruksi atau pertanyaan
sederhana dalam bahasa Inggris dan mengucapkan dengan baik kosakata sederhana. Pada Fase A, peserta didik banyak menggunakan alat bantu
visual dan komunikasi non-verbal untuk membantu
mereka berkomunikasi. Peserta didik memahami
bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan individu maupun berkelompok yang bisa dilakukan untuk memberikan kesenangan (reading for pleasure). Mereka
memahami bahwa gambar
yang terdapat dalam buku yang dibacakan oleh guru atau gambar yang peserta didik amati memiliki
arti. Mereka merespon
secara lisan, visual,
dan/atau komunikasi non-verbal terhadap teks sederhana
yang dibacakan atau gambar yang dilihatnya.
Elemen Menyimak – Berbicara |
Pada akhir Fase A, peserta didik menggunakan bahasa
Inggris sederhana untuk
berinteraksi dalam situasi
sosial dan kelas seperti berkenalan, memberikan informasi diri, mengucapkan salam dan |
selamat tinggal. Mereka merespon instruksi sederhana (dengan
bantuan visual) melalui
gerakan tubuh atau menjawab pertanyaan pendek sederhana dengan kata, frase atau kalimat
sederhana. Mereka memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan secara
lisan dengan bantuan
visual dan menggunakan kosakata sederhana. Mereka
menggunakan alat bantu visual untuk membantu mereka
berkomunikasi. By the end of Phase A, students
use basic English
to interact in social and classroom situations such as introducing themselves, sharing personal information, greeting and bidding farewell. They respond to simple instructions (with support from visual
cues) with action-related language or answer
to short, simple
questions with simple
words, phrases or sentences. They identify key points of information in visually supported oral presentations containing familiar vocabulary. They use visual
texts to help them communicate. |
Elemen Membaca – Memirsa |
Pada akhir Fase A, peserta didik merespon secara lisan terhadap
teks pendek sederhana dan familiar, berbentuk teks tulis yang dibacakan oleh guru. Peserta
didik menunjukkan pemahaman teks yang dibacakan atau gambar/ilustrasi yang diperlihatkan padanya, menggunakan komunikasi non-verbal. By the end of Phase
A, students respond
orally to short,
simple, familiar texts in the form of print texts
read by teachers. They show understanding of texts being
read to or pictures/illustration being shown, using non- verbal
communication. |
Elemen Menulis – Mempresentasikan |
Belum menjadi fokus pembelajaran pada fase ini, karena peserta
didik belum diminta
untuk mengungkapkan gagasan
secara tertulis (composing/producing). |
2.
Fase B, Umumnya untuk Kelas III dan
IV (SD/MI/Program Paket A) Pada akhir Fase B, peserta didik memahami dan merespon teks lisan dan visual sederhana
dalam bahasa Inggris. Dalam mengembangkan keterampilan menyimak dan berbicara, peserta didik mengikuti/merespon instruksi atau pertanyaan sederhana dalam bahasa
Inggris dan membagikan informasi
dengan kosakata sederhana. Peserta
didik merespon berbagai teks/gambar secara lisan dan tulisan
sederhana dengan alat bantu visual
dan komunikasi non-verbal. Pada Fase B, peserta didik
dapat berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris sederhana.
pola yang sesuai dengan
konteks yang dibicarakan. Mereka mengubah/mengganti sebagian
elemen kalimat untuk dapat berpartisipasi dalam rutinitas kelas dan aktivitas belajar, seperti menyampaikan perasaan, menyampaikan kebutuhan, dan meminta pertolongan. Mereka memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan secara lisan dengan bantuan visual, serta menggunakan kosakata sederhana. Mereka mengikuti rangkaian instruksi sederhana yang berkaitan dengan prosedur kelas dan aktivitas belajar dengan bantuan
visual. By the end of Phase
B, students use English to interact in a range
of predictable social and classroom situations using certain
patterns of sentences. They change/substitute some sentence elements
to participate in classroom routines
and learning activities, such as expressing feelings, expressing needs and requesting help. They identify
key points of information
in visually supported oral presentations containing familiar vocabulary. Using visual cues,
they follow a series of simple instructions related to classroom procedures and learning
activities. |
Elemen Membaca – Memirsa |
Pada akhir fase B, peserta didik memahami kata-kata yang sering digunakan sehari-hari dengan bantuan
gambar/ilustrasi. Mereka membaca
dan memberikan respon
terhadap teks pendek sederhana dan familiar dalam bentuk tulisan
atau digital, termasuk teks visual, multimodal atau interaktif. By the end of Phase B, students understand
everyday vocabulary with support
from pictures/illustration. They read and respond to a range of short,
simple, familiar texts
in the form
of print or digital texts,
including visual, multimodal or interactive texts. |
Elemen Menulis – Mempresentasikan |
Pada akhir fase B, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalamannya melalui gambar dan salinan tulisan.
Dengan bantuan guru,
mereka menghasilkan teks deskripsi dan prosedur sederhana menggunakan kata/frasa sederhana dan gambar. Mereka
menulis kosakata sederhana yang berkaitan dengan
lingkungan kelas dan rumah dalam
bahasa Inggris menggunakan ejaan yang diciptakan sendiri oleh anak. By the end of Phase B, students
communicate their ideas and experience through drawings and copied writing.
With teachers’ support,
they produce simple
descriptions and procedures using simple words/phrases and pictures. They use invented spelling in writing
simple vocabulary related
to their class and home environments. |
3.
Fase C, Umumnya untuk Kelas V dan VI (SD/MI/Program Paket A) Pada akhir Fase C, peserta didik memahami dan merespon teks lisan,
tulisan, dan visual
sederhana dalam bahasa
Inggris. Mereka menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam situasi yang familiar/lazim/rutin. Peserta
didik memahami hubungan
bunyi huruf pada kosakata sederhana
dalam bahasa Inggris dan menggunakan
pemahaman tersebut
untuk memahami dan memproduksi teks tulisan dan visual
sederhana dalam bahasa Inggris dengan bantuan contoh.
Elemen Menyimak – Berbicara |
Pada akhir Fase C, peserta didik menggunakan kalimat
dengan pola tertentu dalam bahasa Inggris
untuk berinteraksi pada lingkup situasi
sosial dan kelas
yang makin luas, namun masih dapat diprediksi atau bersifat rutin. Mereka mengubah/mengganti sebagian
elemen kalimat untuk dapat berpartisipasi dalam aktivitas belajar, seperti membuat pertanyaan sederhana, meminta klarifikasi dan meminta izin. Mereka menggunakan beberapa strategi untuk mengidentifikasi informasi penting/inti dalam berbagai
konteks, seperti meminta
pembicara untuk mengulangi atau berbicara dengan
lebih pelan, atau bertanya arti sebuah kata. Mereka mengikuti rangkaian instruksi sederhana yang berkaitan dengan
prosedur kelas dan aktivitas belajar. By
the end of Phase C, students use English to interact in a range
of predictable social
and classroom situations using certain patterns
of sentences. They change/substitute some elements of sentences to participate in learning activities such as asking
simple questions, requesting clarification and seeking
permission. They use some strategies to identify key information in most contexts such as asking
a speaker to repeat or to
speak slowly, or asking what a word means. They follow a series of simple instructions related to classroom
procedures and learning
activities. |
Elemen Membaca – Memirsa |
Pada akhir Fase C, peserta didik memahami kata-kata yang sering digunakan sehari-hari dan memahami kata-kata baru dengan bantuan gambar/ilustrasi serta kalimat dalam konteks yang dipahami peserta
didik. Mereka membaca dan memberikan respon terhadap beragam teks pendek, sederhana dan familiar
dalam bentuk tulisan
atau digital, termasuk teks visual, multimodal atau interaktif. Mereka
menemukan informasi pada sebuah kalimat
dan menjelaskan topik sebuah teks yang dibaca atau diamatinya. By the end of Phase C, students
understand familiar and new vocabulary with support from visual cues or context
clues. They read and respond
to a wide range of short,
simple, familiar texts in the form of print or digital texts, including visual,
multimodal or interactive texts. They find basic information in a sentence
and explain a topic in a text read or viewed. |
Elemen Menulis – Mempresentasikan |
Pada akhir Fase C, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalamannya melalui salinan tulisan
dan tulisan sederhana mereka sendiri, serta menunjukkan perkembangan pemahaman terhadap proses
menulis. Mereka menunjukkan kesadaran awal bahwa teks dalam bahasa Inggris
ditulis dengan kaidah (konvensi) yang disesuaikan dengan
konteks dan tujuannya. Dengan bantuan guru, mereka menghasilkan teks deskripsi, cerita,
dan prosedur sederhana menggunakan kalimat dengan
pola tertentu dan contoh pada tingkatan kata dan kalimat sederhana. Mereka menunjukkan kesadaran atas pentingnya tanda baca dasar dan penggunaan huruf kapital. Mereka
menunjukkan pemahaman terhadap
beberapa hubungan bunyi-huruf |
dalam bahasa Inggris dan ejaan dari kata-kata yang umum digunakan. Dalam menulis, mereka
menggunakan kosakata yang berkaitan dengan
lingkungan kelas dan rumah, dan mereka juga menggunakan beberapa strategi dasar seperti
menyalin kata atau frasa dari buku atau daftar kata, menggunakan gambar,
dan bertanya bagaimana cara menuliskan sebuah
kata. By the end of Phase C, students communicate their ideas
and experience through copied writing and their own
basic writing, showing evidence of a developing understanding of the writing
process. They demonstrate an early awareness that written texts
in English are presented through
conventions, which change
according to context
and purpose. With teachers’ support,
they produce simple
descriptions, recounts and procedures using certain patterns of sentences and modelled examples at word and simple sentence level. They show awareness of the need for basic punctuation and capitalization. They demonstrate knowledge of some English
letter-sound relationships and the spelling of high-frequency words. In their writing,
they use vocabulary related to their class and home environments, and use basic strategies, such as copying
words or phrases
from books or word lists,
using images and asking how to write a word. |
BAB V
PENUTUP
Kurikulum
operasional di satuan pendidikan SD Negeri Cangkring B disusun sebagai kerangka acuan atau pedoman
dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tahun pelajaran 2021-2022. Kurikulum
operasional di satuan pendidikan juga sebagai panduan ketercapaian pembelajaran
bagi peserta didik dan upaya guru
dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Kurikulum
operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara yang
telah tersusun ini akan berjalan lancar bila ada dukungan penuh dari semua
pihak, yaitu kepala sekolah, guru, komite sekolah dan stake holder yang ada. Mudah-mudahan dukungan dan partisipasi aktif
semua pihak dapat memajukan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara. sesuai dengan
apa yang telah terumuskan dalam visi, misi dan tujuan sekolah.
Terakhir,
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung
diselesaikannya kurikulum operasional di satuan
pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara. Teriring do’a, semoga
kontribusi pemikiran, kerja keras dan dukungannya menjadi amal kebaikan.
Bengkulu
Utara, 10 Juli 2022
Kepala . SD Negeri 162 Bengkulu
Utara Utara.
EDY SUSILO
NIP.196907151993061001
1. CONTOH
RUANG LINGKUP MIKRO
A.
Rancangan Kurikulum Operasional SDN 162 BENGKULU UTARA
a)
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Potensi Lokal Daerah |
Hasil Project Based Learning |
Indikator Keberhasilan Pencapaian |
1 |
Pancasila |
1. Mengenali
simbol-simbol Pancasila 2.
Menjelaskan makna simbol Pancasila secara sederhana 3.
Menerapkan sikap sesuai makna simbol Pancasila dengan bimbingan |
- Menghubungkan dengan keadaan umum tempat tinggal, latar
belakang keluarga dan
aturan dalam keluarga peserta
didik. |
Proyek Individu Membuat buku bergambar
yang menceritakan keadaan rumah dan keseharian di rumah terkait aturan dan
penerapannya. (Buku ini dapat dibuat
menggunakan kertas kosong bekas printing
dan diisi bertahap atau disebut Buku Tumbuh) Untuk menumbuhkan
karakter mandiri dan kreatif |
-
Peserta didik dapat memahami perbedaan dirinya dengan-temannya sebagai anugerah dan keberagaman yang harus disyukuri. -
Peserta didik dapat memahami setiap keluarga memiliki tugas,
peran dan aturan masing-
masing yang harus dipatuhi. -
Peserta didik dapat mengidentifikasi simbol-simbol Pancasila |
Konstitusi dan Norma |
1. Mengidentifikasi aturan yang ada di rumah dan
di sekolah 2. Melaksanakan aturan yang ada di rumah dan di
sekolah dengan bimbingan. (membuat aturan kelas bersama) 3. Mengidentifikasi hak dan kewajiban sederhana
sebagai anggota keluarga dan peserta didik di sekolah |
||||
Jati Diri dan Kebhinekaan |
1. Menyebutkan identitas
diri sendiri 2.
Mengidentifikasi perbedaan yang dimiliki
dirinya dengan teman sekelas. 3.
Mengenal perbedaan sebagai keragaman yang harus saling dihargai. |
||||
Negara Kesatuan
Republik Indonesia |
1.
Menyebutkan ciri-ciri rumah. 2.
Menyebutkan contoh perilaku dan sikap yang menjaga lingkungan sekitarnya
di rumah |
2 |
Pancasila |
1.
Memahami makna simbol sila-sila Pancasila. 2.
Memahami makna setiap sila Pancasila 3.
Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. |
- Mencari keterkaitan,
perbedaan dan persamaan karakteristik
individu, sekolah dan aturan dalam lingkungan sekitar. |
1.
Buku Saku Pancasila, membuat buku bergambar yang menceritakan
penerapan nilai dari setiap Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. (Tugas
mandiri untuk menumbuhkan kemandirian dan kreativitas) 2.
Poster Harmonisasi dalam Perbedaan, poster besar yang cap tangan
peserta didik diberikan foto dan cerita singkat dirinya. Diakhiri dengan
motto kelas sebagai kesepakatan. (tugas kelompok untuk menumbuhkan
kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong dan kreativitas) |
-
Peserta didik dapat memahami perbedaan dirinya dengan-temannya sebagai anugerah dan keberagaman yang harus disyukuri. -
Peserta didik dapat memahami dalam keluarga dan sekolah memiliki
perbedaan tugas, peran dan aturan masing-
masing yang harus dipatuhi. -
Peserta didik dapat menerapkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. |
Konstitusi dan Norma |
1.
Menjelaskan perbedaan aturan yang ada di rumah dan sekolah 2.
Mengidentifikasi tugas dan peran dirinya dalam kegiatan bersama-sama
di sekolah. 3.
Membuat kesepakatan sederhana di kelas dengan bimbingan. |
||||
Jati Diri dan Kebhinekaan |
1.
Menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan minat dan
perilakunya. 2.
Mengidentifikasi perbedaan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. 3.
Menyebutkan perbedaan budaya, bahasa dan pakaian daerah yang ada
di lingkungan sekolah. |
||||
Negara Kesatuan
Republik Indonesia |
1. Menyebutkan karakteristik dan ciri-ciri fisik
sekolah. 2. Mengidentifikasi contoh perilaku dan sikap
yang menjaga lingkungan sekitarnya di sekolah. |
3 |
Pancasila |
1.
Menyebutkan sila-sila Pancasila. 2.
Menjelaskan makna sila-sila Pancasila 3.
Memberikan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. |
-
Mengidentifikasi budaya Jawa
dan kekhasan Garut dan tata
pemerintahan Kabupaten Garut. -
Menjelaskan keberagaman budaya Jawa
yang dikaitkan dengan kebhinekaan
global dan kreativitas |
Proyek kelompok 1.
Membuat poster Aku Pancasila, bisa disertai gambar atau photo
collage yang mengajak teman untuk selalu berperilaku sesuai nilai Pancasila. 2.
This is Our Class, menyusun aturan kelas yang dilandasi rasa
menghargai hak dan kewajiban di sekolah. Proyek Individu 3.
Aku Jawa, Kamu?, merupakan buku cerita yang menjelaskan asal
usul diri, identitas budaya dan kedudukannya dalam NKRI Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong dan kreativitas |
-
Peserta didik yang bangga dan
melestarikan budaya lokal. -
Membentuk peserta didik dengan jiwa kebhinekaan global dan kreatif yang menjunjung persatuan bangsa. -
Peserta didik
mengidentifikasi kebutuhan dasar dan cara pemenuhan
kebutuhannya. -
Peserta didik mampu membudayakan taat aturan dan sikap yang
sesuai dengan penerapan Pancasila |
|
Konstitusi dan Norma |
1. Mengidentifikasi beberapa aturan yang ada di
rumah, sekolah dan lingkungan sekitar. 2. Membuat kesepakatan aturan kelas sederhana
dengan menyampaikan pendapat dan mendengarkan teman yang berpendapat dengan
bimbingan. 3. Mengidentifikasi dan menyebutkan hak dan
kewajibannya sebagai peserta didik di sekolah dan anggota keluarga di rumah. |
|||
|
Jati Diri dan Kebhinekaan |
1. Mengenal identitas budaya daerah tempat
tinggal peserta didik. 2. Mengenal lingkungan tempat tinggal, sekolah,
lingkungan tempat tinggal
(RT/RW/desa/kelurahan dan kecamatan) sebagai bagian tak terpisahkan dari
wilayah NKRI 3. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
kebutuhan dasar manusia |
|||
|
Negara Kesatuan
Republik Indonesia |
1. Mengenal lingkungan tempat tinggal, sekolah,
lingkungan tempat tinggal sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah NKRI 2. Memahami arti pentingnya menjaga kerukunan,
persatuan dan kesatuan di sekolah. |
4 |
Pancasila |
1.
Mengidentifikasi makna yang terkandung
dalam sila Pancasila. 2.
Memberikan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. 3.
Menerapkan sikap yang menerapkan nilai-nilai Pancasila |
-
Mengidentifikasi bentuk keragaman budaya Jawa di Jawa Barat sebagai kekayaan bangsa. -
Tata pemerintahan di
Kabupaten Garut dan implementasi sila Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat yang berdampingan dengan budaya lokal. |
Project Kelompok 1.
Membuat poster besar I Love Indonesia, berisi tentang asal usul
masing peserta didik disertai identitas keunikan budaya. 2.
Bermusyawarah membuat aturan kelas. Proyek Individu 1.
Infografis sederhana Do and Don’t terkait contoh perilaku bernilai
Pancasila. 2.
Membuat video pendek ala youtuber
yang menjelaskan perbedaan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Menumbuhkan karakater
kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong dan kreativitas |
-
Peserta didik yang bangga dan
melestarikan budaya lokal. -
Membentuk peserta didik dengan jiwa kebhinekaan global dan kreatif yang menjunjung persatuan bangsa. -
Peserta didik
menghargai kemandirian dan
perbedaan pemenuhan kebutuhan hidup
dalam masyarakat. -
Peserta didik
membudayakan gotong royong, nilai kekeluargaan dan musyawarah mufakat dalam
kegiatan sehari-hari. |
Konstitusi dan Norma |
1. Menganalisis peraturan yang berlaku di rumah
dan sekolah. 2. Memahami perbedaan dan menerapkan aturan yang
ada di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar. 3. Memahami pentingnya musyawarah dalam
lingkungan sekolah. 4. |
||||
Jati Diri dan Kebhinekaan |
1. Menjelaskan keragaman budaya dalam
bermasyarakat. 2. Memahami keragaman sebagai kekayaan bangsa. 3. Menerapkan toleransi dalam keragaman sebagai
bentuk penghargaan terhadap keunikan identitas diri. |
||||
Negara Kesatuan
Republik Indonesia |
1. Menganalisis perbedaan lingkungan tempat
tinggal, sekolah, lingkungan tempat tinggal kesatuan NKRI. 2. Menjelaskan pentingnya menjaga persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Memahami jenis dan cara memenuhi kebutuhan
hidup. |
5 |
Pancasila |
1. Menghubungkan kaitan satu sila dengan sila
lainnya. 2. Menjelaskan perilaku yang memperlihatkan
hubungan antarsila dalam kehidupan sehari- hari. 3. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan kesehariannya sebagai kesatuan. |
-
Memaknai peran budaya Jawa dan bahasa Jawa sebagai
identitas diri. -
Mengaitkan contoh penerapan budaya Jawa yang luhur
berdampingan dengan kebhinekaan Indonesia. -
Menjelaskan perjuangan rakyat Jawa
membentuk NKRI. |
Proyek Kelompok 1.
Membuat laporan berupa video tentang luhurnya nilai budaya dan
bahasa Jawa, dan keberadaannya dalam keragaman Indonesia. 2.
Membuat drama yang menceritakan sejarah bangsa Indonesia Proyek Individu 1.
Buku Catatan Harianku, berisi refleksi harian sikap dan perilaku
yang dilakukan hari itu yang berhubungan dengan tanggung jawab hak dan
kewajiban. 2.
Poster Musyawarah itu Keren, berisi tata cara melaksanakan
musyawarah dan manfaatnya. Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, kemnadirian, gotong royong dan kreativitas |
- Peserta didik bangga sebagai bagian dari
masyarakat Jawa. - Peserta didik bangga akan budaya dan mampu
berbahasa Jawa yang baik. - Membentuk peserta didik sebagai makhluk sosial
yang selalu menjaga kebhinekaan, kemandirian, nilai gotong royong dan nilai kebangsaan Indonesia. - Membentuk peserta didik yang bertanggung jawab
terhadap hak dan kewajibannya. - Membentuk profil pelajar Pancasila yang
menerapkan nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari |
Konstitusi dan Norma |
1. Mendiskusikan bentuk tanggung jawab terhadap
hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga, peserta didik dan anggota
masyarakat. 2. Menyampaikan pendapat secara logis dan
argumentatif dan menghargai hak berpendapat setiap orang. 3. Menganalisis tata cara musyawarah yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari |
||||
Jati Diri dan Kebhinekaan |
1.
Menjelaskan keragaman budaya dan peran budaya dan bahasa dalam
membentuk identitas 2.
Menganalisis contoh sikap dan perilaku yang menjaga dan yang
merusak kebinekaan. 3.
Menggali manfaat persatuan
dan kesatuan untuk membangun
kerukunan hidup |
||||
Negara Kesatuan
Republik Indonesia |
1. Memahami sejarah
terbentuknya NKRI. 2. Mengidentifikasi perlunya menjaga
kenyamanan dalam lingkungan. 3. Membentuk persepsi yang sama tentang arti pentingnya
kebersamaan dalam membentuk persatuan dan
kesatuan bangsa. |
6 |
Pancasila |
1. Menjelaskan arti ideologi, nilai dan pandangan
hidup 2. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. 3. Menghargai manusia sebagai makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. |
-
Menghubungka n budaya Jawa sebagai kekayaan budaya bangsa yang membanggakan. -
Mengidentifikas i nilai budaya, norma dan aturan dalam
masyarakat Jawa yang
menghargai kebhinekaan. -
Mengambil inspirasi kebangsaan dari tokoh pejuang NKRI yang berasal dari Jawa Barat |
Proyek Kelompok 1.
Ragam Indonesia, merupakan booklet yang dibuat untuk menampilkan
keragaman budaya Indonesia termasuk analisis peluang dan tantangannya. 2.
Profil Pelajar Pancasila, berupa poster atau video pendek untuk
menampilkan implementasi pembentukan Profil Pelajar Pancasila di sekolah. Proyek Individu 1. Membuat poster untuk menjaga lingkungan di
sekitar rumah. 2.
Idolaku, merupakan biografi tokoh NKRI yang mengisnpirasi. Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, gotong royong, mandiri
dan kreatif |
- Peserta didik bangga sebagai bagian dari
masyarakat Jawa. - Membentuk peserta didik yang inovatif dan
kreatif membaca peluang dan mencari solusi terkait tantangan yang
muncul sebagai dampak
beragaman. -
Membentuk peserta
didik sebagai makhluk sosial yang menjaga kebhinekaan, kemandirian dan nilai
gotong royong -
Membentuk peserta
didik yang bertanggung jawab
terhadap hak dan kewajibannya Membentuk profil
pelajar Pancasila yang menerapkan norma,
aturan yang sesuai dengan nilai Pancasila sebagai ideoalogi dan pandangan hidup bangsa. |
Konstitusi dan Norma |
1.
Menganalisis bentuk-bentuk sederhana norma dan aturan dalam
masyarakat. 2.
Menyampaikan pendapat secara logis dan argumentatif. 3.
Menjelaskan dan menerapkan tata cara
bermusyawarah dalam kehidupan sehari-hari. 4.
Menghargai perbedaan pendapat dalam
musyawarah untuk mencapai mufakat. |
||||
Jati Diri dan Kebhinekaan |
1.
Menganalisis keragaman budaya sebagai satu kesetaraan. 2.
Mengidentifikasi peluang dan tantangan yang muncul dari
keragaman budaya di Indonesia. 3.
Menganalisis contoh sikap dan perilaku yang menjaga dan yang
merusak kebinekaan. |
||||
Negara Kesatuan
Republik Indonesia |
1. Mengidentifikasi perlunya menjaga lingkungan sekitar
sebagai tempat hunian yang nyaman bagi semua warga. 2. Memahami persamaan tujuan sebagai pemersatu
bangsa. 3. Mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh pendiri
bangsa dalam mempertahankan NKRI. |
2. Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Potensi Lokal Daerah |
Hasil Project Based Learning |
Indikator Keberhasilan Pencapaian |
1 |
Menyimak |
1.
Menyimak teks petunjuk dengan
topik mengenai diri sendiri. 2.
Menjelaskan informasi sederhana tentang buku atau teks yang
dibacanya. 3.
Memahami informasi dalam teks yang dibacakan dengan menggunakan kata
tanya : apa dan siapa |
- Menyisipkan teks narasi, informatif dan deskripsi yang
berkaitan dengan daerah Jawa Barat, kusususnya Garut. |
Proyek Kelompok 1. Tukar Kata, saling memilih gambar dan kemudian ditukar dengan
teman dan ditulis kata atau kalimat sederhana. Proyek Individu 1. Aku Pendongeng, belajar menceritakan ulang
sebuah buku dengan bimbingan guru 2.
Aku Bercerita,
menulis cerita pengalaman
sederhana Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, kemnadirian, gotong
royong dan kreativitas |
Peserta didik mampu : -
Menyimak dan
memahami informasi dari teks yang disajikan dengna baik. -
Menambah kosa kata baru dan memahami artinya dengan baik. -
Menyimpulkan isi teks dengan bahasa sendiri dalam kalimat sederhana. -
Aktif berkomunikasi,
menanggapi, mempresentasikan ide dan bercerita dengan santun. -
Menulis cerita sendiri dengan bentuk variasi teks berdasarkan pengalaman. |
Membaca dan memirsa |
1.
Menjelaskan makna kata yang digunakan sehari-hari di rumah dan
sekolah. 2.
Menjelaskan informasi dalam teks
bergambar. 3.
Menjelaskan makna ilustrasi gambar dengan kata-kata sendiri |
||||
Berbicara dan mempresentasi |
1.
Berbicara dengan santun dan menggunakan volume yang tepat sesuai
tempat berbicara. 2.
Menjawab dan menanggapi informasi yang diterima. 3.
Menceritakan pengalaman pribadi secara runtut dan jelas |
||||
Menulis |
1.
Mengenal dan menulis huruf 2.
Menyalin kata yang didiktekan. 3.
Merevisi kesalahan penulisan dalam tulisannya |
2 |
Menyimak |
1. Memahami instruksi lisan yang lebih kompleks 2. Mengidentifikasi bagian-bagian dari sebuah
buku 3. Memaknai informasi dalam teks dongeng atau
puisi yang dibacakan dengan kata tanya; apa, siapa, di mana, berapa dan
kapan. |
-
Mereferensi buku cerita daerah Jawa Barat. -
Membuat keterkaitan cerita,
teks, dan puisi dengan potensi lokal Garut. |
Proyek Kelompok 1.
Kunjungi Perpustakaan, mencari satu buku referensi, membaca bersama dan
mengidentifikasi bagian buku. 2.
Poster Book’s
Marketing, membuat sinopsis pendek dari buku yang dianggap paling menarik. Isi
sinopsis dipresentasikan agar teman lain tertarik
membaca. Proyek Individu 1. Buku Ceritaku,
membuat buku cerita tentang kegiatan sehari-hari. Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, kemnadirian, gotong
royong dan kreativitas |
Peserta didik mampu: -
Menyimak dan
memahami informasi dari teks laporan atau puisi yang disajikan dengan baik. -
Mengidentifikasi kosakata yang baru dan membentuk dalam kalimat
sendiri. -
Membaca dengan fasih dan pelafalan yang baik pada teks daskripsi
dan puisi. -
Mengomunikasikan, menanggapi, mempresentasikan ide dan bercerita dengan santun. -
Menulis cerita sendiri dengan bentuk variasi teks berdasarkan pengamatan. |
Membaca dan memirsa |
1.
Membaca teks cerita pendek. 2.
Menjelaskan informasi dari teks yang dibacanya. 3.
Membuat kalimat sederhana berdasarkan gambar |
||||
Berbicara dan mempresentasi |
1.
Berbicara sesuai topik dan tujuannya. 2.
Bertanya sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan 3.
Mempresentasikan ide atau karya dengan jelas |
||||
Menulis |
1.
Menulis teks deskripsi kegiatan sehari-hari dengan sederhana 2.
Menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan. 3.
Menulis laporan pengamatan dengan kalimat yang sederhana dan
sesuai ejaannya. |
3 |
Menyimak |
1.
Menyimak instruksi lisan yang lebih kompleks 2.
Menyimak dengan saksama teks informatif tentang lingkungan. 3.
Memaknai ide pokok teks yang dibacakan. |
-
Mereferensi buku cerita daerah Jawa Barat. -
Membuat keterkaitan cerita,
teks, dan materi diskusi dengan
potensi lokal Garut. -
Mencari sumber tulisan yang relevan dengan ciri khas Garut. |
Proyek Kelompok 1.
Kunjungi Perpustakaan, mencari satu buku referensi, membaca bersama dan
mengidentifikasi bagian buku. 2.
Jurnal Buku,
membuat jurnal buku yang mereview isi buku, kemudian
menggabungkannya dengan jurnal buku teman lainnya untuk menjadi Book
Guide di perrpustakaan Proyek Individu 1. Buku Ceritaku,
membuat buku cerita tentang lingkungan Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, kemnadirian, gotong
royong dan kreativitas |
Peserta didik mampu : -
Menyimak dengan seksama untuk memaknai ide pokok dalam sebuah
teks. -
Menambah kosakata baru yang berkaitan dengan informasi dalam
teks. -
Menjelaskan kesimpulan tentang isi teks. -
Menanggapi, mempresentasikan dan menyampaikan ide dalam ruang
diskusi dengan bahasa santun. - Menulis teks deskriptif, informatif dan
prosedur sederhana. - Merevisi dan menyunting hasil tulisannya
sendiri. |
Membaca dan memirsa |
1.
Memahami kosakata baru dengan bantuan kalimat dan
gambar/ilustrasi. 2.
Menemukan informasi pada beberapa
kalimat yang berhubungan pada teks. 3.
Memisahkan ide pokok dari teks naratif yang dibaca. |
||||
Berbicara dan mempresentasi |
1. Berbicara santun dalam diskusi. 2. Menanggapi dan mengembangkan ide kunci dalam
diskusi dengan pengetahuan dan pengalamannya. 3. Menceritakan pengamatan dan pengalamannya dengan bahasa
yang lebih formal dan terstruktur tentang lingkungan |
||||
Menulis |
1.
Menulis teks naratif sederhana bertema kebangsaan 2.
Menulis teks deskriptif tentang lingkungan.. 3.
Merevisi dan menyunting tulisannya sendiri. |
4 |
Menyimak |
1.
Menyimak instruksi teks informatif tentang lingkungan. 2.
Menyimak teks percakapan atau wawancara terkait
kebangsaan/sejarah. 3.
Memaknai ide pokok dari teks yang dibaca. |
-
Mereferensi buku sejarah daerah Jawa Barat. -
Mereferensikan potensi Garut dalam menyajikan teks informatif, infografis, dan wawancara. -
Membuat teks
pengamatan dan pengalaman yang dikaitkan dengan Garut. -
Mencari sumber tulisan yang relevan dengan ciri khas Garut. |
Proyek Kelompok 1. Booklet Garut, menulis bersama kelompok tentang
sejarah, budaya dan perkembangan Garut. 2. Wawancara bertema lingkungan Proyek Individu 1. Aku Suka Bercerita, membuat kumpulan cerpen yang disukai
tentang lingkungan. Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, kemnadirian, gotong royong dan kreativitas |
Peserta didik mampu : -
Menyimak dan membedakan ide pokok dan ide pendukung dalam sebuah
teks. -
Menjelaskan hubungan sebab akibat pada teks yang dibacanya. -
Menjelaskan pesan moral dan tujuan penulis dalam isi teks. -
Berpartisipasi aktif dalam diskusi dengan bahasa santun. -
Mempresentasikan ide dan tanggapan. -
Menulis teks deskripsi, prosedur dan argumentatif sederhana. -
Menggunakan kalimat yang lebih kompleks. |
Membaca dan memirsa |
1.
Memahami kosakata baru dengan bantuan ilustrasi/gambar 2.
Menemukan informasi yang saling
berhubungan pada teks. 3.
Menjelaskan kesimpulan/amanat dalam cerita yang dibacanya. |
||||
Berbicara dan mempresentasi |
1. Menceritakan pengamatan dan pengalamannya berkaitan
lingkungan. 2. Menyajikan teks wawancara dengan bahasa yang jelas 3. Menanggapi dan mengembangkan ide kunci dalam
diskusi dengan pengetahuan dan pengalamannya. |
||||
Menulis |
1.
Menulis teks deskripsi atau argumentatif sederhana bertema
kebudayaan. 2.
Menggunakan kalimat yang lebih kompleks (majemuk setara atau
bertingkat). 3.
Menyunting hasil tulisannya sendiri. |
5 |
Menyimak |
1.
Menyimak teks penjelasan sederhana berdasarkan pengamatan. 2.
Menyimak teks pantun dan syair. 3.
Menjelaskan informasi yang terdapat dalam bacaan (poster,
infografis dan iklan) |
-
Mereferensikan potensi Garut dalam menyajikan teks informatif, infografis, dan poster -
Membuat teks
laporan, pantun dan syair yang dikaitkan dengan lingkungan Garut. -
Mencari sumber tulisan yang relevan dengan ciri khas Garut. |
Proyek Kelompok: 1.
Aku Reporter Cilik, melakukan wawancara terkait topik yang disepakati. (bentuk
video) 2.
Membuat laporan
hasil wawancara. 3. Kedaiku, Berbeda!, terintegrasi dengan mapel
lain. Membuat iklan tentang menu yang akan dijual di hari Entrepreneurship
Day. Proyek Individu 1. Infografis, membuat infografis terkait tema
yang disepakati. 2. Mari Berpantun, membuat ragam pantun hasil karya sendiri. Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, kemnadirian, gotong
royong dan kreativitas |
Peserta didik mampu : -
Menyimak informasi yang lebih kompleks. -
Memahami ide pokok dan ide pendukung lebih rinci. -
Memaknai teks sastra lisan (pantun dan puisi) dan teks lainnya. -
Memahami kosakata baru yang lebih spesifik berkaitan dengan
topik. -
Menjelaskan informasi, masalah dan solusi pada teks naratif. -
Menjelaskan ide pokok dan ide pendukung. -
Menanggapi, mempresentasikan dan mengemukakan ide dalam diskusi. -
Menulis teks laporan sederhana dengan merujuk sumber yang
relevan. -
Menulis pantun dan syair dengan baik dengan struktur bahasa yang
baik |
Membaca dan memirsa |
1.
Menemukan kata kunci untuk menjelaskan informasi dalam bacaan 2.
Menjelaskan hasil identifikasi masalah dalam sebuah teks. 3.
Menggunakan referensi dalam membuat
pantun dan puisi |
||||
Berbicara dan mempresentasi |
1.
Melakukan presentasi 2.
Menyampaikan pendapat berdasarkan sumber yang relevan 3.
Menjelaskan makna atau istilah kata yang kompleks |
||||
Menulis |
1.
Menulis teks naratif / eksposisi dengan struktur bahasa yang
jelas, baik dan runtut 2.
Menulis teks pantun dan syair tentang keragaman suku dan budaya Indonesia 3.
Menyunting dan merevisi tulisannya sendiri, |
6 |
Menyimak |
1.
Menyimak laporan bertema lingkungan
(pemanansan global) 2.
Menyimak teks sejarah bertema sejarah Indonesia mengenai Gajah
Mada 3.
Menyimak cerita fiksi tentang keutuhan wilayah nusantara
Indonesia |
-
Mereferensi buku sejarah daerah Jawa Barat. -
Mereferensikan potensi Garut dalam menyajikan teks fiksi, laporan dan pidato. -
Membuat teks
pengamatan sejarah yang dikaitkan dengan Garut. -
Mencari sumber tulisan yang relevan dengan lingkungan dan
sejarah Garut. |
Proyek Kelompok 1. Ensiklopedia Garut, menulis bersama kelompok tentang
sejarah, budaya dan perkembangan Garut. Proyek Individu 1. Cerpenku Karyaku, membuat kumpulan cerpen pribadi tentang
lingkungan Menumbuhkan karakter
kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong
dan kreativitas |
Peserta didik mampu : -
Menyimak informasi yang lebih kompleks. -
Memahami ide pokok dan ide pendukung lebih rinci. -
Memaknai teks laporan dan paparan lisan. -
Memahami kosakata baru yang lebih spesifik. -
Mencari sumber informasi untuk menggali informasi dalam teks. -
Mengemukakan pendapat dan membandingkan informasi yang
disajikan. -
Menulis teks laporan sederhana dengan merujuk sumber yang
relevan. -
Menulis teks pidato. -
Merevisi dan menyunting tulisannya sendiri dengan struktur bahasa yang baik |
Membaca dan memirsa |
1.
Menganalisis unsur intrinsik dalam karya sastra 2.
Membaca dan memahami tokoh, kata dan istilah dalam teks cerita
fiksi sejarah. 3. Memahami istilah baru
dalam sebuah teks. |
||||
Berbicara dan mempresentasi |
1.
Menyampaikan laporan hasil diskusi tentang pemanasan global 2.
Menyampaikan pendapat dan gagasan
berdasarkan sumber yang relevan 3.
Melakukan diskusi dengan menggunakan kata-kata yang sopan. |
||||
Menulis |
1. Menulis teks laporan
berdasarkan percobaan 2.
Menulis teks pidato persuasif tentang agama dan kerukunan 3.
Menyunting tulisannya sendiri. |
B.
Silabus
1.
Contoh Silabus Tematik
Kelas 5
Silabus SDN 162 BENGKULU UTARA
Tahun Pelajaran 2022-2023
Mata Pelajaran |
Elemen |
Alur Tujuan Pembelajaran |
Materi |
Kegiatan Pembelajaran |
Penilaian |
Sumber Belajar |
Bahasa Indonesia |
Menyimak |
5.2 Peserta didik mampu memaknai puisi dan pantun yang didengar. |
Teks Sastra Lisan
Pantun |
1. Mengamati pantun yang disampaikan guru. 2. Mengidentifikasi kesesuaian ciri-ciri pantun
dengan pantun yang disampaikan. 3. Menyampaikan hasil
pengamatan dan menjelaskan amanat pantun. 4. Mengamati beberapa contoh pantun 5. Menyimpulkan persamaan amanat dalam pantun tersebut. 6. Menulis pantun yang mengandung amanat tentang
tanggung jawab kemudian saling berbalas pantun. 7. Menyimpulkan makna dan amanat dalam isi pantun
yang telah disampaikan temannya. |
Sikap: Dilakukan selam proses
pembelajaran dan pembiasaan diri ●
Kebhinekaan global (toleransi, menghargai) ●
Mandiri ●
Kretivitas |
1.
Bahan ajar/buk u teks pelajaran ) 2.
Gambar 3.
Video pantun yang biasa
dipakai di beberapa daerah 4.
Contoh pantun |
Membaca dan Memirsa |
5.2 Peserta didik mampu mengidentifikasi masalah dari berbagai sudut pandang |
|||||
Berbicara dan mempresentasikan |
5.2 Peserta didik mampu mempertahankan pendapat dan sudut pandangnya dengan rujukan yang valid. |
|||||
|
|
|
Bahasa Indonesia Pengetahuan ●
Menganalisis ciri-ciri pantun ●
Menjelaskan amanat pantun ●
Mengisi bait yang rumpang. |
|||
Menulis |
5.2 Peserta didik mampu menyunting dan
merevisi faktor-faktor yang lebih kompleks dalam
tulisannya sendiri. |
|
|
|
|
8. Mengidentifikasi tanggung jawab
dalam masyarakat rumahnya. |
bentuk mereka sekitar |
Keterampilan (Proyek individu) ●
Menulis pantun ●
Mempresentasikan pantun yang dibuat. |
|
|
Konstitusi dan Norma (Hak dan Kewajiban, UUD 45, dan Musyawarah) |
5.2 Mendiskusikan bentuk- bentuk sederhana
norma, aturan, hak dan kewajiban sebagai
peserta didik, anggota keluarga, dan bagian dari masyarakat |
Tanggung Jawab dalam
Hak dan Kewajiban |
PPKn Pengetahuan: ●
Menganalisis bentuk tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban ●
Memberi contoh penerapan hak dan kewajiban |
|||
|
|
5.2 Mengidentifikasi keragaman budaya di
sekitarnya dan
menempatkan keragaman tersebut secara setara; |
|
||||
Jati Diri & Kebinekaan |
Keterampilan: Buku Catatan Harianku,
berisi refleksi harian sikap dan perilaku yang dilakukan hari itu yang
berhubungan dengan tanggung jawab hak dan kewajiban. |
2. Contoh
Silabus Pembelajaran Di Luar Kelas
Silabus SDN 162 BENGKULU UTARA
Tahun
Pelajaran 2022-2023
Mata Pelajaran |
Elemen |
Alur Tujuan Pembelajaran |
Materi |
Kegiatan Pembelajaran |
Penilaian |
Sumber Belajar |
Bahasa Indonesia |
Menyimak |
5.1 Peserta didik dapat memilah dan menggunakan sumber
informasi yang beragam untuk menulis karangan argumentatif/persuasif. |
Teks Sastra Lisan
Pantun |
1.
Pembelajaran diawali dengan pengondisian peserta didik sesuai
kelompoknya masing- masing. 2.
Nara sumber memberikan pemaparan tentang
Ganding sesuai dengan materi narasumber
masing-masing. 3.
Kegiatan peserta didik : a.
mengamati lingkungan sekitar dan menyimak pemaparan narasumber, b.
melakukan tanya jawab, c.
melakukan kegiatan 3H (Head, Hands and Heart) seperti menanam
bambu dan membuat anyaman, d.
mengasosiasikan konsep dengan keadaan yang diamati dan dicoba
dalam bentuk data atau |
Sikap: Dilakukan selam proses
pembelajaran dan pembiasaan diri ●
Kebhinekaan global (toleransi, menghargai) ●
Mandiri ●
Kreativitas Bahasa Indonesia Pengetahuan ●
Menjelaskan ciri-ciri teks argumentasi Keterampilan (Proyek individu) ●
Menulis teks argumentasi ●
Mempresentasikan hasil laporan. |
1. Lingkungan beljar alam Ganding (Kecamatan, penanaman
bambu, pengolah dan pengrajin bambu. 2. Narasumber dari
Ganding 3. Media visual (koran
lokal) |
Membaca dan Memirsa |
5.1Peserta didik dapat memilah dan menggunakan sumber
informasi yang beragam untuk menulis karangan argumentatif/persuasif. |
|||||
Berbicara dan mempresentasikan |
5.1 Peserta didik mengenal konsep berdebat dan
dapat berdebat dengan sehat. |
|||||
Menulis |
5.1 Peserta didik dapat menulis teks
argumentasi sederhana dengan
informasi yang akurat dan relevan. |
PPKn |
Konstitusi dan Norma (Hak dan Kewajiban, UUD 45, dan Musyawarah) |
5.3 Mendiskusikan bentuk- bentuk sederhana
norma, aturan, hak dan kewajiban sebagai
peserta didik, anggota keluarga, dan bagian dari masyarakat |
Tanggung Jawab dalam
Hak dan Kewajiban |
rangkuman, e. mengomunikasikan hasil kesimpulan kegiatan untuk meluruskan
kesalahpemahaman materi sebagai tahap awal penyusunan bahan presentasi dan laporan akhir. |
PPKn Pengetahuan: ●
Menganalisis bentuk tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban terhadap
lingkungan ●
Memberi contoh penerapan hak dan kewajiban lingkungan Keterampilan: Buku Catatan Harianku,
berisi refleksi harian sikap dan perilaku yang dilakukan hari itu yang
berhubungan dengan tanggung jawab hak dan kewajiban. |
|
Jati Diri & Kebinekaan |
5.3 Mengidentifikasi keragaman budaya di
sekitarnya dan
menempatkan keragaman tersebut secara setara; |
|
||||
IPA dan Sosial |
|
Mengidentifikasi
hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-abiotik dapat
memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya. |
Ekosistem |
IPA dan Sosial Pengetahuan: ●
Menganalisis bentuk interaksi dalam ekosistem di ladang bambu ●
Mengidentifikasi hubungan |
|
|
|
|
|
|
ketergantungan antar
komponen di ekosistem lading bambu Keterampilan: Laporan Hubungan Antar
Komponen Di Ekosistem yang memuat rantai makana, jarring-jaring makanan
interaksi dan dampaknya. . |
|
6. Contoh Silabus Mata Pelajaran
Mata Pelajaran |
Elemen |
Alur Tujuan Pembelajaran |
Materi |
Kegiatan Pembelajaran |
Penilaian |
Sumber Belajar |
Matematika |
Bilangan |
6.1
Peserta didik mampu merepresentasikan bilangan pecahan, persen, dan desimal
dalam berbagai bentuk visual. 6.2 Peserta didik mampu menentukan posisi bilangan pecahan, persen, dan desimal
pada garis bilangan. |
Bilangan Pecahan,
Persen dan Desimal |
1.
Menggunakan masalah
kontestual untuk merepresentasikan
bilangan. (menggunakan
denah). 2.
Membuktikan posisi antar bilangan dengan peragaan. 3. Menganalisis posisi
bilangan dalam sebuah cerita. 4. Menentukan bilangan
pecahan dan desimal dalam garis bilangan. |
Sikap: Dilakukan selam proses
pembelajaran dan pembiasaan diri ●
Kebhinekaan global (saling menghargai) ●
Mandiri ●
Kretivitas Pengetahuan ●
Mengubah bilangan pecahan ke desimal ●
Mengidentifikasi bilangan pada garis bilangan. Keterampilan ●
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan dan
desimal ●
Menentukan bilangan pecahan dan decimal dalam garis bilangan
berdasarkan ilustrasi |
1.
Buku teks pelajaran
Matematika 2.
Papan garis bilangan 3.
Gambar denah rumah 4.
Gambar rute jalan siput 5.
Lingkungan sekitar |
C.
Rencana Pembelajaran
1. Contoh
RPP Tematik
Satuan Pendidikan : SDN 162 BENGKULU UTARA
Kelas / Semester : V (Lima) / 1 (Satu)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Tema : Ragam Budaya
Kebanggaanku
Alokasi waktu : 4 x 35 menit
A. TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Melalui mengamati, peserta didik mampu menggali
isi dan amanat pantun yang disajikan secara lisan dan tulis dengan baik.
2. Melalui saling bertukar pantun, peserta didik
mampu melisankan pantun hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
3.
Melalui mengidentifikasi
isi pantun, peserta didik mampu menjelaskan makna tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Melalui diskusi, peserta didik mampu
menganalisis bentuk tanggung jawab sebagai warga masyarakat
B. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Aktivitas dan Prediksi
Respon Peserta Didik |
Bentuk Fasilitasi Guru Terhadap Peserta Didik |
Kriteria Penilaian Proses |
1.
Pendahuluan a.
Guru menyiapkan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan
dimulai dengan berdoa. b.
Mengecek kehadiran peserta didik. (Peserta didik peka terhadap
kehadiran temannya) c.
Mengucapkan janji Aku Agen Profil Pelajar Pancasila Peserta didik Gentra Masekdas
Berkarakter Pancasila Taqwa pada Tuhan Ciri kami berakhlak
mulia |
Memberikan kesempatan
peserta didik yang ingin memimpin doa Bersama dengan peserta didik
mengucapkan janji |
Peserta didik memiliki
inisiatif, percaya diri, empati dan tanggung jawab. |
Bertoleransi dalam
kebhinekaan Keunikan dalam harmonisasi Menjunjung nilai luhur bangsa Gotong
royong dalam kehidupan Mandiri dan bernalar
kritis Membangun kreativitas Mengenalkan budaya daerah Mengembangkan inovasi d. Menyampaikan tujuan pembelajaran (Peserta didik dapat memahami keterkaitan dengan
pembelajaran sevelumnya) |
Menanyakan tentang
pemahaman materi pantun dan hak kewajiban sebelumnya. |
|
2.
Kegiatan Inti a. Menampilkan pantun sebagai pemantik kegiatan
awal. (Peserta didik merespon positif seperti menyebutkan ciri-ciri, membaca
dengan gaya berpantun dan menyebutkan isi pantun) Datang lebih pagi ke
sekolah Bawa bekal berisi makanan Peserta didik siswi
yang sholeh sholehah Selalu menjaga kebersamaan b. Memberikan pertanyaan tentang isi pantun
tersebut. (Peserta didk akan menjawab dengan variasi jawaban) |
Guru memberikan
kesempatan peserta didik untuk menanggapi pantun tersebut dengan menuliskan
jawaban peserta didik. Dan mericek jawaban bersama-sama.(ciri-ciri pantun) Menuliskan jawaban
peserta didik dan mericek kebenarannya dengan mengebalkan kata kunci. |
Peserta didik yang
mengidentifikasi ciri- ciri pantun dengan tepat, hampir tepat, tidak tepat
dan tidak menjawab Peserta didik yang
aktif, menyebutkan isi pantun dengan tepat, hampir tepat dan tidak
tepat/tidak menjawab |
c. Mengamati isi
pantun berikutnya. (Peserta didik diharapkan bisa melihat persamaan dari isi
ketiga pantun berikut) Jalan-jalan ke kota
Jakarta, Pastinya lewat kota Bandung dulu, Sebelum memutuskan
jadwal ronda, Sebaiknya musyawarah dahulu. |
Menuliskan tanggapan
peserta didik terhadap pantun yang ditampilan. Menyimpulkan bersama hasil
pengamatan dan meluruskan konsep. |
|
Simpan pasir dalam
karung, Gotong berdua berat tak terasa, Tinggal bersama dalam
satu kampung, Kebersihan tanggung jawab bersama. |
|
|
Tengok kiri kanan jika
menyeberang, Ketika lampu merah sedang menyala, Walaupun hansip hanya
seorang, Warga lain pasti ikut meronda. |
|
|
d. Menulis pantun dan saling berbalas pantun. (Peserta didik
dapat menangkap amanat pantun teman dan mebalas dengan keterkaitan pesan yang
sama) |
Mengarahkan peserta
ddik dengan mengikat tema pantun yang sama yaitu tentang tanggung jawab. |
Peserta didik yang
menulis dan percaya diri berbalas pantun yang benar. |
e. Menyimpulkan amanat pantun dan menghubungkan dengan bentuk
dan contoh tanggung jawab yang ada di masyarakat. (Peserta didik
mengidentifikasi berbagai contoh tanggung jawab dalam masyarakat terlepas
dari isi pantun) |
Menyediakan whiteboarding list untuk memfasilitasi
diskusi tentang tanggung jawab dalam masyarakat |
Peserta didik yang
aktif dan menyebutkan contoh tanggung jawab yang bervariasi dan jarang
terpikirkan. |
3.
Kegiatan Akhir a.
Merefleksikan bersama kegiatan hari ini dengan menyimpulkan
pembelajaran hari ini. b.
Melaksanankan penilaian akhir c. Berdoa |
Guru memfsilitasi
peserta didik untuk membuat kesimpulan. |
|
C. PENILAIAN
Penilaian proses :
pengamatan selama pembelajaran (catatan proses pembelajaran dalam bentuk
rubrik) Penilaian pengetahuan dan keterampilan : instrument terlampir
PENILAIAN PEMBELAJARAN
1.
Penilaian Pengetahuan
A. Bahasa Indonesia
Bentuk tes : Tes Pilihan Ganda Soal
Beri tanda silang (x)
pada jawaban a, b, c atau d yang paling tepat!
No |
Soal |
Kunci Jawaban |
Skor |
Bacalah pantun berikut
ini untuk mengerjakan no 1-3! Buah mangga manis
terasa Buah pisang tak kalah enaknya Gotong royong
membersihkan desa Bentuk tanggung jawab semua warga |
|
|
|
1. |
Berdasarkan pantun di
atas, kalimat kedua memiliki . . . suku kata. a.
9 b.
10 c.
11 d. 12 |
c |
20 |
2. |
Kalimat sampiran yang
dapat mengganti kalimat sampiran pada pantun di atas . . . a.
Ditambah sirup sungguh enaknya. b.
Buah mangga masak di pohon. c.
Warnanya hijau kekuningan. d.
Dibuat sop buah semakin enak |
a |
20 |
3. |
Amanat yang sesuai
denga isi pantun di atas adalah . . . a.
Warga bergotong royong untuk menjaga kebersihan. b.
Menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama. c.
Kewajiban masyarakat adalah menjaga kebersihan. d. Kebiasaan bekerja
bakti untuk membersihkan desa. |
b |
20 |
Bacalah pantun rumpang
berikut ini untuk mengerjakan no 4-5! Berwisata sungguh
senangnya Susuri jalan yang menanjak Membuang sampah pada tempatnya . . . . |
|
|
|
4. |
Pola rima pantun di
atas yang tepat adalah . . . . a.
a-a-a-a b.
a-b-b-a c.
a-b-a-b d.
b-a-a-b |
c |
20 |
5. |
Kalimat isi yang tepat
untuk melengkapi pargraf rumpang di atas adalah . . . . a.
kewajiban semua masyarakat b.
tanggung jawab semuanya c.
kewajiban warga semua d.
tanggung jawab warga yang bijak |
d |
20 |
|
Skor maksimal : 100 Nilai Akhir = |
B. PPKn
Bentuk soal : Betul
Salah Soal
Lingkari B jika
penyataan tersebut betul dan S jika pernyataan itu salah!
No |
Soal |
Kunci Jawaban |
Skor |
1. |
Tanggung jawab melekat
jika kita melaksanakan kewajiban saja. Karena kewajiban sifatnya penting.
Sedangkan tanggung jawab tidak melekat pada hak karena hak boleh digunakan
sebebasnya. ( B - S ) |
Salah |
20 |
2. |
Dalam sebuah
lingkungan perumahan, warga diwajibkan untuk ronda malam. Jadwal piket
tersebut disusun oleh Ketua RW setelah melakukan musyawarah dengan semua
warga. Semua warga diwajibkan untuk mematuhi jadwal tersebut sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap keamanan lingkungan. ( B - S ) |
Benar |
20 |
3. |
Anita membantu ibunya
setiap pagi sebelum berangkat sekolah. Ia membereskan kamarnya kemudian ia
menyapu halaman depan. Sebagai imbalannya, Anita meminta uang jajan kepada
ibunya. Sikap Anita itu tepat
karena orang tua berkewajiban memberikan imbalan atas bantuan yang telah
diberikan anaknya. ( B - S ) |
Salah |
20 |
4. |
Pak Samin bekerja sebagai
petugas kebersihan di Desa Sehat. Meskipun sudah ada Pak Samin, warga
masyarakat tetap melakukan kerja bakti setiap hari Minggu untuk membersihkan
desa. Kegiatan tersebut menunjukkan bentuk tanggung jawab warga terhadap
kebersihan lingkungan. ( B - S ) |
Benar |
20 |
5. |
Hak warga adalah
mendapatkan kenyamanan dan ketenangan di lingkungan tempat tinggal. Pada
suatu hari, Pak Amir mengadakan pesta syukuran pernikahan anaknya dengan
membuat hiburan malam untuk rakyat. Pak Samin yang tinggal tak jauh dari
rumah Pa Amir merasa keberatan karena istrinya sedang sakit. Namun karena
merasa haknya, Pak Amir tidak mau membatalkan hiburan malam tersebut. ( B - S ) |
Salah |
20 |
|
Skor maksimal : 100 Nilai Akhir = |
2.
Penilaian Keterampilan
Aspek Keterampilan |
4 |
3 |
2 |
1 |
Bahasa Indonesia
Membuat pantun -
mengidentifikasi jumlah baris dalam bait pada pantun -
mengidentifikasi banyak suku kata dalam satu baris pantun -
mengidentifikasi pola rima dalam satu bait -
membuat sampiran dan isi -
melisankan pantun |
Memenuhi minimal 4-5
sub aspek penilaian keterampilan dengan sangat baik |
Memenuhi 2- 3 sub aspek penilaian
keterampilan dengan baik. |
Memenuhi satu aspek
penilaian keterampilan. |
Tidak memenuhi sub
aspek penilaian keterampilan . |
PPKn Menuliskan bentuk tanggun
jawab sebagai warg masyarakat dalam kehidupa sehari-hari. -
menjelaskan tanggung jawab yang melekat pada kewajiban - -
menjelaskan tanggung jawab yang melekat pada hak -
mengidentifikasi tanggung jawab sebagai warga |
Memenuhi ketiga sub
aspek penilaian keterampilan |
Memenuhi dua dari tiga
sub aspek penilaian keterampilan |
Memenuhi satu dari
tiga sub aspek penilaian keterampilan |
Tidak memenuhi ketiga
sub aspek penilaian keterampilan |
Refleksi proses
pembelajaran
2.
Contoh RPP Tematik Pembelajaran
di Luar Kelas Alur Pembelajaran di Luar Kelas
Tujuan
Pembelajaran
•
Menganalisis
ketergantungan makhluk hidup dengan lingkungannya dalam sebuah ekosistem secara
langsung.
•
Menjelaskan keterkaitan hak dan kewajiban manusia terhadap dalam kehidupannya bermasyarakat dan
lingkungannya.
• Menulis laporan hasil pembelajaran dengan baik
dan benar.
•
Implementasi Profil
Pelajar Pancasila pada lingkungan dan masyarakat secara nyata
Konsep Materi
Pembelajaran disampaikan
dalam bentuk termatik terpadu yang menggabungkan muatan pelajaran IPAS, PPKn
dan Bahasa Indonesia. Secara umum, pembelajaran ini menyampaikan konsep yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat bagaimana
manusia memanfaatkan alam sebagai penopang kehidupan untuk mencukupi
kebutuhannya, mengeksplor sumber daya alam sebagai kegiatan yang berbatas
dengan tetap melestarikannya, mencegah dampak negatif terhadap keseimbangan
alam akibat eksploitasi berlebihan. Sinergis dengan hak hidupnya , manusia juga
dibatasi dengan kewajibannya sebagai warga negara yang tertata oleh
pemerintahan daerah dan tanggung jawab yang melekat dalam dirinya. Materi
disampaikan dalam bentuk berpikir komputasi dengan penugasan akhir membuat
bahan presentasi.
Desain
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Pembelajaran diawali
dengan pengondisian peserta didik sesuai kelompoknya masing-masing.
2.
Desain aktivitas peserta
didik, prediksi respon dan bantuan guru yang dilakukan:
Aktivitas Peserta didik dan Prediksi Respon |
Bantuan Guru |
1. Apa yang diberikan lingkungan alam kepada masyarakat? (Decomposition) Padi, kayu, hewan
ternak, berdagang, jagung, singkong, sayur mayur, ikan, bahan tambang |
Memberikan teks bacaan
tentang manusia mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam. (Mapel Bahasa
Inonesia) |
2. Apa yang disediakan dari alam untuk
masyarakat Ganding memenuhi kebutuhannya? (Decomposition) Padi, bambu, sayur
mayur, singkong |
Memberikan gambaran
umum kondisi geografis kecamatan Ganding melalui tayangan foto ( Mapel IPA
dan Sosial) |
3.
Mengapa masyarakat
Ganding memanfaatkan tumbuhan bambu? (Data Representation and Abstraction) Karena Ganding
termasuk dataran rendah, karena bambu banyak di Ganding, karena masyarakatnya
banyak yang menjadi pengrajin |
Memberikan slide
berisi beberapa gambar tentang mata pencaharian dan gambar masyarakat yang
sedang menanam, menebang dan mengolah bambu. (Mapel IPA dan Sosial) |
4. Apa saja yang dibuat dari bambu oleh masyarakat Ganding?
Mengapa membuat benda-benda itu? (Data Representation and Abstraction) Boboko, sangkar burung, piring, anyaman, tikar, bilik. Karena dipakai
sehari-hari oleh masyarakat, karena bisa dijual, karena aneh |
Diberikan LKS, tentang
mata pencaharian yang ada di Ganding dibandingkan daerah lain, dan barang-barang
sehari-hari yang terbuat dari bambu dan bukan bambu. (Mapel Bahasa Indonesia,
kata baku dan tidak baku) |
5. Bagaimana cara masyarakat Ganding membuat kriya anyam itu?
(Pattern Recognition) Dianyam, digergaji,
digunting, dirangkai, dipotong |
Diperlihatkan gambar
dan benda hasil karya masyarakat Ganding (Mapel Seni) |
6. Buat flowchart /
bagan cara membuat anyaman! (Algorithms) |
Beberapa kalimat yang
harus disusun Memilah jenis bambu Meraut bambu Memotong
bambu Menganyam Menambah hiasan Membuat desain anyaman
Mengecat/ vernis (Mapel Bahasa
Indonesia) |
7.
Membuat flowchart membuat kriya
anyaman. (Algorithms) |
Beberapa kalimat yang
sudah disusun : 1.
Memilah jenis bambu 2.
Memotong bambu 3.
Meraut bambu 4.
Membuat desain anyaman 5.
Menganyam 6.
Menambah hiasan 7.
Mengecat/ vernis (Mapel Bahasa Indonesia) |
8. Setelah menghasilkan produk, apa yang harus dilakukan agar
hasil kriya anyam dapat dijadikan sumber kehidupan masyarakat Ganding? (Data Representation
and Abstraction) |
Sediakan konsep: Hak, kewajiban dan
tanggung jawab masyarakat tentang pengolahan sumber daya alam dan oeran serta
pemerintah dalam memajukan daerah dan masyarakatnya melalui bacaan. (Mapel
PPKN dan Bahasa Indonesia) |
HASIL : (Pattern
Recognition) a) Hak masyarakat adalah menadapatkan penghidupan
yang layak, mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam, mendapatkan edukasi
tentang pengolahan sumber daya alam yang baik dan kreatif. b) Kewajiban masyarakat adalah mengolah sumber
daya alam dengan bijaksana, menanam kembali pohon bambu tidak hanya menebang
dan memanfaatkannya. Menanam dengan cara yang tepat. c) Tanggung jawab masyarakat memelihara
kesimbangan ekosistem di sekitar pohon bambu, merawat pohon bambu. d) Pemerintah mendukung kegiatan ekonomi
masyarakat, mengenalkan hasil karya melalui pameran, membuat penyuluhan dan
kerjasama dengan pihak lain. |
|
Langkah-langkah
Pembelajaran
1.
Pembelajaran diawali
dengan pengondisian peserta didik sesuai
kelompoknya masing-masing.
2.
Nara sumber memberikan
pemaparan tentang Ganding sesuai dengan materi narasumber masing-masing.
3.
Kegiatan peserta didik :
a.
mengamati lingkungan
sekitar dan menyimak pemaparan narasumber,
b.
melakukan tanya jawab,
c. melakukan kegiatan 3H (Head, Hands and Heart)
seperti menanam bambu dan membuat anyaman,
d. mengasosiasikan konsep dengan keadaan yang
diamati dan dicoba dalam bentuk data atau rangkuman,
e. mengomunikasikan hasil kesimpulan kegiatan untuk
meluruskan kesalahpemahaman materi sebagai tahap awal penyusunan bahan
presentasi dan laporan akhir.
Penilaian
1.
Penilaian sikap selama
proses pembelajaran menggunakan rubrik penilaian.
2.
Penilaian pengetahuan
disesuaikan dengan konten yang dipelajari yang sesuai dengan capaian
pembelajaran.
3.
Penilaian Keterampilan
berupa laporan akhir yang dinilai menggunakan rubrik penilaian.
Refleksi proses pembelajaran
3. Contoh
RPP Mata Pelajaran
|
|
|
|
|
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan Mata
Pelajaran Kelas Waktu |
: SDN 162 BENGKULU
UTARA : Matematika : V : 2 x 35 menit |
A. Tujuan Pembelajaran |
|||
1. Dengan melihat denah perjalanan peserta didik
mampu mengubah pecahan biasa ke pecahan decimal. 2.
Dengan melakukan eksperimen tentang menentukan posisi bilangan
desimal pada garis bilangan, peserta didik mampu menentukan bilangan desimal
dengan teliti. 3.
Dengan kegiatan eksplorasi dan latihan peserta didik mampu
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunkan konsep
desimal dengan benar. |
|||
|
B. Materi Pelajaran |
||
Bilangan Desimal
Konsep Bilangan decimal |
|||
C. Kegiatan Pembelajaran |
|||
Aktivitas Belajar (pertanyaan guru atau respon
peserta didik yang diharapkan) |
Peran/Dukungan Guru |
Fokus Asesmen |
|
1. Pendahuluan Guru menyampaikan
informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Materi yang akan
dipelajari. Apersepsi kemampuan prasarat dengan mengajukan pertanyaan : masih ingatkah dengan pecahan Gambarkan dalam
persegi berikut ini!(perwakilan beberapa peserta didik ke depan untuk
mengarsir gambar yang ada di papan tulis) |
Mengulas kembali
tentang pecahan secara klasikal Memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berani tampil dan mengarsir gambar yang telah
disediakan.. |
Apakah anak masih ingat tentang
pecahan. Apakah peserta didik bisa mengarsir
gambar sesuai dengan pecahan yang telah |
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok belajar yang berjumlah 4
sampai 6 orang, dalam kelompok tersebut merepresentasikan kemampuan anak
tinggi, sedang dan rendah. |
disediakan. |
|
||||||||
2.
Kegiatan Inti a.
Menggunakan masalah kontekstual. Kegiatan 1 Desi berlari sejauh
180 meter, kemudian ia belok ke kiri. Perhatikan denah berikut ini! a.
Dimanakah posisi Desi sekarang? b.
Apa yang dapat kamu temukan diantara jarak 100 meter dan 200
meter? c.
Apakah ada bilangan diantara 0 samapai 100? d.
Coba kamu peragakan di depan kelas, bagaimana membuktikan bahwa
diantara bilangan ternyata masih ada bilangan yang lain. Diskusikan dengan
teman kelompokmu! |
Yakinkan peserta didik untuk memahami skala dan bilangan bulat
yang berada diantara
keduanya. Guru mengarahkan
peserta didik untuk ke depan kelas memperagakan
permainan. |
Dapatkah peserta didik
memahami perintah. Apakah peserta didik
dapat menemukan bilangan antara100 dan 200. Apakah anak dapat menemukan bilangan antara 0 dan 100. |
b. Menggunakan model Desi berjalan di Jalan
Buah. Ia berjalan sejauh 24 meter, dan belok ke kiri masuk sebuah gang. Perhatikan perjalanan
Desi pada denah berikut! a.
Berada di gang manakah Desi sekarang? b.
Jelaskan! c.
Apa kesimpulanmu? Kegiatan 3 |
Berikan kesempatan peserta didik untuk berdiskusi dengan temannya dalam menemukan solusi
terhadap permasalahan yang diberikan Berikan kesempatan
pada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan atas permasalahan yang belum
dipahami. Berikan bimbingan
kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan dengan
memberikan pertanyaan yang membantu mereka terhadap kesulitan yang dialami. Arahkan anak untuk
menemukan kesimpulan |
Apakah peserta didik
dapat menemukan informasi yang tepat dari permasalahan yang diberikan. Apakah peserta didik
dapat menemukan posisi Desi . Apakah peserta didik
dapat memberikan alasan yang tepat. Apakah peserta didik
dapat menemukan posisi siput setelah merayap sejauh 1,2 meter. Apakah peserta didik
menemukan bilangan desimal dengan caranya sendiri
berdasarkan pengalaman. |
Perhatikan denah jalan
siput pada batang pohon di atas! Siput merayap di
batang pohon sejauh 1,2 meter dan belok ke kiri. a.
Berada di ranting manakah siput sekarang? b.
Ranting manakah yang berada di antara 1 meter dan 2 meter! c.
Jelaskan! d.
Apa kesimpulanmu Kegiatan 4 |
dari kegiatan yang
telah dilakukan. Arahkan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan selanjutnya yang ada di LKS. Arahkan peserta didik dalam meletakkan
bilangan dalam garis bilangan. |
Apakah peserta didik
dapat menentukan jarak sesuai dengan gambar pada garis bilangan. Apakah peserta didik
dapat memberikan alasan yang tepat. |
No |
Bilangan |
Nilai Tempat |
|||
Satuan |
Persepuluhan |
Perratusan |
Perribuan |
||
1 |
0,4 |
|
|
|
|
2 |
3, 27 |
|
|
|
|
3 |
3,035 |
|
|
|
|
4 |
3,302 |
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Batang Pohon Sekarang siput berada
di posisi semula. Siput kembali merayap, kemudian belok kearah kiri dan
berada di ranting 1. a.
Berdasarkan arah perjalanan, berapa jauhkah jarak siput berjalan
sampai ke ranting 1? b.
Jelaskan ! c.
Letakkan bilangan desimal antara angka 0 dan 1 pada garis
bilangan berikut! d.
Apa kesimpulanmu? 0 1 Kegiatan 5 Berdasarkan perjalanan
siput tersebut Lengkapilah tabel
berikut ini sesuai dengan nilai tempat dari masing-masing bilangan |
Arahkan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan selanjutnya yang ada di LKS. Bimbinglah dalam mengambil kesimpulan |
|
3. Interaktivitas Diskusikan dengan
teman kelompokmu untuk menghasilkan jawaban yang benar. Menampilkan hasil
kerja peserta didik secara bergantian. Memberi kesempatan
kepada kelompok peserta didik yang telah menyelesaikan terlebih dahulu dan
yang bersedia untuk presentasi, kemudian dilanjutkan oleh kelompok lain. |
Berikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menampilkan hasil diskusinya. Fasilitasi startegi
berpikir peserta didik yang tampil. Berikan penghargaan
pada kelompok yang tampil paling baik. |
Pemahaman peserta
didik terhadap konsep bilangan decimal. Aktivitas peserta
didik dalam menyampaikan pendapatnya. |
4. Penutup Mereview dan
merefleksi kegiatan yang telah dilaksanakan. Guru mengemukakan
kekurangan dan kemampuan yang telah dikuasai selama pembelajaran berlangsung. Peserta didik dengan
bimbingan guru menyimpulkan materi pembelaran |
Membantu merumuskan
hal penting dari hasil kegiatan belajar. Memberikan arahan kepada peserta didik agar memperbaiki
kekurangan selama proses
pembelajaran Memberi tugas pada
peserta didik agar bekerjasama
dengan orang tua dalam mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan bilangan
desimal. |
Apakah yang telah anda
pelajari hari ini? |
D.Penilaian |
||
1. Tehnik Penilaian : Lisan 2.
Instrument Penilaian :
Terlampir 3.
Penilaian Proses :
Pengamatan dan Tanya jawab selama kegiatan Berlangsung |
|
|
Refleksi proses
pembelajaran
D. Contoh
Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran
ANALISIS HASIL PENILAIAN SDN 162 BENGKULU UTARA
Kelas : |
Mata Pelajaran : |
Semester : |
Materi : |
Hari/Tanggal : |
Jenis Tes : |
No |
Nama Siswa |
Nomer Soal |
Skor Total |
Ketuntasan |
Umpan Balik |
|||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No |
Nama Siswa |
Hasil Tes |
Indikator Yang Belum Dikuasai |
Bentuk Pembelajaran Remedial |
|||
Individu |
Kelompok |
Tugas |
Tutor Sebaya |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
E. Contoh
RPP Remedial
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL
Satuan Pendidikan : SDN 162 BENGKULU UTARA
Kelas / Semester : V (Lima) / 1 (Satu) Mata Pelajaran : Matematika
Jenis Remedial : Individu dan Kelompok
A. TUJUAN
PEMBELAJARAN
1.
Dengan permainan
pembagian, peserta didik mampu mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal.
2.
Dengan menggunakan garis
bilangan, peserta didik mampu menentukan bilangan desimal dengan teliti.
B. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Aktivitas dan Prediksi
Respon Peserta Didik |
Bentuk Fasilitasi Guru Terhadap Peserta Didik |
Kriteria Penilaian Proses |
1.
Pendahuluan a.
Guru menyiapkan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan
dimulai dengan berdoa. b.
Menyampaikan tujuan pembelajaran (Peserta didik dapat memahami keterkaitan dengan
pembelajaran sebelumnya) 2.
Kegiatan Inti a.
Peserta didik membuat bilangan pecahan menggunakan kartu angka. b.
Peserta didik menentukan pembilang dan penyebutnya. (Peserta
didik akan membuat pecahan sesuai keinginannya) c.
Mengulang konsep mengubah pecahan menjadi desimal dengan lagu.
(nada Balonku) Ayo kita mengubah
Pecahan jadi desimal Pakai cara yang mudah Pembagian bagi kurung |
Memberikan kesempatan
peserta didik yang ingin memimpin doa Menanyakan tentang
alasan tidak memahami konsep materi. Diberikan ulang konsep dengan cara yang
berbeda dengan pembelajaran klasikal sebelumnya. |
Peserta didik memiliki
inisiatif, percaya diri, empati dan tanggung jawab. Apakah peserta didik sudah paham mana pembilang dan penyebut |
Pembilang ada di dalam
Penyebut ada di luar Ayo mulai membagi Sampai tidak bersisa d.
Peserta didik melakukan kegiatan c untuk beberapa kartu pecahan
yang dibuatnya. (Peserta didik akan bertanya jika pembagian tidak habis
dibagi). e.
Peserta didik membuat garis bilangan dari kertas yang kemudian
dilipat beberapa bagian. f.
Peserta didik menentukan pecahan dari bekas lipatan kertas. Jika
kertas dibagi dua maka kertas hasil lipatannya adalah pecahan ½ dan
seterusnya untuk beberapa lipatan. g.
Peserta didik menentukan bentuk desimal pada pecahan yang telah
ditulis di garis bilangan. h.
Peserta didik mengerjakan soal-soal. 3.
Penutup a.
Guru mereview pembelajaran. b. Peserta didik
mengerjakan soal remedial. |
Membantu dan
meluruskan konsep jika diperlukan. Ingatkan kembali jika
pembagian tidak bersisa maka cukup ambil dua angka di belakang koma. |
Apakah peserta didik sudah lancer
pembagian? Apakah peserta didik sudah mampu
mengerjakan soal-soal remedial yang
diberikan. (Jika ya, remedial berhasil, peserta didik sudah tuntas. Jika
tidak, lanjut ke remedial 2) |
2. CONTOH
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
1.
Tema :
Kewirausahaan
Judul Proyek :
Sampah No, Hayu Olah dengan 3H Peserta :
Kelas 1 sampai 6
Deskripsi kegiatan :
Proyek Sampah No, Hayu Olah dengan 3H merupakan proyek utama yang
akan menggabungkan beberapa sub proyek yang dilaksanakan di kelas
masing-masing. Proyek ini didasari atas permasalahan lingkungan yang masih
sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah, yaitu sampah. Banyak pedagang dan
kantin sekolah masih menggunakan plastik sebagai pembungkus atau kantongnya
yang mengakibatkan penumpukan sampah. Proyek ini merupakan bentuk aktualisasi
dari pembiasaan dan pembudayaan karakter siswa yang mencintai lingkungan.
Sampah plastik harus dikurangi dengan cara mengolah atau memberikan solusi
penggantinya. Potensi alam yang banyak terdapat pelepah pisang dan bambu
menginspirasi untuk memanfaatkannya menjadi bahan pengganti plastik yang
memiliki nilai guna sama atau lebih baik dari plastik, Selain kedua tumbuhan
tersebut yang merupakan bahan yang mudah didapat, pengolahannya pun cenderung
lebih mudah. Kegiatan pembuatan proyek disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing peserta didik dalam jenjangnya. Di kelas 6, dibuat karya seni
membatik yang menuangkan bentukan pelepah pisang atau bamboo dalam karya batik
pada kain kaos. Semua hasil ini dijadikan pameran yang sebagian karya dapat
dijual. Peserta didik juga membuat iklan yang menarik untuk hasil karya yang
dibuat. Untuk pameran, peserta didik membuat poster dan infografis budaya.
Hasil pendapatannya selama kegiatan ini akan disisihkan untuk panti asuhan.
Proyek ini mengakomodir 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila dan merupakan
integrasi beberapa mata pelajaran, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial,
Seni, Matematika dan Bahasa Indonesia.
No |
Bulan |
Kelas 1 |
Kelas 2 |
Kelas 3 |
Kelas 4 |
Kelas 5 |
Kelas 6 |
1 |
Agustus 2021 |
Pengorganisasian
masalah atau identifikasi masalah tentang potensi alam, potensi budaya dan
permasalahan lingkungan |
|||||
2. |
September 2021 (minggu ke 1 - 2) |
Pengumpulan data
potensi budaya Jawa |
Pengumpulan data
potensi alam sekitar |
Pengumpulan data masalah lingkungan |
|||
3. |
September 2021 (minggu ke 3 - 4) |
Merancang desain proyek yang akan dibuat sesuai dengan kemampuan
masing-masing jenjang dan review di akhir bulan. |
|||||
Pemanfaatan karton atau dus bekas sederhana |
Pemanfaatan bambu dan
pelepah pisang sederhana |
Pembuatan kriya dari
plastik bekas dengan nilai guna |
Pembuatan kriya dari
bambu, pelepah pisang dengan nilai guna (sebagai tas pengganti kantong
plastik) |
Pembuatan batik di
kaos polos sederhana |
4 |
Oktober 2021 (minggu ke 1-2) |
Penyusunan jadwal program proyek (disisipi progress check dan review secara
berkala untuk melihat kemajuan proyek) |
|
5. |
Oktober 2021 sampai
November minggu ke 1 |
Pembuatan proyek disertai dengan monitoring dan progress check
berkala |
|
6. |
November ( minggu ke 2-4) |
Penyelesaian Proyek |
Penyusunan Panitia dan Persiapan Entrepreneurship Day
and Exhibition |
7. |
Desember (minggu ke
1-2) |
Persiapan akhir (review, progress check akhir, pembuatan iklan
dan sebagainya) |
|
8 |
18 Desember 2021 |
Entrepreneurship Day and Exhibition |
|
9. |
Desember (minggu ke 4) |
Evaluasi, refleksi
kegiatan, pembuatan laporan dan penyerahan sebagian pendapatan ke Panti
Asuhan |
2. Tema : Cerlang Budaya
Daerah
Judul Proyek : Aku Bangga Menjadi Orang Jawa
Peserta : Kelas 1 sampai 6
Deskripsi kegiatan :
Proyek kedua dari Profil Pelajar Pancasila SDN 162 BENGKULU
UTARA mengemas unsur dan nilai-nilai
luhur budaya daerah yang tidak meninggalkan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.
Proyek ini mengangkat bagaimana keragaman dan kebhinekaan menjadi sebuah
kekuatan dan harmonisasi yang indah. Permasalahan utama yang muncul adalah
rendahnya keinginan untuk mempelajari budaya daerah. Tergerus dengan masuknya
budaya-budaya luar yang seolah justru menjadi kebanggaan dan identitas mereka.
Proyek ini pun tetap terintegrasi dengan mata pelajaran dalam intrakurikuler.
Proyek kedua ini merupakan proyek seni yang dikemas dalam drama musikal. Drama
musikal ini menceritakan kabayan versi modern yang mengajak teman-temannya
untuk menjadi duta budaya Jawa setelah melalui perjalanan lintas waktu yang
mengenalkan mereka tentang nilai luhur budaya Jawa.
Selain drama musikal, diadakan pula pameran tahunan yang
menampilkan semua hasil karya dan potret pembelajaran selama satu tahun untuk
semakin mengenalkan SD Keseluruhan proyek ini sangat menggambarkan 6 dimensi
nilai Profil Pelajar Pancasila.
Berikut adalah timeline proyek kedua Profil Pelajar
Pancasila.
No |
Bulan |
Kelas 1 |
Kelas 2 |
Kelas 3 |
Kelas 4 |
Kelas 5 |
Kelas 6 |
1 |
Januari 2023 |
Pengorganisasian
masalah atau identifikasi masalah rendahnya minat peserta didik terhadap
budaya Jawa. Mengapa banyak peserta didik yang lebuh menyukai budaya luar
(Korea)? Mengapa jarang sekali peserta didik yang mampu berbahasa Jawa dengan
baik |
|||||
2. |
Februari 2023 (minggu ke 1-2) |
Pengumpulan data jenis
budaya Jawa melalui wawancara keluarga dan perbedaan budaya yang
ada selain Jawa. |
Audisi pemeran drama, penari dan penyanyi |
||||
3. |
Februari 2023 (minggu ke 3-4) |
Audisi pemeran drama,
penari dan penyanyi |
Mengeksplorasi
perkembangan dan perubahan budaya Jawa di Garut berdasarkan data yang
dikumpulkan kelas 1 dan 2 |
Audisi pemeran drama, penari dan penyanyi |
No |
Bulan |
Kelas 1 |
Kelas 2 |
Kelas 3 |
Kelas 4 |
Kelas 5 |
Kelas 6 |
4. |
Maret 2023 (minggu ke 1-2) |
Latihan sesuai dengan
hasil audisi yang dibimbing oleh guru dan pelatih dari sanggar |
Mengembangkan data dan
hasil riset kelas 1,2,3,dan 4 dengan menganalisis konsep dan nilai luhur
budaya Jawa yang diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. |
||||
5. |
Maret 2023 (minggu ke 3-5) |
Latihan sesuai dengan
hasil audisi yang dibimbing oleh guru dan pelatih dari sanggar |
Menyusun cerita drama
dengan bimbingan guru dan menyusun kepanitiaan. |
||||
6. |
April 2023 |
Latihan sesuai dengan hasil audisi yang dibimbing oleh guru dan
pelatih dari sanggar. Pengumpulan hasil karya untuk pameran tahunan.
Melakukan review dan progress check secara berkala |
|||||
7. |
Mei 2023 (minggu ke 1-2) |
Latihan sesuai dengan hasil audisi yang dibimbing oleh guru dan
pelatih dari sanggar. ngumpulan hasil karya untuk pameran tahunan dan
penjualan tiket Melakukan review dan progress check secara berkala |
|||||
8. |
16-18 Mei 2023 |
Gladi resik |
|||||
9. |
19-20 Mei 2023 |
Persiapan untuk pameran |
|||||
10. |
21 Mei 2023 |
Unjuk Kabisa Drama Musikal dan Pameran Tahunan SD Negeri 160
Bengkulu Utara |
Tidak ada komentar :
Posting Komentar