Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 07 Januari 2025

KOSP SDN 162 BENGKULU UTARA

 


KURIKULUM OPRASIONAL SATUAN PENDIDIKAN


                                                      SD NEGERI 162BENGKULU UTARA

 

KORWIL II BIDANG PENDI

DINAS PENDIDIKAN BENGKULU UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.     Karakteristik Satuan Pendidikan

Penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara disesuaikan kekhasan, kondisi dan pontensi daerah dengan menyelaraskan kondisi satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam pengembangannya, kurikulum operasional sekolah akan mengacu pada capaian pembelajaran yang telah disusun oleh pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan pembelajaran yang dikonkretkan dalam proses pembelajaran.

Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara berfokus kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21 yang memuat ciri khas dan potensi lokal sekolah. . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara berdomisili pada daerah yang strategis di pinggir jalan desa yang menghubungkan antara desa Batu Roto dan desa Batu Raja R tepatnya di Jl.Argamakmur Lubuk Durian KM 15 Batu Raja R Hulu Palik Perekonomian penduduk mayoritas mengandalkan dari hasil bercocok tanam dengan keterjangkauan lokasi yang mudah ditempuh dengan sarana transportasi yang ada. Lingkungan sekolah berada dekat dengan sarana kesehatan, olahraga dan keagamaan sehingga menjadi salah satu kekuatan pendukung dalam proses pembelajaran.

Latar belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi rata-rata dengan sarana prasarana yang cukup memadai dalam mendukung proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar belakang keagamaan yang mayoritas bahkan hingga 100% adalah peserta didik beragama Islam. Secara sosial budaya, peserta didik memiliki latar belakang orang tua yang berbeda budaya yang disebabkan dari sebagian orang tua merupakan petani meskipun sebagian lagi sebagai karyawan dan wiraswasta Selain itu, minat bakat peserta didik juga yang sangat beragam. Berdasarkan perbedaan latar belakang tersebut maka memperkuat alasan Profil Pelajar Pancasila mampu diimplemetasikan secara utuh di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dengan motto ”Perbedaan itu Indah (Differences ara Beautiful)”. Maka dalam penyusunan Kurikulum Operasional, karakteristik peserta didik dengan segala latar belakangnya menjadi satu pertimbangan utama agar menjadi pendidikan yang berkeadilan dalan kebhinekaan.

Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila


secara umum adalah untuk membentuk karakter peserta didik untuk menumbuhkan iman, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif dengan mengakomodir keragaman tersebut.

 

B.      Landasan Pengembangan Kurikulum

Landasan yuridis dalam penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara. mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai arah tujuan pendidikan sekolah. Dan juga mengacu pada (Landasan hukum penyusunan Kurikulum Operasional)

Landasan filosofis sebagai dasar penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara adalah dengan mempertimbangkan budaya bangsa sebagai akar penopang pendidikan yang akan tumbuh membentuk pendidikan berkelanjutan. Generasi penerus tetaplah menjadi generasi penjaga kelestarian budaya namun peka terhadap perkembangan zaman. Pengalaman belajar menjadi poin utama dalam menguasai kompetensi.

Peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif, mandiri dan inovatif. Proses pendidikan sebagai suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki kecakapan hidup yang sesuai minat bakat yang mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan kinestetik.

Berdasarkan landasan tersebut, . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dengan kekuatan, kemampuan dan keinginan untuk selalu ingin berkembang, berharap akan menjawab tantangan pendidikan dalam memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan menyenangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan membentuk peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila yang memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

Landasan Yuridis atau Landasan Hukum dalam penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SDN 160 Bengkulu Utara. mengacu pada

1.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

3.

PP No 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan

4.

Permendikburistek nomor 5 tabun 2020 standar Kompetensi lulusan pada pendidikan anak usia dini,jenjang pendidikan dasar dn pendidikan menengah

5

Permendikbud Permendikburistek nomor 7 tahun 2022 standar isi pendidikan anak usia dini pendidikan dasar dn pendidikan menegah

6

Permendikbud Permendikburistek nomor 56 tahun 2022 tentang pedoman penerapan kurikulm pemulihasn pembelajaran

7

Keputusan Kepala BSKAP Nomo r008/H/KR/2022  Pencapaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,Jenjang Pendidikan Dasar Dn Pendidikan Menengah

8

Keputusan Kepala BSKAP Nomor 009/H/KR/2022 Deensi Elemen Dn Sub Elemen profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka

9

Peraturan Daerah Kabupaten Bengkulu Utara Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah


BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

 

A.     Visi

. SD NEGERI 162 BENGKULU UTARA UTARA mengusung visi:

Terwujudnya insan yang beriman dan bertaqwa (IMTAQ), unggul dalam prestasi, berilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS), berbudi pekerti luhur, berwawasan lingkungan dan kebangsaan.”

Adapun indikator ketercapaian dari visi sesuai dengan variabelnya antara lain:.

1.            Beriman dan bertaqwa, mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila dalam aktualisasi kehidupan.

2.            Unggul dalam prestasi, sebagai hasil akhir dalam sebuah proses, prestasi merupakan tolak ukur sebuah proses. Prestasi tak hanya berkisar pada kemampuan kognitif dalam ajang prestatif saja namun lebih pada keberhasilan menemukan kemampuan diri, mengembangkan talenta dan kecakapan hidup yang bermanfaat.

3.            Berilmu pengetahuan teknologi dan seni; memiliki dasar-dasar pengetahuan teknologi, kemampuan dan ketrampilan, seni dan budaya,sebagai hasil akhir proses pendidikan yang memberikan kesempatan dalam penerapan merdeka belajar

4.            Berbudi pekerti luhur; meningkatkan perilaku sopan, bertutur kata santun, toleransi, dan saling menghormati seluruh warga sekolah sebagai cermin dari budi pekerti dan akhlak merupakan wujud dari Profil Pelajar Pancasila

5.            Cinta Lingkungan Hidup ,mempunyai kepedulian terhadap lingkungan hidup,baik di lingkungan rumah,sekolah ,maupun masyarakat.

 

B.      Misi

Dalam     upaya    mengimplementasikan       visi    sekolah,     SD    Negeri    Cangkring     B

menjabarkan misi sekolah sebagai berikut:

1.                     Melaksanakan pendidikan yang berwawasan Imtaq, Iptek, Dinamis, dan akuntabel dalam rangka untuk menciptakan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

2.                     Melaksanakan proses pembelajaran yang berwawasan Imtaq, Iptek, Pakem dalam rangka untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup

3.                     Mencintai dan menghidupkan budaya lokal.

4.                     Menciptakan     hubungan      kerja    yang     kondusif,     kompak,     dan    familier      ,    serta mengembangkan prinsip “ Open Manajemen “


5.                     Meningkatkan profesional dan kinerja tenaga kependidikan, sehingga mencapai hasil yang optimal.

6.                     Menumbuhkembangkan sikap berkesinambungan untuk tata kelola lingkungan hidup dengan pemanfaatan fungsi pelestarian lingkungan, pencegahan pencemaran lingkungan dan pencegahan kerusakan lingkungan hidup melalui pembelajaran yang berkelanjutan.

7.                     Mengembangkan nilai-nilai dan sikap ramah lingkungan demi terwujudnya sekolah adiwiyata.

 

C.     Tujuan

Tujuan yang diharapkan oleh . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dalam implementasi kurikulum sebagai bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1.             Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun ke depan)

a.          Mengoptimalkan      sarana    prasana    sekolah    untuk     menunjang rancangan pembelajaran yang memotivasi keinginan selalu belajar.

b.          Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi

c.          Membentuk peserta didik yang taat dan tepat waktu melaksanakan ibadah.

d.          Meningkatkan simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian sosial dan lingkungan

e.          Merancang      program      sekolah      untuk      mengenalkan       implementasi kebhinekaan global di masyarakat.

f.           Merancang pembelajaran yang bangga akan potensi daerah.

g.          Menerapkan pondasi gotong royong dalam kegiatan kelas hingga sekolah.

h.          Melaksanakan program dan pembelajaran HOTs untuk memperkuat bernalar kritis dan kreativitas.

i.           Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah kemampuan literasi dan numerasi.

j.           Mempertahankan prestasi yang sudah tercapai sebelumnya.

 

 

2.             Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)

a.          Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan kemampuan kognitif peserta didik mengarahkan pada keterampilan dan kecakapan hidup sesuai bakat dan minatnya.

b.          Sekolah mampu melaksanakan penilaian secara akuntabel dan valid dengan


sistem digitalisasi.

c.          Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal surat-surat pendek.

d.          Membudayakan gerakan kebersihan sebagian daripada iman.

e.          Meningkatkan kecintaan dan kebanggan terhadap potensi daerah.

f.           Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan untuk merancang program pembelajaran berbasis budaya lokal.

g.          Memotivasi peserta didik untuk menggagas inovasi sederhana untuk memberikan solusi dalam kehidupannya.

h.          Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minta dan potensi peserta didik.

 

3.             Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)

a.          Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran yang menjadi ciri khas sekolah.

b.          Menghasilkan lulusan yang memiliki mental pembelajar sejati.

c.          Membentuk peserta didik yang berakhlakul mulia dan selalu peduli sosial dan peduli lingkungan serta toleransi beragama.

d.          Menyusun pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk meningkatkan kecintaan pada budaya lokal.

e.          Menjalin kerjasama dengan pihak luar (sanggar, perguruan tinggi, dan dunia usaha dan industri) untuk melengkapi program sekolah yang memfasilitasi berbagai keragaman potensi, minat dan bakat peserta didik.

f.           Membudayakan lingkungan belajar dan karakter inovatif cepat tanggap di lingkungan sekolah.

g.          Membangun budaya dan kultur sekolah yang kompetitif yang positif.

h.          Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi dan  minat bakat peserta didik.

 

4.             Kompetensi Karakteristik Kekhasan Lulusan Sekolah

Sekolah sebagai tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang unggul sebagai pembelajar sepanjang


hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila.

Dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi lulusan peserta didik . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara sebagai alat ukur pencapaian kurikulum dan target pelaksanaan proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum operasional . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara.

Adapun kompetensi lulusan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara mempertimbangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara berimbang sesuai capaian pembelajaran pada setiap fase di sekolah dasar, membentuk Profil Pelajar Pancasila, dan inovatif, tangguh dan memiliki kecakapan hidup yang dibutuhkan untuk masa depannya.

Berikut adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara.

1.          Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.

2.          Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi keragaman dan gotong royong.

3.          Memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar mengembangkan kecakapan hidup.

4.          Memiliki kemampuan bernalar kritis dan berkomunikasi efektif.

5.          Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan perkembangan zaman.

6.          Membentuk individu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global dengan tetap menjunjung nilai budaya bangsa.

Adapun kriteria untuk kelulusan peserta didik dari . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara adalah sebagai berikut:

a.          menyelesaikan seluruh program pembelajaran,

b.          memiliki deskripsi sikap minimal baik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,

c.          lulus ujian sekolah,

d.          mencapai nilai rata-rata pencapaian minimal sekolah paling rendah 70,

e.          ditetapkan rapat pleno dewan guru dan kepala sekolah.


BAB III

 

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

DAN RENCANA PEMBELAJARAN

 

 

A.                 Pengorganisasian Pembelajaran

1.               Alur Penyusunan Rancangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

Kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara merupakan sebuah bentuk kurikulum operasional untuk melaksanakan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang telah dibuat oleh pusat, baik capaian pembelajaran, prinsip pembelajaran dan asesmen serta Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum operasional di satuan Pendidikan ini merupakan bentuk penyesuaian dari kerangka yang disusun pusat dengan menyelaraskan potensi daerah, kemampuan sekolah dan latar belakang peserta didik.


 

Gambar 1. Alur Perancangan Kurikulum

 

Kurikulum operasional di satuan pendidikan disusun mulai dengan menganalisis mata pelajaran yang akan dimuat dalam kegiatan intrakurikuler dengan sistem reguler. Kegiatan intrakurikuler ini dikemas sebagai pembelajaran rutin enam hari efektif setiap minggunya. Hasil analisis mata pelajaran akan dilanjutkan dengan mengemas pilihan pembelajaran dalam bentuk tematik dan atau parsial dengan mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila di dalamnya,


kemudian dikemas dalam bentuk yang lebih mengerucut dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat reflektif.

Dalam menentukan pembelajaran tematik dan parsial. . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara mempertimbangkan prinsip pembelajaran, penentuan materi esensial dan juga pengolaborasian pembelajaran terpadu dengan mengambil tema-tema yang kontekstual dengan peserta didik, mudah dipahami dan dieksplorasi, dan up-date dengan perkembangan informasi.

2.               Intrakurikuler

a.     Mata Pelajaran Umum

Mata pelajaran yang dilaksanakan oleh . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara tahun pelajaran 2022/2023 adalah Pendidikan Agama Islam sebagai agama mayoritas peserta didik, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Seni dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Untuk Pendidikan Agama yang lain maka tetap mendapatkan porsi yang sama dengan Pendidikan Agama Islam dengan melakukan kerjasama dengan pihak terkait untuk penyediaan tenaga pendidik. Sedangkan untuk mata pelajaran Seni, . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara mengakomodir Seni Musik, Seni Rupa dan Seni Tari.

Pembelajaran dibuat tematik terpadu untuk mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan IPAS dan Seni. Sedangkan untuk Pendidikan Agama Islam. Matematika dan PJOK dilakukan parsial. Rencana pembelajaran tematik dan mata pelajaran memuat tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan  penilaian yang lengkap. Tujuan pembelajaran dibuat terukur, sehingga dapat terlihat progress dan umpan balik yang jelas pencapaiannya. Dalam kegiatan inti harus tersirat implentasi model pembelajaran (contohnya: problem based learning, project based learning dan inquiry based learning dan lainnya) dan strategi pembelajaran yang beragam untuk mengakomodir perbedaan karakteristik peserta didik. Diharapkan variasi model pembelajaran bermanfaat untuk mengingkatkan kemampuan peserta didik dalam menemukan “AHA”, menyampaikan ide dan gagasan, menemukan solusi, menghasilkan produk dan mengasah kemampuan literasi numerasi.

Rencana pembelajaran bersifat reflektif. Kontinuitas pembelajaran dapat terlihat dengan harapan tidak terjadi gap dan miskonsepsi dari pembelajaran sebelumnya. Dapat disusun mingguan yang tertuang ke dalam jadwal


pembelajaran mingguan, namun catatan refleksi menjadi tambahan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.


Gambar 2. Alur Pelaksanaan Pembelajaran

 

Selain mata pelajaran umum, . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara pun mengakomodir bahasa daerah sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Jawa Tengah di wilayah tertentu. Bahasa daerah juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Melalui pembelajaran bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis. Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Daerah dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya sastra daerah.

Desain pembelajaran mata pelajaran Bahasa Daerah diturunkan dari kompetensi yang telah disusun oleh tim pengembang kurikulum Bahasa Daerah Provinsi Jawa Tengah.Konten dalam Bahasa Daerah sama halnya dengan Bahasa Indonesia yang terdiri dari 4 elemen kebahasaan.

 

b.              Pengembangan Diri

 

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,


atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif. Adapun tahapan kegiatan pengembangan diri dilakukan dengan cara:

1)              Identifikasi yang meliputi daya dukung, potensi bakat dan minat peserta didik dan potensi daerah.

2)              Pemetaan untuk :

a)               Jenis layanan pengembangan diri

b)               Petugas yang melayani

c)               Peserta didik yang dilayani

3)              Pelaksanaan program

 

 

a)

Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )

b)

Monitoring Pelaksanan

c)

Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )

4)

Analisis

hasil penilaian (berbasis data, proporsional, realistis, valid,

transparan dan akuntabel)

5) Pelaporan berupa format deskripsi dalam buku laporan pengembangan diri. Pilihan pengembangan diri di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara adalah sebagai berikut.

1)    Bahasa Inggris. Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan program unggulan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik melalu berbicara, menulis  dan mendengarkan. Konten materi lebih mengedepankan kepada hal-hal sederhana yang dapat ditemukan dalan kehidupan sehari-hari seperti perkenalan diri, keadaan di rumah, kelas, sekolah dan lingkungan sekitar.

2)    TIK. Pembelajaran TIK merupakan program unggulan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara yang bertujuan mempersiapkan peserta didik dalam menyongsong abad milenial,revolusi Industri 4.0 yang dilakukan serba komputerisasi dan serba digital. Materi pembelajaran komputer diawali dari pengenalan sederhana komputer, tool-tool yang yang ada di komputer.

3)    Pencak Silat, merupakan salah satu kearifan lokal di kabupaten Bengkulu Utara yang dikenalkan di sekolah untuk meningkatkan rasa cinta terhadap


budaya lokal sebagai salah satu seni bela diri tradisional.

 

 

c.               Program Inklusif

. SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara belum termasuk sekolah inklusif, namun . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara tetap mengusung keadilan dalam pendidikan dimana satuan pendidikan menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan diri. Untuk alasan tersebut, SD merancang program inklusif dalam bentuk program individu yang dapat memfasilitasi peserta didik berkebutuhan khusus dengan kategori rendah.

Program individu disusun dengan penyesuaian kebutuhan masing- masing peserta didik, baik akademik maupun non-akademik. Program ini disusun oleh tim guru dengan melibatkan orang tua dan terapis atau psikolog. Hal utama yang diperhatikan dalam proses penyusunan program ini adalah bagaimana peserta didik dengan kebutuhan khusus mampu melakukan kecakapan dasar, keterampilan hidup, dan penumbuhan percaya diri. Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi baca, tulis hitung, cara bersosialisasi dan kemandirian merupakan bentuk program individu tersebut. Program ini pun akan dilakukan evaluasi secara berkala setiap tiga bulan sekali atau bisa lebih cepat jika ada kondisi khusus untuk penyesuaian sehingga dapat terlihat bagaimana perkembangan peserta didik.

Pengondisian dalam lingkungan belajar dan bermain menjadi fokus utama lainnya sehingga peserta didik mampu belajar hal positif dari lingkungan sekitarnya, penerimaan yang baik dari lingkungan sekitar dan terhindar dari kasus bullying.

 

3.               Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Dalam kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dirancang pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran ini masuk ke dalam ko-kurikuler yang dirancang dalam sesuai tema besar yang telah ditentukan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sebagai bentuk proyek implementasi Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan.

Penguatan Profil Pelajar Pancasila dikemas dalam dua proyek utama yang


dapat ditampilkan secara terpadu dari mulai kelas 1 sampai 6. Pengalokasian waktu untuk kegiatan ini terpisah dari alokasi waktu kegiatan intrakurikuler sehingga tidak mengurangi kegiatan regular mingguan. Selain kedua proyek besar tersebut, dimensi Profil Pelajar Pancasila pun dikembangkan dalam proses pembelajaran intrakurikuler dalam pembelajaran tema dan mata pelajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler.

Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila diselaraskan dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan, capaian operasional pembelajaran, dapat mengakomodir keragaman minat bakat peserta didik dan mampu mengembangkan kecakapan hidup peserta didik. Penguatan Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

 

Gambar 3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

 

Dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis proyek terdapat langkah- langkah yang harus disusun secara bertahap mulai dari mengidentifikasi masalah dengan pertanyaan pemicu yang diambil dari permasalahan kontekstual implementasi Profil Pelajar Pancasila kemudian merancang proyek secara kolaboratif antara guru dan peserta didik disertai program penjadwalan yang disepakati, setelah itu dilanjut ke tahap pelaksanaan. Di bagian akhir ada presentasi hasil yang akan dievaluasi dan kemudian  menjadi refleksi untuk perbaikan.


 

Gambar 4. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

 

Pada tahun pelajaran 2022/2023, pembelajaran berbasis proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila mengusung implemetasi nilai-nilai Pancasila. Diawali dengan menganalisis permasalahan kontekstual yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kemudian menentukan proyek dalam bentuk hasil karya tulis, gerak dan seni, jiwa kewirausahaan dan potensi sumber daya alam dan budaya lokal di sekitar satuan pendidikan. Proyek ini dikembangkan per jenjang kelas dengan bimbingan guru kelas dan guru mata pelajaran yang kemudian digabungkan dalam satu event di akhir proyek di tiap-tiap akhir semester. Proyek pertama yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2022 dengan mengambil tema kewirausahaan yang mengusung pemanfaatan potensi dan budaya daerah dalam menanggulangi masalah lingkungan di sekitar sekolah. Proyek kedua dilaksanakan pada bulan Mei bertema Cerlang Budaya Daerah yang mengemas drama musikal untuk menampilkan proses riset budaya peserta didik untuk menjadi duta budaya JawaTengah. Proyek ini pun sebagai bentuk peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional yang merupakan tonggak sejarah dalam dunia pendidikan yang mengusung persatuan dan kesatuan bangsa.

Tahap terakhir adalah tercapainya tujuan akhir dari pembelajaran berbasis proyek ini, yaitu selain untuk mengimplementasikan dalam keseharian sebagai agen Profil Pelajar Pancasila, juga untuk merancang pembelajaran ko-kurikuler yang inovatif, menarik dan capaian pembelajaran yang terkemas berbeda. Pembelajaran ini juga bentuk penguatan karakter yang membudaya pada satuan pendidikan.


4.                              Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara sebagai suplemen dalam pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan peserta didik sesuai dengan bakat dan minat serta kompetensi lainnya.

Kegiatan ekstrakurikuler . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara meliputi:

 

Kegiatan ekstrakurikuler SDN 160 BENGKULU UTARA meliputi:

 

NO

 

Jenis Kegiatan

 

Indikator Keberhasilan dan Implemetasi Profil Pelajar Pancasila

 

Sasaran

A

Study Club

1.

Science Club

Mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi kompetisi atau kejuaraan untuk menjadi yang terbaik dalam bidangnya masing-masing dengan karakter yang mandiri dan memiliki kreativitas.

Kelas 4

Kelas 5

2.

Math Club

Kelas 4

Kelas 5

 

Kelas 1, 2, 3

Kelas 4 & 5

B

Olahraga

 

 

Mempersiapkan peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan olah raga karate, catur, silat dan futsal dengan karakter yang mandiri dan gotong royong.

Kelas 4

3.

Catur

Kelas 5

4

Volli ball

Kelas 4,5,6

 

 

 

 

C

Seni dan Budaya

 

5.

 

Seni lukis

 

 

Mempersiapkan peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan seni lukis dan musik yang berkarakter kebhinekaan global, mandiri dan kreatif.

Kelas 1,

Kelas 2,

Kelas 3

 

 

6.

 

 

Seni musik

Kelas 4,5,6


 

 

NO

 

Jenis Kegiatan

 

Indikator Keberhasilan dan Implemetasi Profil Pelajar Pancasila

 

Sasaran

7.

Kriya

Mempersiapkan peserta didik dalam mengembangkan dan meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pembuatan kriya dari bahan dasar alam dan pengelolaan sampah.

Kelas 1, 2, 3 pengelolaan sampah plastik.

 

Kelas 4, 5, 6 pembuatan kriya dari bambu

 

D

 

Keorganisasian

 

 

 

8

 

 

 

Pramuka

 

Mempersiapkan peserta didik agar memiliki sikap kepemimpinan, kebhinekaan global, kemandirian, kreatif, disiplin, tanggungjawab dan semangat nasionalisme.

 

Kelas 1 sampai dengan kelas 6

 

9.

 

 

 

UKS dan Dokter Kecil

 

Mempersiapkan peserta didik agar memiliki sikap yang mengutamakan kebersihan sebagian daripada iman yang mengembangkan nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dalam kemandirian, bergotong royong, bernalar kritis dan kreatif dalam menjadi agen pelopor cinta kebersihan dan kesehatan.

Kelas 4, 5

dan 6

 


 

 

kriya    dari    bahan    dasar   alam    dan pengelolaan sampah.

Kelas 3: bunga plastik Kelas 4 : Bunga dari bahan bekas Kelas 5 Bros dari limbah plastik dan anyaman Kelas 6 : paving dr plastik

 

D

 

Keorganisasian

 

 

11.

 

 

Pramuka

 

Mempersiapkan peserta didik agar memiliki sikap kepemimpinan, kebhinekaan global, kemandirian, kreatif, disiplin, tanggungjawab dan semangat nasionalisme.

Kelas         1

sampai dengan kelas 6

 

 

5.               Aktualisasi Budaya Sekolah

 

Kegiatan pembiasaan merupakan budaya sekolah yang dilaksanakan setiap hari sebagai upaya pendidikan pembentukkan karakter peserta didik sebagai implementasi Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pembiasaan dilaksanakan secara rutin, baik harian, mingguan, bulanan dan tahunan, dan tehnik pelaksanaannya ada yang terstruktur dan spontan atau berupa direct dan indirect learning, yang bertujuan melatih dan membimbing peserta didik bersikap dan berperilaku dengan menananmkan nilai-nilai karakter baik sehingga menjadi habituasi yang terinternalisasi dalam hati dan jiwa peserta didik.

 

Berikut adalah budaya sekolah yang dilaksanakan di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara:

a)                   Kegiatan Harian, terdiri dari kegiatan:

1)                              Penyambutan peserta didik

2)                              Pembiasaan cuci tangan

3)                              Membaca Asmaul Husna di depan kelas masing-masing

4)                              One day one surah (Surat pendek Al Quran)

5)                              Menyanyikan lagu daerah dan kebangsaan

6)                              Infaq shodaqoh


7)                              Gerakan Pungut Sampah (GPS)

8)                              Literasi pagi

b)                   Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:

1)                              Upacara

2)                              Pramuka

3)                              Kerja Bakti

4)                              Bertanam/berkebun

 

c)                    Kegiatan bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada hari Sabtu ke-4 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kompettitif, sportif dan keberanian, yaitu dengan melaksanakan student’s performances. Kegiatan bulanan terdiri dari kegiatan:

1)                              Cerita pengalaman diri

2)                              Tantangan Mendongeng

3)                              Pidato dan pildacil

 

d)                   Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan menanamkan dan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa, menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan hidup dan mengembangkan minat bakat peserta didik yang percaya diri, seperti:

1)                             Bakti sosial di bulan Ramadhan.

2)                             Peringatan hari kemerdekaan Indonesia

3)                             Pameran kelas

4)                             Class’ Competition

e)            Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan dan kondisi riil dan situasi nyata seperti aksi donasi korban Bencana Alam, menengok teman yang sakit, aksi donasi buku dan lain sebagainya.

f)             Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan baik di sekolah maupun di rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk berinteraksi dalam sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya. Materi pengembangan life skill antara lain:

1)                             Cara mengambil dan menyimpan buku.

2)                             Tata carra bertamu

3)                             Cara mengucapkan salam.

4)                             Cara berbicara yang santun.


 

6.               Pengaturan Waktu Belajar

 

Pengaturan waktu belajar intrakurikuler setiap mata pelajaran di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dari kelas 1 dan kelas 4 akan dikemas tematik dan sebagian parsial secara reguker per minggu. Selain itu teerdapat pembelajaran berbasis proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam bentuk kegiatan kokurikuler.

 

 

 

 

 

 

 

No

 

Mata Pelajaran

Banyak JP Per Minggu

Kegiatan Reguler Per Minggu

Proyek Profil Pelajar Pancasila

Total Per Tahun

1

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

3 JP

108

36

144

2

PPKn

4 JP

144

36

180

3

Bahasa Indonesia

6 JP

198

54

252

4

Matematika

5 JP

170

46

216

5

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial

5 JP

170

46

216

 

 

6

Seni (Pilihan minimal 1) Seni Musik

Seni Rupa

Seni Teater Seni Tari

 

 

3 JP

 

 

108

 

 

36

 

 

144

7

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

3 JP

108

36

144

8

Muatan Lokal (Bahasa Rejang)

2 JP

76

-

 

Total

28 JP

1006

290

1296


Pada tabel di atas, pengemasan tematik ada di mata pelajaran PPKn,  Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, dan Seni. Seni dapat dipilih minimal satu sub mata pelajaran, yaitu seni suara, seni rupa, seni kriya atau seni tari. Sedangkan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dilaksanakan secara parsial

Pengemasan Proyek Profil Pelajar Pancasila berada di luar jam pembelajaran regular dengan komposisi 20-30% dari alokasi waktu selama satu tahun. Sehingga proyek ini tidak mengganggu atau mengurangi jumlah jam pembelajaran intrakurikuler.

Setelah analisis kebutuhan mapel, maka akan disusun analisis operasional sebagai turunan dari capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang telah disediakan pusat. Analisis ini akan diselaraskan dengan muatan lokal dan potensi daerah juga program sekolah dengan menghitung alokasi waktu yang tidak membebani peserta didik agar kenyamanan dan kebahagiaan dalam belajat tetap terjaga utuh. Kurikulum operasional di satuan Pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang beragam dan mengedepankan proses dinamis yang reflektif dalam proses pelaksanaannya sehingga tujuan akhir profil peserta didik sesuai dengan yang diharapkan pada visi, misi dan tujuan sekolah.

7.               Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Pengembangan Kalender Pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara. mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:

a)  Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan, yaitu pada bulan Juli 2022.

b)  Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan

c)   

Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan dan Kepala Daerah tingkat kabupaten/kota.

d)  Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal.

e)  Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

f)  Kalender Pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara disusun dengan berpedoman kepada kalender pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang disesuaikan dengan program sekolah.

Berikut alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya beserta kalender pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara tahun pelajaran 2022/2023.

 

No

Kegiatan

Alokasi Waktu

Keterangan

1

Minggu efektif belajar

Minimum

36    minggu      dan maksimum

40 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2

Jeda tengah semester

Maksimum 2 minggu

Satu minggu setiap semester

3

Jeda antarsemester

Maksimum 2 minggu

Antara semester I dan II

4

Libur akhir tahun pelajaran

Maksimum 3 minggu

Digunakan            untuk persiapan kegiatan dan

administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5

Hari libur keagamaan

2 – 4 minggu

Libur keagamaan yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah

6

Hari libur umum/nasional

Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

7

Hari libur khusus

Maksimum 1 minggu

Untuk kegiatan tertentu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                                                            

 


 



8

Kegiatan khusus sekolah

Maksimum 3 minggu

Digunakan           untuk

kegiatan                yang diprogramkan     secara khusus oleh sekolah tanpa         mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif


KALENDER PENDIDIKAN . SD NEGERI 162 BENGKULU UTARA UTARA

TAHUN 2022/2023

 

 

No

Kegiatan

Alokasi Waktu

Keterangan

1

Minggu efektif belajar

Minimum

36 minggu dan maksimum

40 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2

Jeda tengah semester

Maksimum 2 minggu

Satu minggu setiap semester

3

Jeda antar semester

Maksimum 2 minggu

Antara semester I dan II

4

Libur akhir tahun pelajaran

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk persiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5

Hari libur keagamaan

2 – 4 minggu

Libur keagamaan yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah

6

Hari libur umum/nasional

Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

7

Hari libur khusus

Maksimum 1 minggu

Untuk kegiatan tertentu

 



KALENDER PENDIDIKAN . SD NEGERI 162 BENGKULU UTARA UTARA

TAHUN 2022/2023

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                       Bengkulu Utara, Juni  2022

                        Kepala Sekolah

 

 

 

 

EDY SUSILO NIP.196907151993061001


 

B.                  Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran disusun secara rutin untuk memetakan dan merencanakan proses pembelajaran secara rimci. Rencana pembelajaran merupakan kompas bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang tetap mengusung kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan memotivasi peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Tujuan dari penyusunan Rencana pembelajaran adalah sebagai berikut.

1.           Pembelajaran menjadi lebih sistematis.

2.           Memudahkan analisis keberhasilan belajar peserta didik.

3.           Memudahkan guru dalam penyampaian materi ajar.

4.           Mengatur pola pembelajaran.

Rencana pembelajaran . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun rutin secara sederhana, aktual dan mudah dipahami untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga melalui Rencananya seorang guru bisa memastikan seluruh proses pembelajaran bisa efektif dan efisien.

Silabus . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dibuat dalam bentuk matriks yang memuat alur tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian dan sumber belajar.

1.                 Alur tujuan pembelajaran disusun untuk menerjemahkan capaian pembelajaran yang berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan, mengimplementasi dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, terarah dan terukur.. Alur pembelajaran mengurutkan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai kebutuhan, meskipun beberapa tujuan pembelajaran harus menggunakan tahapan tertentu yang meliputi konten/ materi, keterampilan dan konsep inti untuk mencapai Capaian Pembelajaran setiap fase dan menjelaskan kedalaman setiap konten.

2.                 Materi ajar merupakan materi esensial yang telah disusun pada alur tujuan pembelajaran.

3.                 Kegiatan pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk menyusun rencana pelaksaanaan pembelajaran.

4.                 Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensi sikap,


pengetahuan dan keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran. Sumber belajar dipilah sesuai kebutuhan peserta didik dan merupakan sumber belajaryang mudah digunakan, berbasis lingkungan, dan mendukung pembelajaran yang kontekstial dan menyenangkan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara disusun dalam bentuk sederhana dengan keterbacaan yang baik yang memuat tiga poin utama dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas atau kegiatan pembelajaran dan penilaian. Tujuan pembelajaran merupakan penerjemahan tujuan capaian pembelajaran yang dapat terukur pencapaian dan keberhasilannya. Kegiatan pembelajaran disusun dalam langkah-langkah aktivitas peserta didik yang menarik dan menyiratkan model dan strategi pembelajaran yang kontekstual dan menarik sesuai diferensiasi karakteristik peserta didik serta mampu mengakomodir minat bakat peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran pun diintegrasikan penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran disusun prediksi respon peserta didik sehingga menjaga alur pembelajaran yang tetap terkondisikan dengan baik. Untuk penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan pasca pembelajaran yang dirancang untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran baik dari dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di akhir bagian RPP, terdapat kolom refleksi untuk mengulas kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai dokumen yang hidup dan dinamis.

 

C.                 Asesmen Capaian Pembelajaran

Asesmen hasil belajar peserta didik terdiri atas Asesmen hasil belajar oleh pendidik, Asesmen hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Asesmen hasil belajar oleh pemerintah. Asesmen hasil belajar oleh pendidik sebagai proses pengumpulan informasi dan data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang bertujuan untuk:

1.           memantau proses pembelajaran,

2.           memetakan kemajuan belajar dan penguasaan kompetensi,

3.           perbaikan atau pengayaan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil


belajar,

4.           memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Konsep asesmen otentik yang dilakukan mengukur dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Variasi bentuk asesmen akan lebih memperlihatkan kemampuan peserta didik. Rubrik asesmen dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Materi pengayaan hanya diperuntukkan peserta didik yang telah melampaui capaian pembelajaran dan bersifat optional. Sedangkan remedial merupakan kegiatan wajib dilaksanakan sehingga pembelajaran tetap berkelanjutan. Asesmen hasil belajar peserta didik pada jenjang  pendidikan  dasar  didasarkan pada prinsip asesmen. Dimana asesmen dilakukan mempertimbangkan  karakteristik peserta didik pada setiap kelas berdasarkan pada hasil proses pembelajaran dalam mencapai semua aspek kompetensi yang tertera pada tujuan pembelajaran sehingga jelas kemampuan yang akan diukur dengan prosedur dan kriteria yang jelas. Prosedur asesmen, kriteria dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil asesmen dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan. Asesmen di . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara bersifat kontinuitas tidak tersekat  per  kelas,  sehingga hasil asesmen sebelumnya merupakan referensi untuk asesmen kemudian. Sistem asesmen yang sistematis dan mengacu pada kriteria harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, prosedur dan hasil akhirnya.

Lingkup asesmen hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Adapun mekanisme asesmen hasil belajar oleh pendidik meliputi:

1.           Rencana strategi asesmen oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2.           Asesmen Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran pencapaian satu atau lebih capaian pembelajaran.

3.           Asesmen aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas.

4.           Hasil asesmen pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk deskripsi.

5.           Asesmen aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan


penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai disampaikan dalam bentuk deskripsi.

6.           Asesmen keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.

7.           Hasil asesmen pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

Hasil asesmen kemudian dilakukan analisis atau evaluasi hasil belajar. Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan ketercapaian pemahaman peserta didik terhadap tujuan capaian pembelajaran dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Analisis untuk pengetahuan juga dilakukan untuk menentukan umpan balik pasca penilaian terhadap peserta didik, yaitu pelaksanaan program remedial dan pengayaan. Proses evaluasi ini dilakukan baik setelah peserta didik mengerjakan post tes harian, penilaian harian, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester serta Asesmen akhir tahun.

Kriteria kenaikan kelas setidak-tidaknya harus memenuhi kriteria, yaitu pertama, keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, kedua, ketuntasan mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan, dan ketiga, penilaian baik pada kompetensi sikap.

 

D.                 Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Profesional

 

 

Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dilakukan secara internal oleh satuan pendidikan untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh Kepala Sekolah dan/atau guru yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.

Dalam melakukan pendampingan dan pengembangan professional ditekankan pada prinsip reflektif dan pengembangan diri bagi guru, serta menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur. Proses pendampingan dirancang sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau guru yang


berkompetensi berdasarkan hasil pengamatan atau evaluasi. Proses pendampingan dan pengembangan professional ini dilakukan melalui;

a.        Program Regular Supervisi Sekolah, yang dilakukan minimal satu bulan sekali oleh Kepala Sekolah.

b.        Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara, yang dilaksanakan sesuai program kerja KKG secara reguler, seperti kegiatan mingguan untuk pendampingan penyusunan atau revisi alur tujuan pembelajaran dan modul ajar. Kegiatan ini merupakan pendampingan oleh Kepala Sekolah dan guru yang berkompetensi.

c.        Pelaksanaan in-house training (IHT) atau focus group discussion (FGD), dilakukan minimal enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan mengundang narasumber yang berkompeten dari beberapa perguruan tinggi yang telah bekerja sama, instansi terkait dan praktisi pendidikan.

. SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara melakukan evaluasi kurikulum secara regular, yaitu jangka pendek satu tahun sekali dan jangka panjang 4 tahun sekali dengan mempertimbangkan perubahan yang terjadi baik perubahan kebijakan maupun update perkembangan terkini dalam proses pembelajaran. Evaluasi kurikulum dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara reflektif, yaitu:

1.  Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah pembelajaran berdasarkan catatan anekdotal selama proses pembelajaran, penilaian dan refleksi ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran atau RPP pada hari berikutnya.

2.  Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu unit pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini digunakan untuk merefleksikan proses belajar, ketercapaian tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar dan perangkat ajar, yaitu alur tujuan pembelajaran dan modul ajar.

3.  Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok team teaching) setelah satu semester selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan hasil asesmen peserta didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar peserta didik.

4.  Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan, tujuan


sekolah, misi dan visi sekolah.

Pelaksanaan evaluasi kurikulum . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara dilakukan oleh tim pengembang kurikulum sekolah bersama kepala sekolah dan komite sekolah serta pihak lainnya yang telah mengadakan kerja sama dengan sekolah. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada evaluasi  pembelajaran, hasil supervisi Kepala Sekolah, laporan kegiatan Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta didik dan kuesioner peserta didik dan orang tua. Informasi yang berimbang dan berdasarkan data tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan sekolah kepada peserta didik, peningkatan prestasi dan hubungan kerja sama dengan pihak lain.


 

BAB IV

CAPAIAN PEMBELAJARAN

 

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samḥah), (3)

akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) kasih sayang untuk alam semesta (raḥmat li al-ālamīn). Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari

penerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari’at dan sejarah peradaban  Islam.  Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain-lain mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan

menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mampu menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama warga negara,

sesama manusia, maupun alam semesta. Dengan konteks Indonesia pada abad 21 yang semakin kompleks,                     pemahaman  yang  mendalam  tentang  agama  sangat  dibutuhkan,            terutama dalam menghormati  dan  menghargai  perbedaan.  Pelajaran                               agama tidak hanya membahas hubungan manusia dengan Allah (ḥabl min Allāh), namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia (ḥabl min al-nās) dan alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan yang beragam dalam proses belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga diskusi- interaktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning), proses belajar yang berpihak pada anak (student-centered learning), proses belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis proyek nyata dalam  kehidupan (project based                              learning), dan proses belajar yang kolaboratif (collaborative learning). Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya keterampilan yang berharga seperti budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan menjadi peserta didik yang kreatif. Melalui muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti antara lain al ;Quran dan hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan  sejarah  peradaban                 Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan


terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-laḥdi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian dari penduduk dunia dengan  berkepribadian  dan  punya  kompetensi  global,  mandiri,                                                                   kreatif, kritis, dan bergotong royong.

 

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pada praktiknya, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditujukan untuk:

1.   memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;

2.   membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah) berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan perkembangan sejarah 48 peradaban Islam, serta menerapkannya dalam kehidupan seharihari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya  dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3.   Membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan;

4.   Mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat sehingga berperilaku moderat (wasaiyyah) dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme;

5.   Membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan

6.   Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah),  persaudaraan seagama (ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waaniyyah) dengan segenap kebinekaan  agama, suku dan budayanya.

 

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pendidikan  Agama  Islam  dan  Budi Pekerti mencakup elemen          keilmuan yang meliputi (1) Al- Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam.

Elemen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

 

 

NO

ELEMEN

DISKRPSI ELEMEN

1

Al-Qur’an dan Hadis

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar peserta didik dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari- hari. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al- Qur’an dan Hadis Nabi sebagai pedoman hidup utama

seorang muslim


2

Akidah

Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir serta qadā’ dan qadr. Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan

dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum.

3

Akhlak

Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan.      Akhlak     akan     menjadi     mahkota     yang mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara  perilaku                 baik          (maḥmūdah)             dan          tercela                                        (mażmūmah). Dengan memahami perbedaan ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga akan memahami      pentingnya      melatih     (riyāḍah),    disiplin (tahżīb)       dan       upaya       sungguhsungguh          dalam mengendalikan diri (mujāhadah).

Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta (maḥabbah). Pendidikan Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai sesama manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .

4

Fiqih

Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau hubungan dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah) dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia (mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam serta

implementasinya dalam ibadah dan mu‘āmalah.

5

Sejarah Peradaban Islam

Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia dalam membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam (SPI) menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi permasalahan dan menghindari dari terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi keteladanaan (‘ibrah) dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka

membangun peradaban di zamannya.


Capaian Pembelajaran Tiap Fase FASE A (Umumnya Kelas 1-2)

Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)

Pada akhir Fase A, pada elemen Al-Qur’an-Hadis peserta didik dapat mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung, dan mampu membaca surah-surah pendek AlQur’an dengan baik. Dalam elemen akidah, peserta didik mengenal rukun iman, iman kepada Allah melalui nama-namanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang diembannya. Pada elemen akhlak, peserta didik

terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai

pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenalikekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain. Dalam elemen fikih, peserta didik dapat mengenal rukun Islam dan kalimah 51 syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib diimani.

Fase A berdasarkan elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Al-Qur’an dan Hadis

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung, dan kemampuan membaca surahsurah pendek Al-Qur’an dengan baik.

Akidah

Peserta     didik     mengenal      rukun     iman     kepada    Allah     melalui namanamanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat

dan tugas yang diembannya.

Akhlak

Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta memahami

pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain.

Fikih

Peserta didik mampu mengenal rukun Islam dan kalimah syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat.

Sejarah Peradaban Islam

Peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib diimani.

 

FASE B (Umumnya Kelas 3-4)

Pada akhir fase B, peserta didik mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, dan mempraktikkannya dalam bacaan surah-surah pendek Al-Qur’an. Peserta didik juga


mengenal definisi Al-Qur’an dan hadis secara sederhana dan mampu menerapkan nilai- nilainya dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga mampu menjelaskan sifat-sifat wajib, jaiz dan mustahil bagi Allah. Peserta didik juga memahami pentingnya cinta ilmu dan pentingnya berpengetahuan luas dengan senang membaca. Peserta didik juga mengenal para nabi dan rasul Allah Swt., dan kitab-kitab yang wajib diimani. Peserta didik mulai memahami arti perbedaan dan penekanan kembali akan adanya keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullâh) sehingga memberikan pengalaman baru yang berharga untuk mereka. Peserta didik mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan memahami pentingnya pelaksanaan musyawarah untuk mencapai kesepakatan tertentu serta pentingnya persatuan. Pada aspek ibadah, peserta didik mampu melaksanakan salat fardu dan salat sunah rawatib serta puasa dengan baik, serta mampu mempraktikkan ajaran memberi dalam lingkungan sosial yang beragam. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan kisah-kisah beberapa nabi serta masa remaja Nabi Muhammad saw. hingga beliau diutus menjadi rasul dan membangun Kota Madinah.

Fase B berdasarkan elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Al-Qur’an dan Hadis

Peserta didik mampu membaca surah-surah pendek atau ayat Al Qur’an dan menjelaskan pesan pokoknya dengan baik. Peserta didik mengenal hadis tentang kewajiban salat dan menjaga hubungan baik

dengan sesama serta mampu menerapkan dalam kehidupan seharihari.

Akidah

Peserta didik memahami sifat-sifat bagi Allah, beberapa asmaulhusna, mengenal kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul Allah yang wajib

diimani.

Akhlak

Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti kepada orang tua dan guru, dan menyampaikan ungkapan-ungkapan positif (kalimah  ayyibah)  dalam  keseharian.  Peserta  didik  memahami  arti keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullāh). Peserta didik mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas, percaya diri mengungkapkan pendapat pribadi, memahami pentingnya musyawarah untuk mencapai

kesepakatan dan pentingnya persatuan.

Fikih

Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa, salat jumat dan salat sunah dengan baik, memahami konsep balig dan tanggung

jawab yang menyertainya (taklīf).

Sejarah Peradaban Islam

Dalam  pemahamannya tentang sejarah,            peserta didik     mampu menceritakan kondisi  Arab pra  Islam, masa  kanak-kanak dan  remaja Nabi Muhammad saw. hingga diutus menjadi rasul, berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah.


2.CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD/MI/PROGRAM PAKET A, PADA KURIKULUM MERDEKA

CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA

A.     RASIONAL

Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila sesuai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat, dan keadilan adalah nilai-nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi nama Pancasila, sehingga menjadi landasan filosofis bagi pengembangan seluruh aturan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap sikap dan perbuatan segenap warga negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan perbuatan tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal cita-cita bangsa tersebut masih jauh dari terwujud walaupun negara Indonesia telah menempuh perjalanan lebih dari tiga perempat abad. Masih banyak tantangan yang harus diatasi baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga negara perlu diarahkan menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen), sehingga dapat memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air. Dengan demikian, warga negara Indonesia dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, juga turut aktif membentengi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang akan merusak ketahanan bangsa dan negara Indonesia.

Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila yang ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila berisi elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang di dalamnya terkandung penumbuhkembangan karakter, literasi-numerasi, dan kecakapan abad

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                     

                                                     


21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila akan menghasilkan warganegara yang mampu berpikir global (think globally) dengan cara-cara bertindak lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dan identitas bangsa.

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis dalam upaya menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai dengan Pancasila kepada setiap warga negara, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai bintang penuntun untuk mencapai Indonesia emas.

 

B.     TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila, peserta didik mampu:

 

1.       Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai negara dan lingkungannya untuk mewujudkan persatuan dan keadilan sosial;

2.       Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;

3.       Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah-tengah masyarakat global;

4.       Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka, serta mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin, SARA (Suku Agama, Ras, Antargolongan), status sosial- ekonomi, dan penyandang disabilitas;

5.       Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal masyarakat sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga lingkungan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta berperan aktif dalam kancah global.

 

C.     KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PANCASILA

1.     Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan dengan untuk mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka membangun peradaban bangsa Indonesia;

2.     Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3.     Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan, dan keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika;


4.     Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk menjadi warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang menekankan harmonisasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan;

5.     Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab.

 

D.     ELEMEN PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan           Pancasila           memiliki          empat         elemen         kunci         beserta cakupan/substansinya, sebagai berikut:

 

No

Elemen

Deskripsi Elemen

1.

Pancasila

Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa. Mengkaji nilai-nilai Pancasila, proses perumusan Pancasila, implementasi Pancasila dari masa ke masa, serta reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian. Penerapan nilai-nilai Pancasila secara kolektif dalam beragam kegiatan kelompok dengan membangun kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mengembangkan potensi sebagai kualitas personal yang bermanfaat dalam kehidupannya, memberi bantuan yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat yang lebih luas dalam konteks Indonesia dan kehidupan global.

2.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma yang berlaku mulai dari lingkup terkecil (keluarga, dan masyarakat) sampai pada lingkup negara dan global sehingga dapat mengetahui dan mempraktikkan hak dan kewajibannya baik sebagai manusia, bangsa Indonesia maupun sebagai warga negara Indonesia dan dunia, termasuk menyuarakan secara kritis terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Mempraktikkan sistem musyawarah dari lingkup kelas, sekolah, dan keluarga. Menyadari dan menjadikan musyawarah sebagai pilihan penting dalam mengambil keputusan, menjaga persatuan, dan kehidupan yang demokratis. Peserta didik dapat menganalisis konstitusi, hubungan antarregulasi yang berlaku sehingga segala peraturan perundang-undangan dapat diterapkan secara kontekstual dan aktual.


No

Elemen

Deskripsi Elemen

3.

Bhinneka

Mengenali        dan       menunjukkan           rasa       bangga

 

Tunggal Ika

terhadap jati dirinya sebagai anak Indonesia yang

 

 

berlandaskan  Pancasila,   sikap   hormat   kepada

 

 

bangsa yang  beragam,  serta  memahami  dirinya

 

 

menjadi bagian dari warga negara dunia. Peserta

 

 

didik dapat menanggapi secara memadai terhadap

 

 

kondisi dan keadaan yang ada di lingkungan dan

 

 

masyarakat        untuk       menghasilkan         kondisi      dan

 

 

keadaan      yang     lebih     baik.     Peserta     didik     juga

 

 

menerima adanya  kebinekaan  bangsa  Indonesia,

 

 

baik dari  segi  suku,  ras,  bahasa,  agama  dan

 

 

kelompok sosial.  Terhadap  kebinekaan  tersebut,

 

 

peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari

 

 

bahwa dirinya setara yang lain, sehingga ia tidak

 

 

membeda-bedakan         jenis      kelamin       dan     SARA.

 

 

Terhadap kebinekaan itu, peserta didik juga dapat

 

 

memiliki        sikap      tenggang       rasa,      penghargaan,

 

 

toleransi dan cinta damai sebagai bagian dari jati

 

 

diri bangsa yang perlu dilestarikan. Peserta didik

 

 

secara         aktif        mempromosikan            kebinekaan,

 

 

mempertautkan  kearifan   lokal   dengan   budaya

 

 

global, serta mendahulukan produk dalam negeri.

4.

Negara Kesatuan

Mengkaji      karakteristik        bangsa,      kearifan      lokal,

 

Republik

mengenali       bahwa     dirinya      adalah      bagian      dari

 

Indonesia

lingkungan            sekitarnya,           sehingga          muncul

 

 

kesadaran untuk  menjaga  lingkungan  sekitarnya

 

 

agar       tetap       nyaman        dihuni.        Bermula        dari

 

 

kepedulian  untuk   mempertahankan   lingkungan

 

 

sekitarnya yang  nyaman  tersebut,  peserta  didik

 

 

dapat mengembangkan ke dalam skala yang lebih

 

 

besar,  yaitu   negara,   sehingga   dapat   berperan

 

 

dalam mempertahankan keutuhan wilayah Negara

 

 

Kesatuan Republik Indonesia dengan menumbuh

 

 

kembangkan        jiwa    kebangsaan       akan     hak     dan

 

 

kewajiban bela negara sebagai suatu kehormatan

 

 

dan  kebanggaan.Peserta   didik   dapat   mengkaji

 

 

secara nalar dan kritis sebagai bagian dari sistem

 

 

keamanan        dan     pertahanan        Negara     Kesatuan

 

 

Republik Indonesia,  serta  berperan  aktif  dalam

 

 

kancah global.

 

 

E.      CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA SETIAP FASE

1.     FASE A (umumnya kelas 1 dan 2 SD/MI/Program Paket A) Pada fase ini, peserta didik mampu:

Mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila; mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara simbol dan sila dalam lambang negara Garuda


Pancasila; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah; mengenal aturan di lingkungan keluarga dan sekola; menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan sekolah; menunjukkan perilaku mematuhi aturan di keluarga dan sekolah.

Menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobinya; menyebutkan identitas diri (fisik dan non fisik) keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan di sekolah; menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun nonfisik (contoh: miskin, kaya, dll) keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan sekolah.

Mengidentifikasi dan menceritakan bentuk kerja sama dalam keberagaman di lingkungan keluarga dan sekolah; mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; dan menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di lingkungan keluarga dan sekolah.

 

Capaian Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Pancasila

Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila. Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara simbol dan sila dalam lambang negara Garuda Pancasila. Peserta didik mampu menerapkan nilai- nilai Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Peserta didik mampu mengenal aturan di lingkungan keluarga dan sekolah. Peserta didik mampu menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan sekolah. Peserta didik mampu menunjukkan perilaku mematuhi aturan di keluarga dan sekolah.

Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mampu menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobinya. Peserta didik mampu menyebutkan identitas diri (fisik dan non fisik) keluarga dan teman- temannya di lingkungan rumah dan di sekolah.

Peserta didik mampu menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun nonfisik (contoh : miskin, kaya, dll) keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan sekolah.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menceritakan bentuk kerja sama dalam keberagaman di lingkungan keluarga dan sekolah. Peserta didik mampu mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

wilayah NKRI. Peserta didik mampu menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di lingkungan keluarga dan sekolah.

 

 

2.     FASE B (umumnya kelas 3 dan 4 SD/MI/Program Paket A) Pada fase ini, peserta didik mampu:

Memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat; mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan guru; mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah; dan melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

Menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, minat, dan perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas diri (fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya; menghargai perbedaan karakteristik baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh : miskin, kaya, dll) orang di lingkungan sekitar; menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika; mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan sekitar; memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; dan menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

 

Capaian Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Pancasila

Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari- hari sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik. Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan guru. Peserta didik mampu


Elemen

Capaian Pembelajaran

1945

mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah. Peserta didik melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mampu menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya, minat, dan perilakunya. Peserta didik mampu mengenali dan menyebutkan identitas diri (fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu menghargai perbedaan karakteristik baik fisik (contoh

: warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh : miskin, kaya, dll) orang di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik mampu menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

 

3.     FASE C (umumnya kelas 5 dan 6 SD/MI/Program Paket A) Pada fase ini, peserta didik mampu:

Memahami dan menyajikan hubungan antarsila dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh; mengidentifikasi dan menyajikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat; menganalisis dan menyajikan hasil analisis bentuk-bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; menganalisis secara sederhana dan menyajikan hasil analisis pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban sebagai anggota keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; dan mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan bersama serta menaatinya dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan di sekolah.

Menganalisis, menyajikan hasil analisis, menghormati, menjaga, dan melestarikan keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekitarnya; mengenal wilayahnya dalam konteks kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; dan membangun kebersamaan, persatuan, dan


berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar.

 

Capaian Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Pancasila

Peserta didik mampu memahami dan menyajikan hubungan antarsila dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh. Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Peserta didik mampu menerapkan nilai- nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Peserta didik mampu menganalisis dan menyajikan hasil analisis bentuk-bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat. Peserta didik mampu menganalisis secara sederhana dan menyajikan hasil analisis pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban sebagai anggota keluarga, dan warga sekolah. Peserta didik melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat. Peserta didik mampu mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan bersama serta menaatinya dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan di sekolah.

Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mampu menganalisis, menyajikan hasil analisis, menghormati, menjaga, dan melestarikan keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekitarnya.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Peserta didik mampu mengenal wilayahnya dalam konteks kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik mampu membangun kebersamaan, persatuan, dan berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar.

 

 

 

 

 

3.CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD/MI/PROGRAM PAKET A, PADA KURIKULUM MERDEKA

I.1     CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

A.        Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang  kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia. Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.

 

Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pedagogi genre. Model ini memiliki empat tahapan, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint  construction), dan pemandirian (independent construction). Di samping pedagogi


genre, pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan model-model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu. Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia akan membentuk pribadi Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berpikir kritis, mandiri, kreatif,                               bergotong royong,    dan                  berkebinekaan global.        Rasional sebagaimana diuraikan di atas dapat dipaparkan pada gambar 1 sebagai berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1: Rasional Pembelajaran Bahasa Indonesia

 

B.     Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan:

1.       akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;

2.       sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia;

3.       kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;

4.       kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis- kreatif) dalam belajar dan bekerja;

5.       kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong royong, dan bertanggung jawab;

6.       kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan

7.       kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia yang demokratis dan berkeadilan.

C.     Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai literasi digital dan informasional. Pembelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.

 

Mata pelajaran Bahasa Indonesia membentuk keterampilan berbahasa reseptif (menyimak, membaca dan memirsa) dan keterampilan berbahasa produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), sastra (kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta karya sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan berkarakter Pancasila.

1.       Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif (menyimak, membaca dan memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis).

2.       Mata pelajaran Bahasa Indonesia  menggunakan  pendekatan berbasis genre melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual). Model pembelajaran menggunakan pedagogi genre,  yaitu:  penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent construction); serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis,  kreatif,  dan imajinatif dalam proses pembelajaran.

3.       Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:


a.     kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan;

b.     kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.

 

Area Pembelajaran

Kemampuan

Sub-kemampuan

 

 

Bahasa

Reseptif

Menyimak

Membaca dan memirsa

 

Produktif

Berbicara dan

mempresentasikan

Menulis

 

Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut.

 

Elemen

Deskripsi

Menyimak

Menyimak adalah kemampuan peserta didik menerima, memahami, dan memaknai informasi yang didengar dengan sikap yang baik agar  dapat menanggapi mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan dengan konsentrasi, mengidentifikasi, memahami pendapat, menginterpretasi tuturan bahasa, dan memaknainya berdasarkan konteks yang melatari tuturan tersebut. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.

Membaca dan Memirsa

Membaca adalah kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Memirsa merupakan kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian cetak, visual dan/atau audiovisual sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Komponen- komponen yang dapat dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.


Elemen

Deskripsi

Berbicara dan Mempresen- tasikan

Berbicara adalah kemampuan peserta didik untuk menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk lisan dengan santun.

Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan atau tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab, mengajukan dan/atau menanggapi pertanyaan/pernyataan , dan/atau menyampaikan perasaan secara lisan sesuai konteks dengan cara yang komunikatif dan santun melalui beragam media (visual, digital, audio, dan audiovisual).

Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.

Menulis

Menulis adalah kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks.

Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menulis di antaranya penggunaan ejaan, kosakata, kalimat, paragraf, struktur bahasa , makna, dan metakognisi dalam beragam jenis teks.

 

 

D.       Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Setiap Fase

1.     Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)

Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan kata-kata yang dikenalinya sehari- hari.

 

Fase A Berdasarkan Elemen.


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

Menyimak

Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar yang penuh perhatian. Peserta didik menunjukkan minat pada tuturan yang didengar serta mampu memahami pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), instruksi lisan, dan percakapan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

 

Membaca dan Memirsa

Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang menunjukkan minat terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta didik mampu membaca kata-kata yang dikenalinya sehari-hari dengan fasih. Peserta didik mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.

 

Berbicara dan Mempresentasikan

Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang beragam topik yang dikenali menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu merespons dengan bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan atau tanpa bantuan gambar/ilustrasi.

Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu isi informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan.

Menulis

Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan menulis permulaan dengan benar (cara memegang alat tulis, jarak mata dengan  buku,  menebalkan garis/huruf,  dll.) di atas kertas dan/atau melalui media digital. Peserta didik mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

Peserta didik mampu menulis teks deskripsi dengan beberapa kalimat sederhana, menulis teks rekon tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan teks fiksi yang dibaca atau didengar, menulis teks prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis teks eksposisi tentang kehidupan sehari- hari.

 

 

2.     Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang           hal-hal                     menarik       di   lingkungan            sekitarnya.  Peserta          didik menunjukkan             minat         terhadap      teks,           mampu         memahami         dan menyampaikan                                 gagasan     dari teks informatif,    serta                  mampu


mengungkapkan gagasan dalam kerja kelompok dan diskusi, serta memaparkan pendapatnya secara lisan dan tertulis. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik mampu membaca dengan fasih dan lancar.

 

Fase B Berdasarkan Elemen

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menyimak

Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan

memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

Membaca dan Memirsa

Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik. Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan fasih. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informatif. Peserta didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

Berbicara dan Mempresentasikan

Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.

Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata caranya. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang beraneka ragam.

Menulis

Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam. Peserta didik terampil menulis tegak

bersambung.

 

3.     Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)

Pada akhir fase C, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks sosial. Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks, mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan dari paparan lisan dan tulis tentang topik yang dikenali dalam teks narasi dan informatif.


Peserta didik mampu menanggapi dan mempresentasikan informasi yang dipaparkan; berpartisipasi aktif dalam diskusi; menuliskan tanggapannya terhadap bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya; menulis teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur. Peserta didik memiliki kebiasaan membaca untuk hiburan, menambah pengetahuan, dan keterampilan.

 

Fase C Berdasarkan Elemen.

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menyimak

Peserta didik mampu menganalisis informasi berupa fakta, prosedur dengan mengidentifikasikan ciri objek dan urutan proses kejadian dan nilai-nilai dari berbagai jenis teks informatif dan fiksi yang disajikan dalam bentuk lisan, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar) dan audio.

Membaca dan Memirsa

Peserta didik mampu membaca kata-kata dengan berbagai pola kombinasi huruf dengan fasih dan indah serta memahami informasi dan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, literal, konotatif, dan kiasan untuk mengidentifikasi objek, fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu mengidentifikasi ide pokok dari teks deskripsi, narasi dan eksposisi, serta nilai-nilai yang terkandung dalam teks sastra (prosa dan pantun, puisi) dari teks dan/atau audiovisual.

Berbicara dan Mempresentasikan

Peserta didik mampu menyampaikan informasi secara lisan untuk tujuan menghibur dan meyakinkan mitra tutur sesuai kaidah dan konteks. Menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan; pilihan kata yang tepat sesuai dengan norma budaya; menyampaikan informasi dengan fasih dan santun. Peserta didik menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosakata secara kreatif. Peserta didik mempresentasikan gagasan, hasil pengamatan, dan pengalaman dengan logis, sistematis, efektif, kreatif, dan kritis; mempresentasikan imajinasi secara kreatif.

Menulis

Peserta didik mampu menulis teks eksplanasi, laporan, dan eksposisi persuasif dari gagasan, hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi; menjelaskan hubungan kausalitas, serta menuangkan hasil pengamatan untuk meyakinkan pembaca. Peserta didik mampu menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks sesuai dengan konteks dan norma budaya; menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan.

Peserta didik menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara

indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

dengan penggunaan kosakata secara kreatif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD/MI/PROGRAM PAKET A, PADA KURIKULUM MERDEKA

 

4.CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

A.        Rasional Mata Pelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika dipandang sebagai materi pembelajaran yang harus dipahami sekaligus sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi tersebut, mengasah, dan melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Belajar matematika dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar pembelajar memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat kompetitif.

Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir, bernalar, dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang membentuk alur berpikir berkesinambungan dan  berujung pada pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan solusi matematis tertentu yang bersifat formal-universal. Proses mental tersebut dapat memperkuat disposisi peserta didik untuk merasakan makna dan manfaat matematika dan belajar matematika serta nilai- nilai moral dalam belajar Mata Pelajaran Matematika, meliputi kebebasan, kemahiran, penaksiran, keakuratan, kesistematisan, kerasionalan, kesabaran, kemandirian, kedisiplinan, ketekunan, ketangguhan, kepercayaan diri, keterbukaan pikiran, dan kreativitas. Dengan demikian relevansinya dengan profil pelajar Pancasila, Mata Pelajaran Matematika ditujukan untuk mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar kritis, dan kreativitas peserta didik. Adapun materi pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika di setiap jenjang pendidikan dikemas melalui bidang kajian Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, Analisis Data dan Peluang, dan Kalkulus (sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII).


B.        Tujuan Mata Pelajaran Matematika

 

Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk  membekali  peserta didik agar dapat:

1.        memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi matematis dan mengaplikasikannya secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah matematis (pemahaman matematis dan kecakapan prosedural),

2.        menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematis dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (penalaran dan pembuktian matematis),

3.        memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematis,  menyelesaikan  model atau menafsirkan solusi yang diperoleh (pemecahan masalah matematis).

4.        mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu situasi ke dalam simbol atau model matematis (komunikasi dan representasi matematis),

5.        mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan (koneksi matematis), dan

6.        memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap kreatif, sabar, mandiri, tekun, terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah (disposisi matematis).

C.        Karakteristik Mata Pelajaran Matematika

 

Mata Pelajaran Matematika diorganisasikan dalam lingkup lima elemen konten (dengan tambahan 1 elemen sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII) dan lima elemen proses.

1.        Elemen konten dalam Mata Pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa matematika sebagai materi pembelajaran (subject matter) yang harus dipahami peserta didik. Pemahaman


matematis terkait erat dengan pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi yang bersifat formal-universal.

Elemen

Deskripsi

Bilangan

Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka sebagai simbol bilangan, konsep bilangan, operasi hitung bilangan, dan relasi antara berbagai operasi hitung bilangan dalam subelemen representasi visual, sifat urutan, dan operasi

Aljabar

Bidang kajian Aljabar membahas tentang aljabar non- formal dalam bentuk simbol gambar sampai dengan aljabar formal dalam bentuk simbol huruf yang mewakili bilangan tertentu dalam subelemen persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan pola bilangan, serta rasio dan proporsi.

Pengukuran

Bidang kajian Pengukuran membahas tentang besaran- besaran pengukuran, cara mengukur besaran tertentu, dan membuktikan prinsip atau teorema terkait besaran tertentu dalam subelemen pengukuran besaran geometris dan non-geometris.

Geometri

Bidang kajian Geometri membahas tentang berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang baik dalam kajian Euclides maupun Non-Euclides serta ciri- cirinya dalam subelemen geometri datar dan geometri ruang.

Analisis Data dan Peluang

Bidang kajian Analisis Data dan Peluang membahas tentang pengertian data, jenis-jenis data, pengolahan data dalam berbagai bentuk representasi, dan analisis data kuantitatif terkait  pemusatan  dan  penyebaran data serta peluang munculnya suatu data atau kejadian tertentu dalam subelemen data dan representasinya, serta ketidakpastian dan peluang.

Kalkulus (sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII)

Bidang kajian Kalkulus membahas tentang laju perubahan sesaat dari suatu fungsi kontinu, dan mencakup topik limit, diferensial, dan integral, serta penggunaannya.

2.        Elemen proses dalam mata pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa matematika sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi pembelajaran matematika berupa aktivitas mental yang membentuk alur berpikir dan alur pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapan- kecakapan.


Elemen

Deskripsi

Penalaran dan Pembuktian Matematis

Penalaran terkait dengan proses penggunaan pola hubungan dalam menganalisis situasi untuk menyusun serta menyelidiki praduga. Pembuktian matematis terkait proses membuktikan kebenaran suatu prinsip, rumus, atau teorema tertentu.

Pemecahan Masalah Matematis

Pemecahan masalah matematis terkait dengan proses penyelesaian masalah matematis atau masalah sehari- hari dengan cara menerapkan dan mengadaptasi berbagai strategi yang efektif. Proses ini juga mencakup konstruksi dan rekonstruksi pemahaman matematika melalui pemecahan masalah.

Komunikasi

Komunikasi matematis terkait dengan pembentukan alur pemahaman materi pembelajaran matematika melalui cara mengomunikasikan pemikiran matematis menggunakan bahasa matematis yang tepat.

Komunikasi matematis juga mencakup proses menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis orang lain.

Representasi Matematis

Representasi matematis terkait dengan proses membuat dan menggunakan simbol, tabel, diagram, atau bentuk lain untuk mengomunikasikan gagasan dan pemodelan matematika. Proses ini juga mencakup fleksibilitas dalam mengubah dari satu bentuk representasi ke bentuk representasi lainnya, dan memilih representasi yang paling sesuai untuk memecahkan masalah.

Koneksi Matematis

Koneksi matematis terkait dengan proses mengaitkan antar materi pembelajaran matematika pada suatu bidang kajian, lintas bidang  kajian, lintas  bidang ilmu, dan dengan kehidupan.

 

D.       Capaian Pembelajaran Matematika Setiap Fase

1.       Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A) Pada akhir fase A, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan memiliki intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 100, termasuk melakukan komposisi (menyusun) dan dekomposisi         (mengurai) bilangan          tersebut.                    Mereka          dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 20, dan dapat memahami pecahan setengah dan seperempat. Mereka dapat mengenali, meniru, dan melanjutkan pola-pola          bukan   bilangan. Mereka                 dapat  membandingkan panjang, berat, dan durasi waktu, serta mengestimasi panjang menggunakan satuan tidak baku.

Peserta didik dapat mengenal berbagai bangun datar dan bangun ruang, serta dapat menyusun dan mengurai bangun datar. Mereka dapat menentukan posisi benda terhadap benda lain.


Peserta didik dapat mengurutkan, menyortir, mengelompokkan, membandingkan, dan menyajikan data menggunakan turus dan piktogram paling banyak 4 kategori.

 

Fase A Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Bilangan

Pada akhir fase A, peserta didik menunjukkan pemahaman dan memiliki intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 100, mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, serta melakukan komposisi (menyusun) dan dekomposisi (mengurai) bilangan.

Peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan menggunakan benda-benda konkret yang banyaknya sampai 20.

Peserta didik menunjukkan pemahaman pecahan sebagai bagian dari keseluruhan melalui konteks membagi sebuah benda atau kumpulan benda sama banyak, pecahan yang diperkenalkan adalah  setengah dan seperempat.

Aljabar

Pada akhir Fase A, peserta didik dapat menunjukan pemahaman makna simbol matematika "=" dalam suatu kalimat matematika yang terkait dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 20 menggunakan gambar. Contoh:

Peserta didik dapat mengenali, meniru, dan melanjutkan pola bukan bilangan (misalnya, gambar, warna, suara)

Pengukuran

Pada akhir Fase A, peserta didik dapat membandingkan panjang dan berat benda secara langsung, dan membandingkan durasi waktu. Mereka dapat mengukur dan mengestimasi panjang benda menggunakan satuan tidak baku.

Geometri

Pada akhir Fase A, peserta didik dapat mengenal berbagai bangun datar (segitiga, segiempat, segibanyak, lingkaran) dan bangun  ruang  (balok,  kubus,  kerucut, dan bola). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) suatu bangun datar (segitiga, segiempat, dan segibanyak). Peserta didik juga dapat menentukan posisi benda terhadap benda lain (kanan, kiri, depan belakang).

Analisis Data dan Peluang

Pada akhir fase A, peserta didik dapat mengurutkan, menyortir, mengelompokkan, membandingkan, dan menyajikan data dari banyak benda dengan menggunakan turus dan piktogram paling banyak 4 kategori.


2.       Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Pada akhir fase B, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai

10.000. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah, dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah  kalimat  matematika, dan dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana dan pola bilangan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai

100. Mereka dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor, masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan, serta dapat mengenali pecahan senilai. Mereka dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal, dan dapat menghubungkan pecahan desimal dan perseratusan dengan persen.

Peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku, dan dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang. Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.

Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar dan dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan satu cara atau lebih jika memungkinkan.

Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).


Fase B Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Bilangan

Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai

100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor.

Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu (misalnya, 1 , 1 , 1)

2  3   4

dan    antar-pecahan    dengan    penyebut    yang    sama

(misalnya,    2 , 4 , 7).    Mereka    dapat    mengenali    pecahan

8  8   8

senilai menggunakan gambar dan simbol matematika.

Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.

Aljabar

Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100 (contoh: 10 + = 19, 19 -

= 10 )

Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

Pengukuran

Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.

Geometri

Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.

Analisa Data dan Peluang

Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).


3.       Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A) Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah dengan

1.000.000. Mereka  dapat  melakukan  operasi  aritmetika  pada

bilangan cacah sampai 100.000. Mereka dapat membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan, melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan asli. Mereka dapat membandingkan dan mengurutkan bilangan desimal dan mengubah pecahan menjadi desimal. Mereka dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan operasi aritmetika pada bilangan cacah sampai 1000. Mereka dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB dan masalah yang berkaitan dengan uang. Mereka dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar yang melibatkan perkalian dan pembagian. Mereka dapat bernalar secara proporsional dan menggunakan operasi perkalian dan pembagian dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dengan rasio dan atau yang terkait dengan proporsi.

Peserta didik dapat menentukan keliling dan luas beberapa bentuk bangun datar dan gabungannya. Mereka dapat mengonstruksi dan mengurai beberapa bangun ruang dan gabungannya, dan mengenali visualisasi spasial. Mereka dapat membandingkan karakteristik antar bangun datar dan antar bangun ruang. Mereka dapat menentukan lokasi pada peta yang menggunakan sistem berpetak.

Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, dan menganalisis data banyak benda dan data hasil pengukuran dalam bentuk beberapa visualisasi dan dalam tabel  frekuensi untuk mendapatkan informasi. Mereka dapat menentukan kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar dalam suatu percobaan acak.


Fase C Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Bilangan

Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 1.000.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan uang.

Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan cacah sampai 100.000. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.

Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan termasuk pecahan campuran, melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan asli. Mereka dapat mengubah pecahan menjadi desimal, serta membandingkan dan mengurutkan bilangan desimal (satu angka di belakang koma)

Aljabar

Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada bilangan cacah sampai 1000 (contoh : 10 x = 900, dan 900 : = 10)

Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan perkalian dan pembagian. Mereka dapat bernalar secara proporsional untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dengan rasio satuan. Mereka dapat menggunakan operasi perkalian dan pembagian dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang terkait dengan proporsi.

Pengukuran

Pada akhir fase C, peserta didik dapat menentukan keliling dan luas berbagai bentuk bangun datar (segitiga, segiempat, dan segibanyak) serta gabungannya. Mereka dapat menghitung durasi waktu dan mengukur besar sudut.

Geometri

Pada akhir fase C, peserta didik  dapat  mengonstruksi dan mengurai bangun ruang (kubus, balok, dan gabungannya) dan mengenali visualisasi spasial (bagian depan, atas, dan samping). Mereka dapat membandingkan karakteristik antar bangun datar dan antar bangun ruang. Mereka dapat menentukan lokasi pada peta yang menggunakan sistem berpetak.

Analisa Data dan Peluang

Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, dan menganalisis data banyak benda dan data hasil pengukuran dalam bentuk gambar, piktogram, diagram batang, dan tabel frekuensi untuk mendapatkan informasi. Mereka dapat menentukan kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar dalam suatu percobaan acak.


5.CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL (IPAS) SD/MI/PROGRAM PAKET A

A.       Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Tantangan yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke waktu. Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu dekade atau bahkan satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikembangkan untuk menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karenanya, pola pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu disesuaikan agar generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan- tantangan yang dihadapi di masa yang akan datang.

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial.

Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis dan kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik.

Sebagai negara yang kaya akan budaya dan kearifan lokal, melalui IPAS diharapkan peserta didik menggali kekayaan kearifan lokal terkait IPAS termasuk menggunakannya dalam memecahkan masalah. Oleh karena


itu, fokus utama yang ingin dicapai dari pembelajaran IPAS di SD/MI/Program Paket A bukanlah pada seberapa banyak konten materi yang dapat diserap oleh peserta didik, akan tetapi dari seberapa besar kompetensi peserta didik dalam memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki. Dengan mempertimbangkan bahwa anak usia SD/MI/Program Paket A masih melihat segala sesuatu secara apa adanya, utuh dan terpadu maka pembelajaran IPA dan IPS disederhanakan menjadi satu mata pelajaran yaitu IPAS. Hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan anak usia SD/MI/Program Paket A masih dalam tahap berpikir konkrit/sederhana, holistik, komprehensif, dan tidak detail.

Pembelajaran di SD/MI/Program Paket A perlu memberikan peserta didik kesempatan untuk melakukan eksplorasi, investigasi dan mengembangkan pemahaman terkait lingkungan di sekitar nya. Jadi mempelajari fenomena alam serta interaksi manusia dengan alam dan antar manusia sangat penting dilakukan di tahapan ini.

B.        Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Dengan mempelajari IPAS, peserta didik mengembangkan dirinya sehingga sesuai dengan profil Pelajar Pancasila dan dapat:

1.       mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya dengan kehidupan manusia;

2.       berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak;

3.       mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;

4.       mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada, memaknai bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu;

5.       memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia, sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan


6.       mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

C.       Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Seiring             dengan                  perkembangan                              zaman,        ilmu       pengetahuan           juga senantiasa mengalami perkembangan. Apa yang kita ketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah di masa lampau boleh jadi mengalami pergeseran di masa kini maupun masa depan. Itu sebabnya ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan merupakan sebuah upaya terus menerus yang dilakukan oleh manusia untuk mengungkap kebenaran dan memanfaatkannya untuk kehidupan (Sammel, 2014).

Daya dukung alam dalam memenuhi kebutuhan manusia dari waktu ke waktu juga semakin berkurang. Pertambahan populasi manusia yang terjadi secara eksponensial juga memicu banyaknya permasalahan yang dihadapi. Seringkali permasalahan yang muncul tidak dapat diselesaikan dengan melihat dari satu sudut pandang: keilmuan alam atau dari sudut pandang ilmu sosial saja, melainkan dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik yang meliputi berbagai lintas disiplin ilmu (Yanitsky, 2017). Untuk memberikan pemahaman ini kepada peserta didik, pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial perlu dipadukan menjadi satu kesatuan yang kemudian kita sebut dengan istilah IPAS. Dalam pembelajaran IPAS, ada

2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains dan sosial), dan keterampilan Proses.

 

Elemen

Deskripsi

Pemahaman IPAS (sains dan sosial)

Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam mengembangkan teori-teori yang membantu kita memahami bagaimana dunia kita bekerja. Lebih jauh lagi, ilmu pengetahuan telah membantu kita mengembangkan teknologi dan sistem tata kelola yang mendukung terciptanya kehidupan yang lebih baik. Dengan menguasai ilmu pengetahuan kita dapat melakukan banyak hal untuk menyelesaikan permasalahan atau menghadapi tantangan yang ada.

Memiliki pemahaman IPAS merupakan bukti ketika seseorang memilih dan mengintegrasikan pengetahuan ilmiah yang tepat untuk menjelaskan serta memprediksi suatu fenomena atau fakta dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi yang berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip,


Elemen

Deskripsi

 

hukum, teori dan model yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan.

Keterampilan proses

Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia yang bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan proses yang baik maka profil tersebut dapat dicapai.

Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional dalam melakukan diagnosa terhadap situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap, merancang investigasi, menemukan informasi, menciptakan model, mendebat rekan sejawat menggunakan fakta, serta membentuk argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta didik lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2002).

Dalam pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan memberikan contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai pembelajar yang pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan induktif, peserta didik diberikan kesempatan yang lebih leluasa untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007).

Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National Research Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini didasarkan pada pengakuan bahwa sains secara esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi.

Oleh karenanya peserta didik perlu mendapatkan pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri saintifik agar aspek fundamental IPAS ini dapat membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, & Eylon, 1996; NRC, 1996).

Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya ada enam


Elemen

Deskripsi

 

keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik.

1.        Mengamati

Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari proses inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan, peserta didik memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan saksama, mencatat, serta membandingkan informasi yang dikumpulkan untuk melihat persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa dilakukan langsung atau menggunakan instrumen lain seperti kuesioner, wawancara.

2.        Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin

diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta didik juga menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum sebab akibat.

3.        Merencanakan dan melakukan penyelidikan Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat rencana dan menyusun langkah- langkah operasional berdasarkan referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi dengan melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor operasional baik internal maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik mengambil data dan melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan untuk mendapatkan temuan-temuan.

4.        Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai relevansi informasi yang ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan, serta menyimpulkan hasil penyelidikan.

5.        Mengevaluasi dan refleksi

Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah kegiatan yang  dilakukan  sesuai  dengan tujuan yang direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta didik juga meninjau kembali proses belajar yang dijalani dan hal- hal yang perlu dipertahankan dan/atau


Elemen

Deskripsi

 

diperbaiki pada masa yang akan datang. Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk masa depan berkelanjutan.

6.      Mengomunikasikan hasil

Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam media digital dan non-digital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai media, baik digital dan atau non digital. Pelaporan dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta didik.

 

D.     Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Setiap Fase

1.       Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)

Di fase ini, umumnya peserta didik bisa mengoptimalkan kemampuan indranya untuk mengamati, bertanya, mencoba, dan menceritakan pengalaman belajar yang telah diperolehnya terkait peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya baik secara verbal maupun nonverbal dengan menggunakan berbagai media (gambar/ simbol/karya).

Di akhir fase A, peserta didik diharapkan belajar untuk melakukan proses inkuiri, yaitu: mengamati dan mengajukan pertanyaan terkait apa yang ada pada dirinya maupun kondisi/fenomena/peristiwa sederhana yang terjadi di lingkungan sekitar rumah dan sekolah. Selanjutnya peserta didik mengusulkan ide/menalar, melakukan investigasi/ penyelidikan/ percobaan, mengomunikasikan, menyimpulkan, merefleksikan, dan mengaplikasikan pengalaman belajar dari proses inkuiri yang sudah dilakukannya.


Elemen

Capaian Pembelajaran

Pemahaman IPAS (sains dan sosial)

Di akhir Fase A, peserta didik mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah dan sekolah serta mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mengoptimalkan penggunaan pancaindra untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang makhluk hidup dan perubahan benda ketika diberikan perlakuan tertentu. Peserta didik menggunakan hasil pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat sederhana dengan menggunakan beberapa media/alat bantu.

Peserta didik mengenal anggota tubuh manusia (pancaindra), menjelaskan fungsinya dan cara merawatnya dengan benar. Peserta didik dapat membedakan antara hewan dan tumbuhan sesuai dengan bentuk dan ciri-ciri umumnya.

Peserta didik mampu mengelaborasikan pemahamannya tentang konsep waktu (pagi- siang-sore-malam), mengenal nama-nama hari, nama bulan, kondisi cuaca dalam keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari.

Peserta didik mampu mendeskripsikan identitas diri (ciri-ciri fisik, kegemaran) dan orang-orang di sekitarnya (keluarga, teman dan tetangga) sehingga dapat menerima perbedaan yang ada pada diri manusia.

Peserta didik mampu mendeskripsikan silsilah keluarga, peran serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga/kelompok/sekolah.

Peserta didik dapat mendeskripsikan benda- benda di lingkungan sekitar sebagai bagian dari lingkungan alami dan buatan, mendeskripsikan kondisi lingkungan rumah dan sekolah dalam bentuk gambar/denah sederhana. Peserta didik dapat membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat, mencerminkan perilaku hidup sehat dan ikut serta menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah.

Keterampilan proses

1.        Mengamati

Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan mengoptimalkan penggunaan pancaindra

2.        Mempertanyakan dan memprediksi Menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar.

3.        Merencanakan dan melakukan penyelidikan


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

Dengan panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran tidak baku dengan cara sederhana untuk mendapatkan data.

4.        Memproses, menganalisis data dan informasi

Menggunakan berbagai metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar, tabel. Peserta didik mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.

5.        Mengevaluasi dan refleksi Dengan panduan, peserta didik

membandingkan hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori.

6.        Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format sederhana

 

 

2.       Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Pada Fase B peserta didik mengidentifikasi keterkaitan antara pengetahuan-pengetahuan yang baru saja diperoleh serta mencari tahu bagaimana konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berkaitan satu sama lain yang ada di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan peserta didik terhadap materi yang       sedang        dipelajari          ditunjukkan            dengan         menyelesaikan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya peserta didik mengusulkan ide/menalar, melakukan investigasi/ penyelidikan/   percobaan,                              mengomunikasikan,              menyimpulkan, merefleksikan, mengaplikasikan dan melakukan tindak lanjut dari proses inkuiri yang sudah dilakukannya.

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Pemahaman IPAS (sains dan sosial)

Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup.


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari, mendemonstrasikan berbagai jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak dan bentuk benda. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan kaitannya dengan upaya menjaga ketersediaan air.

Di akhir fase ini, peserta didik menjelaskan tugas, peran, dan tanggung jawab sebagai warga sekolah serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan keterkaitannya dengan profesi masyarakat.

Peserta didik mampu menunjukkan letak kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya pada peta konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya pelestariannya.

Peserta didik mengenal keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan, mengenal nilai mata uang dan mendemonstrasikan bagaimana uang digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat/ memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Keterampilan proses

1.        Mengamati

Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil pengamatannya.

2.        Mempertanyakan dan memprediksi Dengan menggunakan panduan, peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang

dapat diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.

3.        Merencanakan dan melakukan penyelidikan Dengan panduan, peserta didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan  alat  dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.

4.        Memproses, menganalisis data dan informasi

Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana  untuk  menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah.

5.        Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada.

Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan.

6.        Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam berbagai format.

 

 

3.       Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A) Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur yang saling terhubung satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan tertentu        untuk        menjalankan           fungsi        tertentu        - khususnya yang berkaitan dengan bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan dalam konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu tindakan, mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Pemahaman IPAS (sains dan sosial)

Peserta didik melakukan simulasi dengan menggunakan gambar/bagan/alat/media sederhana tentang sistem organ tubuh manusia (sistem pernafasan/pencernaan/peredaran darah) yang dikaitkan dengan cara menjaga kesehatan organ tubuhnya dengan benar.

Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik- abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan bagaimana penerapannya


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upaya- upaya individu maupun kolektif yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi dan serta penemuan sumber energi alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di sekitarnya.

Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi.

Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta konvensional/digital untuk mengenal letak dan kondisi geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal keragaman budaya nasional yang dikaitkan dengan konteks kebhinekaan.

Peserta didik menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan imperialisme, merefleksikan perjuangan para pahlawan dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta meneladani perjuangan pahlawan dalam tindakan nyata sehari-hari.

Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar.

Dengan penuh kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau  mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.

Keterampilan proses

1.        Mengamati

Pada akhir fase C, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil pengamatannya, serta mencari persamaan dan perbedaannya.

2.        Mempertanyakan dan memprediksi Dengan panduan, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.

3.        Merencanakan dan melakukan penyelidikan Secara mandiri, peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

operasional untuk menjawab pertanyaan yang  diajukan. Menggunakan  alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.

4.        Memproses, menganalisis data dan informasi

Menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun penjelasan ilmiah.

5.        Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada.

Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan validitas suatu tes.

6.        Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang ditentukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6.CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK)

A.             Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)

Pendidikan jasmani, yang di Indonesia dikenal sebagai Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, menurut William H Freeman (2007: 27-28) adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani untuk meningkatkan individu peserta didik secara menyeluruh berupa aspek jasmani, mental, dan emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai satu kesatuan utuh antara jiwa dan raga. Pernyataan tersebut menjadikan pendidikan jasmani sebagai bidang kajian yang sangat luas dan menarik dengan titik berat pada peningkatan pergerakan manusia (human movement).

Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dengan menggunakan berbagai pendekatan, model, strategi, metode, gaya, dan teknik sesuai dengan karakteristik tugas gerak, peserta didik, dan lingkungan belajar. Pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah (psikomotor, kognitif, dan afektif) setiap peserta didik dengan menekankan pada kualitas kebugaran jasmani dan perbendaharaan gerak. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dilaksanakan di sekolah secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat mengembangkan sikap positif peserta didik yang dapat menghargai manfaat aktivitas jasmani untuk meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.

Berbagai penjelasan ini menyiratkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bukan semata-mata berurusan dengan pembentukan raga, tetapi melibatkan seluruh aspek perkembangan manusia sesuai dengan cita-cita terbentuknya Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri.

B.             Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)

Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah membentuk individu yang terliterasi secara jasmani, dengan uraian sebagai berikut:

1.         Mengembangkan kesadaran arti penting aktivitas jasmani untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan individu, serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.


2.         Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani, kesejahteraan diri, serta pola perilaku hidup sehat.

3.         Mengembangkan pola gerak dasar (fundamental movement pattern) dan keterampilan gerak (motor skills) yang dilandasi dengan penerapan konsep, prinsip, strategi, dan taktik secara umum.

4.         Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai kepercayaan diri, sportif, jujur,  disiplin, kerja sama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivitas jasmani sebagai cerminan rasa tanggung jawab personal dan sosial (personal and social responsibility).

5.         Menciptakan suasana rekreatif yang berisi keriangan, interaksi sosial, tantangan, dan ekspresi diri.

6.         Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri melalui aktivitas jasmani.

 

C.             Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai sebuah bidang kajian memiliki karakteristik:

1.         Diorientasikan pada pembentukan peserta didik yang terliterasi secara jasmani dan mampu menerapkannya dalam  kehidupan nyata sepanjang hayat.

2.         Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan otentik untuk meningkatkan kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, dan keterampilan berkomunikasi, serta berfikir ke tingkat yang lebih tinggi melalui aktivitas jasmani.

3.         Mempertimbangkan karakteristik peserta didik, tugas gerak (movement task), dan dukungan lingkungan yang berprinsip developmentally appropriate practices (DAP).

4.         Penyelenggaraan di sekolah didasari nilai-nilai luhur bangsa untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila.

5.         Memuat elemen-elemen keterampilan gerak, pengetahuan gerak, pemanfaatan gerak, serta pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai gerak. Adapun elemen-elemen tersebut dideskripsikan sebagaimana dalam tabel berikut.


Elemen-elemen Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran PJOK serta Deskripsinya

No

Elemen

Deskripsi

1.

Keterampilan Gerak

Elemen ini berupa kekhasan pembelajaran PJOK yang merupakan proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen:

a)         Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar (Fundamental Movement Pattern), dan

b)         Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak (Motor Skills) berupa Aktivitas Pilihan Permainan dan Olahraga, Aktivitas Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (kondisional)

2.

Pengetahuan Gerak

Elemen ini berupa pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, serta kreasi konsep, prinsip, prosedur, taktik dan strategi gerak sebagai landasan dalam melakukan keterampilan, kinerja, serta budaya hidup aktif pada setiap sub elemen:

a)         Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar (Fundamental Movement Pattern), dan

b)         Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak (Motor Skills) berupa Aktivitas Pilihan Permainan dan Olahraga, Aktivitas Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (kondisional)

3.

Pemanfaatan Gerak

Elemen ini berupa pengetahuan dan keterampilan gerak serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, terdiri dari sub elemen:

a)         Aktivitas Pemeliharaan dan Peningkatan Kebugaran Jasmani Terkait Kesehatan dan Keterampilan, dan

b)         Pola Perilaku Hidup Sehat

4.

Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai- nilai Gerak

Elemen ini berupa pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai gerak secara gradual yang dirancang melalui berbagai aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen:

a)                  Tanggung Jawab Personal dan Sosial, serta

b)                  Nilai-nilai Keriangan, Tantangan, Ekspresi Diri, dan Interaksi Sosial

 

D.            Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) Setiap Fase

1.         Fase A (Umumnya Kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)

Pada akhir fase A, peserta didik dapat menunjukkan berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak sebagai hasil peniruan dari berbagai sumber, memahami konsep dan prinsip gerak yang benar, memahami dan mempraktikkan aktivitas jasmani untuk pengembangan kebugaran dan pola perilaku hidup sehat, menunjukkan perilaku awal tanggung jawab personal dan sosial, serta menerima nilai-nilai aktivitas jasmani.


Elemen

Capaian Pembelajaran

Elemen Keterampilan Gerak

Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan kemampuan dalam menirukan aktivitas pola gerak dasar, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).

Elemen Pengetahuan Gerak

Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur dalam melakukan pola gerak dasar, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).

Elemen Pemanfaatan Gerak

Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur dan mampu mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan. Peserta didik juga memahami prosedur dan mampu mempraktikkan pola perilaku hidup sehat berupa mengenali nama dan fungsi anggota tubuh, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai- nilai Gerak

Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam menyimak arahan dan umpan balik yang diberikan guru, mulai dapat menghormati orang lain, serta menerima ragam keriangan yang didapat melalui aktivitas jasmani.

 

2.        Fase B (Umumnya Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)

Pada akhir fase B, peserta didik dapat menunjukkan  kemampuan dalam memvariasikan dan mengombinasikan berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak secara mandiri (tanpa meniru contoh) dilandasi dengan penerapan prosedur gerak yang benar, menerapkan prosedur aktivitas jasmani untuk pengembangan kebugaran dan pola perilaku hidup sehat, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial dalam jangka waktu tertentu secara konsisten, serta mendukung nilai-nilai aktivitas jasmani.

Elemen

Capaian Pembelajaran

Elemen Keterampilan Gerak

Pada akhir fase B peserta didik menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan variasi dan kombinasi aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak secara mandiri (tanpa meniru contoh) berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).

Elemen Pengetahuan Gerak

Pada akhir fase B peserta didik menerapkan prosedur variasi dan kombinasi pola gerak dasar dan keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).

Elemen Pemanfaatan Gerak

Pada akhir fase B peserta didik dapat menerapkan prosedur dan mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani sesuai ukuran dan intensitas aktivitas jasmani (ringan hingga sedang),  menunjukkan  kemampuan dalam menerapkan pola perilaku hidup sehat

berupa perlunya aktivitas jasmani, istirahat,


Elemen

Capaian Pembelajaran

 

pengisian waktu luang, serta memilih makanan bergizi dan seimbang. Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan dalam menerapkan prosedur pemeliharaan kebersihan dan kesehatan alat reproduksi, serta kesehatan diri dan orang lain dari penyakit menular dan tidak menular.

Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-nilai Gerak

Pada akhir fase B peserta didik dapat menunjukkan perilaku bertanggung jawab untuk belajar mengarahkan diri dalam proses pembelajaran, menerima dan mengimplementasikan arahan dan umpan balik yang diberikan guru, serta mendukung adanya keriangan di dalam aktivitas jasmani.

 

3.        Fase C (Umumnya Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)

Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan  kemampuan dalam mempraktikkan modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak, dilandasi dengan penerapan konsep dan prinsip gerak yang benar, menerapkan konsep dan prinsip aktivitas untuk pengembangan kebugaran jasmani, serta pola perilaku hidup sehat, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial dalam jangka waktu yang lebih lama secara konsisten, serta meyakini nilai-nilai aktivitas jasmani.

 

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Elemen Keterampilan Gerak

Pada akhir fase C peserta didik dapat menunjukkan  kemampuan  dalam mempraktikkan modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).

Elemen Pengetahuan Gerak

Pada akhir fase C  peserta  didik  dapat menerapkan konsep dan prinsip modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).

Elemen Pemanfaatan Gerak

Pada akhir fase C peserta didik dapat menerapkan konsep dan prinsip serta mempraktikkan aktivitas untuk pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physical fittness related health), dan prosedur pengukurannya untuk mengetahui status kebugaran pribadi. Pada fase ini, peserta didik juga memiliki pengetahuan pengembangan pola perilaku hidup sehat berupa bahaya merokok, meminum minuman keras, dan menyalahgunakan narkotika, zat-zat aditif (NAPZA) dan obat berbahaya lainnya, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menghindari cidera dan berbagai risiko dalam aktivitas jasmani dan olahraga.


Elemen

Capaian Pembelajaran

Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-nilai Gerak

Pada akhir fase C peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang didasari kesadaran personal dan tanggung jawab sosial berupa penggunaan alat dan fasilitas pembelajaran, serta menghargai orang lain.

Selain itu peserta didik juga meyakini adanya interaksi sosial melalui aktivitas jasmani.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

V.1.     7. CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

 

A.        Rasional Mata Pelajaran Bahasa Inggris

 

Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang dominan digunakan secara global dalam aspek pendidikan, bisnis, perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pariwisata, hubungan internasional, kesehatan, dan teknologi. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kesempatan untuk berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya yang berbeda. Dengan menguasai bahasa Inggris, maka peserta didik akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan menggunakan berbagai teks. Dari interaksi tersebut, mereka memperoleh pengetahuan, mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku manusia yang dibutuhkan untuk dapat hidup dalam budaya dunia yang beraneka ragam.

Pembelajaran bahasa Inggris umum pada jenjang  Pendidikan  Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program Paket C) dalam kurikulum nasional memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk membuka wawasan yang berkaitan dengan diri sendiri, hubungan sosial, kebudayaan, dan kesempatan kerja yang tersedia secara global. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kemampuan untuk mendapatkan akses ke dunia luar dan memahami cara berpikir yang berbeda. Pemahaman mereka terhadap pengetahuan sosial-budaya dan interkultural ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan memahami budaya lain dan interaksinya dengan budaya Indonesia, mereka mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang budaya Indonesia, memperkuat identitas dirinya, dan dapat menghargai perbedaan.

Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam enam keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, memirsa, menulis, dan mempresentasikan secara terpadu, dalam berbagai jenis teks. Capaian Pembelajaran minimal keenam keterampilan bahasa Inggris ini mengacu pada Common European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching,  Assessment  (CEFR)  dan  setara  level B1. Level B1 (CEFR) mencerminkan spesifikasi yang dapat dilihat dari kemampuan peserta didik untuk:


-        mempertahankan             interaksi         dan      menyampaikan            sesuatu        yang diinginkan, dalam berbagai konteks dengan artikulasi jelas;

-        mengungkapkan pokok pikiran utama yang ingin disampaikan secara komprehensif; dan

-        mempertahankan komunikasi walaupun terkadang masih terdapat jeda.

 

Pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program Paket C) diharapkan dapat membantu peserta didik berhasil mencapai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai bagian dari life skills. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris umum adalah pendekatan berbasis teks (genre-based approach), yakni pembelajaran difokuskan pada teks, dalam berbagai moda, baik lisan, tulisan, visual, audio, maupun multimodal. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh Halliday dan Mathiesen (2014: 3) bahwa “When people speak or write, they produce text, and text is  what listeners  and readers engage  with and interpret.” Ada empat tahapan dalam pendekatan  berbasis  teks, dan keempat tahapan ini dilakukan  dalam  pembahasan  mengenai topik yang sama.

1.        Building Knowledge of the Field (BKOF): Guru membangun pengetahuan atau latar belakang pengetahuan peserta didik terhadap topik yang akan ditulis atau dibicarakan. Pada tahapan ini, guru juga membangun konteks budaya dari teks yang diajarkan.

2.        Modelling of the Text (MOT): Guru memberikan model/contoh teks sebagai acuan bagi peserta didik dalam menghasilkan karya, baik secara lisan maupun tulisan.

3.        Joint  Construction  of  the  Text  (JCOT):  Guru  membimbing  peserta didik dan bersama-sama memproduksi teks.

4.        Independent Construction of the Text (ICOT): peserta didik memproduksi teks lisan dan tulisan secara mandiri (Emilia, 2011).

Komunikasi akan terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekadar kalimat. Artinya, makna tidak hanya disampaikan oleh kata-kata,


melainkan harus didukung oleh konteks. Setiap teks memiliki tujuan, seperti mendeskripsikan, menjelaskan, bercerita, dsb. (Agustien, 2020).

Pembelajaran bahasa Inggris umum di dalam kurikulum nasional membantu peserta didik untuk menyiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang memiliki Profil Pelajar Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global. Profil ini dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris umum, karena pembelajarannya yang bersifat dinamis dan fluid, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat dalam pemilihan teks atau jenis aktivitas belajarnya. Pembelajaran bahasa Inggris memiliki peluang untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila melalui materi teks tertulis, visual, teks oral, maupun aktivitas-aktivitas yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar.

Mata pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program Paket C) dapat diselenggarakan sebagai mata pelajaran pilihan bagi satuan pendidikan yang memiliki kesiapan sumber daya. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.

B.        Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris

 

Mata pelajaran bahasa Inggris bertujuan untuk memastikan peserta didik dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.

1.        Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulisan, visual, dan audiovisual).

2.        Mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai perspektif, praktik, dan produk budaya Indonesia dan budaya asing.

3.        Mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang mandiri dan bertanggung jawab.

4.        Mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif.


C.         Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris

 

1.      Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum beragam, misalnya narasi, deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi, teks khusus (pesan singkat, iklan), dan teks otentik. Beragam teks  ini disajikan  bukan  hanya  dalam  bentuk teks tulisan saja, tetapi juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi peserta didik agar terampil menggunakan teknologi (literasi teknologi), sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi informasi digital.

2.      Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan kondisi di kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat topik yang sudah dikenal oleh peserta didik untuk membantu mereka memahami isi teks yang dibacanya dan kemudian mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk lisan dan tulisan. Selanjutnya, guru dapat memperkenalkan peserta didik dengan jenis teks yang baru diketahui  oleh  peserta  didik. Guru dapat membantu mereka membangun pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut, sehingga peserta didik mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sering dialami oleh peserta didik baik di dalam  konteks sekolah, maupun konteks di rumah agar peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan teks tersebut dalam kehidupan nyata.

3.      Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku peserta didik (yang asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris pada enam keterampilan berbahasa dalam berbagai jenis teks.

4.      Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada kemampuan berbahasa peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris umum


mencakup elemen keterampilan reseptif (menyimak, membaca, dan memirsa), serta keterampilan produktif (berbicara, menulis, dan mempresentasikan).

 

 

Berikut elemen-elemen mata pelajaran serta deskripsinya

 

Elemen

Deskripsi

Menyimak

Kemampuan memahami informasi, memberikan apresiasi kepada lawan bicara, dan memahami informasi yang didengar, sehingga dapat menyampaikan tanggapan secara relevan dan kontekstual. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan, mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi bunyi bahasa, lalu memahami makna.

Keterampilan menyimak juga merupakan kemampuan komunikasi non-verbal yang mencakup seberapa baik seseorang menangkap makna (tersirat dan tersurat) pada sebuah paparan lisan dan memahami ide pokok dan pendukung pada konten informasi maupun konteks yang melatari paparan tersebut (Petri, 2017).

Membaca

Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya, untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang agar ia dapat berpartisipasi dengan masyarakat (OECD, 2000).

Memirsa

Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks visual sesuai tujuan dan kepentingannya.

Berbicara

Kemampuan menyampaikan gagasan, pikiran, serta perasaan secara lisan dalam interaksi sosial.

Menulis

Kemampuan menyampaikan, mengomunikasikan gagasan, mengekspresikan kreativitas dan mencipta dalam berbagai genre teks tertulis, dengan cara yang efektif dan dapat dipahami, serta diminati oleh pembaca dengan struktur organisasi dan unsur kebahasaan yang tepat.

Mempresentasikan

Kemampuan memaparkan gagasan secara fasih, akurat, dapat dipertanggungjawabkan dengan cara yang komunikatif melalui beragam media (visual, digital, dan audiovisual), dan dapat dipahami oleh pendengar. Penyampaian dalam berbicara dan mempresentasikan perlu disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau karakteristik penyimak.

Pada pembelajaran bahasa Inggris umum di Fase A difokuskan pada pengenalan bahasa Inggris dan kemampuan berbahasa Inggris lisan.


Pada Fase B, pembelajaran difokuskan pada kemampuan  bahasa Inggris   lisan,            tapi   mulai                  diperkenalkan      bahasa     tulisan.                       Pada pembelajaran fase ini, guru perlu membantu peserta didik memahami bahwa cara pengucapan bahasa Inggris dengan penulisannya berbeda. Pada Fase C, di tingkat akhir jenjang (SD/MI/Program Paket A), pembelajaran difokuskan pada kemampuan bahasa Inggris lisan dan tulisan.

Pada  pembelajaran  bahasa  Inggris  umum  di  Fase  D (SMP/MTs/Program Paket B), pembelajaran berfokus pada penguatan berbahasa Inggris lisan dan penguatan kemampuan berbahasa tulisan. Pada pembelajaran bahasa Inggris umum di Fase E dan F (SMA/MA/Program Paket  C),  pembelajaran  bahasa  Inggris  berfokus pada penguatan berbahasa lisan dan tulisan dengan target CEFR B1.

 

 

D.        Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Setiap Fase

 

1.        Fase A, Umumnya untuk Kelas I dan II (SD/MI/Program Paket A). Pada akhir Fase A, peserta didik memahami bahwa bahasa Inggris lisan dapat membantu mereka berinteraksi dengan orang lain dalam     situasi    sosial          sehari-hari         dan                 konteks            kelas. Dalam mengembangkan              keterampilan menyimak dan berbicara, peserta   didik   mengikuti/merespon                   instruksi               atau pertanyaan sederhana dalam bahasa Inggris dan mengucapkan dengan baik kosakata                     sederhana.        Pada  Fase       A,        peserta          didik                       banyak menggunakan alat bantu visual dan komunikasi non-verbal untuk membantu mereka berkomunikasi. Peserta didik memahami bahwa kegiatan        membaca   merupakan                  kegiatan individu   maupun berkelompok yang bisa dilakukan untuk memberikan kesenangan (reading for pleasure). Mereka memahami bahwa gambar yang terdapat dalam buku yang dibacakan oleh guru atau gambar yang peserta didik amati memiliki arti. Mereka merespon secara lisan, visual, dan/atau komunikasi non-verbal terhadap teks sederhana yang dibacakan atau gambar yang dilihatnya.

 

Elemen Menyimak Berbicara

Pada akhir Fase A, peserta didik menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk berinteraksi dalam situasi sosial dan kelas seperti berkenalan, memberikan informasi diri, mengucapkan salam dan


selamat tinggal. Mereka merespon instruksi sederhana (dengan bantuan visual) melalui gerakan tubuh atau menjawab pertanyaan pendek sederhana dengan kata, frase atau kalimat sederhana. Mereka memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan secara lisan dengan bantuan visual dan menggunakan kosakata sederhana. Mereka menggunakan alat bantu visual untuk membantu mereka berkomunikasi.

 

By the end of Phase A, students use basic English to interact in social and classroom situations such as introducing themselves, sharing personal information, greeting and bidding farewell. They respond to simple instructions (with support from visual cues) with action-related language or answer to short, simple questions with simple words, phrases or sentences. They identify key points of information in visually supported oral presentations containing familiar vocabulary. They use visual texts to help them communicate.

Elemen Membaca – Memirsa

Pada akhir Fase A, peserta didik merespon secara lisan terhadap teks pendek sederhana dan familiar, berbentuk teks tulis yang dibacakan oleh guru. Peserta didik menunjukkan pemahaman teks yang dibacakan atau gambar/ilustrasi yang diperlihatkan padanya, menggunakan komunikasi non-verbal.

 

By the end of Phase A, students respond orally to short, simple, familiar texts in the form of print texts read by teachers. They show understanding of texts being read to or pictures/illustration being shown, using non- verbal communication.

Elemen Menulis Mempresentasikan

Belum menjadi fokus pembelajaran pada fase ini, karena peserta didik belum diminta untuk mengungkapkan gagasan secara tertulis (composing/producing).

 

2.        Fase B, Umumnya untuk Kelas III dan IV (SD/MI/Program Paket A) Pada akhir Fase B, peserta didik memahami dan merespon  teks lisan dan visual sederhana dalam bahasa Inggris. Dalam mengembangkan keterampilan menyimak dan berbicara, peserta didik mengikuti/merespon instruksi atau pertanyaan sederhana dalam bahasa Inggris dan membagikan informasi dengan kosakata sederhana. Peserta didik merespon berbagai teks/gambar secara lisan dan tulisan sederhana dengan alat bantu visual dan komunikasi non-verbal. Pada Fase B, peserta didik dapat berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris sederhana.


pola yang sesuai dengan konteks yang dibicarakan. Mereka mengubah/mengganti sebagian elemen kalimat untuk dapat berpartisipasi dalam rutinitas kelas dan aktivitas belajar, seperti menyampaikan perasaan, menyampaikan kebutuhan, dan meminta pertolongan. Mereka memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan secara lisan dengan bantuan visual, serta menggunakan kosakata sederhana. Mereka mengikuti rangkaian instruksi sederhana yang berkaitan dengan prosedur kelas dan aktivitas belajar dengan bantuan visual.

 

By the end of Phase B, students use English to interact in a range of predictable social and classroom situations using certain patterns of sentences. They change/substitute some sentence elements to participate in classroom routines and learning activities, such as expressing feelings, expressing needs and requesting help. They identify key points of information in visually supported oral presentations containing familiar vocabulary. Using visual cues, they follow a series of simple instructions related to classroom procedures and learning activities.

Elemen Membaca – Memirsa

Pada akhir fase B, peserta didik memahami kata-kata yang sering digunakan sehari-hari dengan bantuan gambar/ilustrasi. Mereka membaca dan memberikan respon terhadap teks pendek sederhana dan familiar dalam bentuk tulisan atau digital, termasuk teks visual, multimodal atau interaktif.

 

By the end of Phase B, students understand everyday vocabulary with support from pictures/illustration. They read and respond to a range of short, simple, familiar texts in the form of print or digital texts, including visual, multimodal or interactive texts.

Elemen Menulis Mempresentasikan

Pada akhir fase B, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalamannya melalui gambar dan salinan tulisan. Dengan bantuan guru, mereka menghasilkan teks deskripsi dan prosedur sederhana menggunakan kata/frasa sederhana dan gambar. Mereka menulis kosakata sederhana yang berkaitan dengan lingkungan kelas dan rumah dalam bahasa Inggris menggunakan ejaan yang diciptakan sendiri oleh anak.

 

By the end of Phase B, students communicate their ideas and experience through drawings and copied writing. With teachers’ support, they produce simple descriptions and procedures using simple words/phrases and pictures. They use invented spelling in writing simple vocabulary related to their class and home environments.

 

3.        Fase C, Umumnya untuk Kelas V dan VI (SD/MI/Program Paket A) Pada akhir Fase C, peserta didik memahami dan merespon teks lisan, tulisan, dan visual sederhana dalam bahasa Inggris. Mereka menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam situasi yang familiar/lazim/rutin. Peserta didik memahami hubungan bunyi huruf pada kosakata sederhana dalam  bahasa  Inggris  dan  menggunakan  pemahaman                               tersebut


untuk       memahami          dan      memproduksi          teks      tulisan        dan     visual sederhana dalam bahasa Inggris dengan bantuan contoh.

 

Elemen Menyimak Berbicara

Pada akhir Fase C, peserta didik menggunakan kalimat dengan pola tertentu dalam bahasa Inggris untuk berinteraksi pada lingkup situasi sosial dan kelas yang makin luas, namun masih dapat diprediksi atau bersifat rutin. Mereka mengubah/mengganti sebagian elemen kalimat untuk dapat berpartisipasi dalam aktivitas belajar, seperti membuat pertanyaan sederhana, meminta klarifikasi dan meminta izin. Mereka menggunakan beberapa strategi untuk mengidentifikasi informasi penting/inti dalam berbagai konteks, seperti meminta pembicara untuk mengulangi atau berbicara dengan lebih pelan, atau bertanya arti sebuah kata. Mereka mengikuti rangkaian instruksi sederhana yang berkaitan dengan prosedur kelas dan aktivitas belajar.

 

By the end of Phase C, students use English to interact in a range of predictable social and classroom situations using certain patterns of sentences. They change/substitute some elements of sentences to participate in learning activities such as asking simple questions, requesting clarification and seeking permission. They use some strategies to identify key information in most contexts such as asking a speaker to repeat or to speak slowly, or asking what a word means. They follow a series of simple instructions related to classroom procedures and learning activities.

Elemen Membaca – Memirsa

Pada akhir Fase C, peserta didik memahami kata-kata yang sering digunakan sehari-hari dan memahami kata-kata baru dengan bantuan gambar/ilustrasi serta kalimat dalam konteks yang dipahami peserta didik. Mereka membaca dan memberikan respon terhadap beragam teks pendek, sederhana dan familiar dalam bentuk tulisan atau digital, termasuk teks visual, multimodal atau interaktif. Mereka menemukan informasi pada sebuah kalimat dan menjelaskan topik sebuah teks yang dibaca atau diamatinya.

 

By the end of Phase C, students understand familiar and new vocabulary with support from visual cues or context clues. They read and respond to a wide range of short, simple, familiar texts in the form of print or digital texts, including visual, multimodal or interactive texts. They find basic information in a sentence and explain a topic in a text read or viewed.

Elemen Menulis Mempresentasikan

Pada akhir Fase C, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalamannya melalui salinan tulisan dan tulisan sederhana mereka sendiri, serta menunjukkan perkembangan pemahaman terhadap proses menulis. Mereka menunjukkan kesadaran awal bahwa teks dalam bahasa Inggris ditulis dengan kaidah (konvensi) yang disesuaikan dengan konteks dan tujuannya. Dengan bantuan guru, mereka menghasilkan teks deskripsi, cerita, dan prosedur sederhana menggunakan kalimat dengan pola tertentu dan contoh pada tingkatan kata dan kalimat sederhana. Mereka menunjukkan kesadaran atas pentingnya tanda baca dasar dan penggunaan huruf kapital. Mereka menunjukkan pemahaman terhadap beberapa hubungan bunyi-huruf


dalam bahasa Inggris dan ejaan dari kata-kata yang umum digunakan. Dalam menulis, mereka menggunakan kosakata yang berkaitan dengan lingkungan kelas dan rumah, dan mereka juga menggunakan beberapa strategi dasar seperti menyalin kata atau frasa dari buku atau daftar kata, menggunakan gambar, dan bertanya bagaimana cara menuliskan sebuah kata.

 

By the end of Phase C, students communicate their ideas and experience through copied writing and their own basic writing, showing evidence of a developing understanding of the writing process. They demonstrate an early awareness that written texts in English are presented through conventions, which change according to context and purpose. With teachers’ support, they produce simple descriptions, recounts and procedures using certain patterns of sentences and modelled examples at word and simple sentence level. They show awareness of the need for basic punctuation and capitalization. They demonstrate knowledge of some English letter-sound relationships and the spelling of high-frequency words. In their writing, they use vocabulary related to their class and home environments, and use basic strategies, such as copying words or phrases from books or word lists, using images and asking how to write a word.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V PENUTUP

 

Kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri Cangkring  B disusun sebagai kerangka acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tahun pelajaran 2021-2022. Kurikulum operasional di satuan pendidikan juga sebagai panduan ketercapaian pembelajaran bagi peserta didik dan upaya guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara yang telah tersusun ini akan berjalan lancar bila ada dukungan penuh dari semua pihak, yaitu kepala sekolah, guru, komite sekolah dan stake holder yang ada. Mudah-mudahan dukungan dan partisipasi aktif semua pihak dapat memajukan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara. sesuai dengan apa yang telah terumuskan dalam visi, misi dan tujuan sekolah.

Terakhir, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung diselesaikannya kurikulum operasional di satuan pendidikan . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara. Teriring do’a, semoga kontribusi pemikiran, kerja keras dan dukungannya menjadi amal kebaikan.

 

 

 

 

Bengkulu Utara, 10 Juli 2022

Kepala . SD Negeri 162 Bengkulu Utara Utara.

 

 

 

EDY SUSILO

NIP.196907151993061001

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.      CONTOH RUANG LINGKUP MIKRO

A. Rancangan Kurikulum Operasional SDN 162 BENGKULU UTARA

a)      Mata Pelajaran : PPKn

 

Kelas

 

Elemen

 

Capaian Pembelajaran

Potensi Lokal Daerah

Hasil Project Based Learning

Indikator

Keberhasilan Pencapaian

1

Pancasila

1.      Mengenali simbol-simbol Pancasila

2.      Menjelaskan makna simbol Pancasila secara sederhana

3.      Menerapkan     sikap     sesuai     makna     simbol Pancasila dengan bimbingan

- Menghubungkan dengan keadaan umum tempat

tinggal,          latar belakang keluarga                      dan aturan         dalam keluarga peserta didik.

Proyek Individu

Membuat buku bergambar yang menceritakan keadaan rumah dan keseharian di rumah terkait aturan dan penerapannya.

(Buku ini dapat dibuat menggunakan kertas kosong bekas printing dan diisi bertahap atau disebut Buku Tumbuh)

 

Untuk menumbuhkan karakter mandiri dan kreatif

-        Peserta didik dapat memahami perbedaan                   dirinya dengan-temannya sebagai        anugerah dan       keberagaman

yang                  harus

disyukuri.

-        Peserta didik dapat memahami setiap keluarga memiliki tugas, peran dan aturan            masing- masing yang harus dipatuhi.

-        Peserta didik dapat mengidentifikasi simbol-simbol Pancasila

Konstitusi        dan Norma

1.    Mengidentifikasi aturan yang ada di rumah dan di sekolah

2.    Melaksanakan aturan yang ada di rumah dan di sekolah dengan bimbingan. (membuat aturan kelas bersama)

3.    Mengidentifikasi hak dan kewajiban sederhana sebagai anggota keluarga dan peserta didik di sekolah

Jati      Diri      dan Kebhinekaan

1.      Menyebutkan identitas diri sendiri

2.      Mengidentifikasi       perbedaan     yang     dimiliki dirinya dengan teman sekelas.

3.      Mengenal perbedaan sebagai keragaman yang harus saling dihargai.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.       Menyebutkan ciri-ciri rumah.

2.       Menyebutkan contoh perilaku dan sikap yang menjaga lingkungan sekitarnya di rumah


 

2

Pancasila

1.      Memahami makna simbol sila-sila Pancasila.

2.      Memahami makna setiap sila Pancasila

3.      Menerapkan      nilai-nilai        Pancasila      dalam kehidupan sehari-hari.

-   Mencari keterkaitan, perbedaan      dan persamaan karakteristik individu, sekolah dan aturan dalam lingkungan sekitar.

1.      Buku Saku Pancasila, membuat buku bergambar yang menceritakan penerapan nilai dari setiap Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. (Tugas mandiri untuk menumbuhkan kemandirian dan kreativitas)

 

2.      Poster Harmonisasi dalam Perbedaan, poster besar yang cap tangan peserta didik diberikan foto dan cerita singkat dirinya. Diakhiri dengan motto kelas sebagai kesepakatan. (tugas kelompok untuk menumbuhkan kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong dan kreativitas)

-        Peserta didik dapat memahami perbedaan                   dirinya dengan-temannya sebagai        anugerah dan       keberagaman

yang                  harus

disyukuri.

-        Peserta didik dapat memahami dalam keluarga dan sekolah memiliki perbedaan tugas, peran dan aturan            masing- masing yang harus dipatuhi.

-        Peserta didik dapat menerapkan nilai- nilai                   Pancasila

dalam kehidupan sehari-hari.

Konstitusi        dan Norma

1.      Menjelaskan perbedaan aturan yang ada di rumah dan sekolah

2.      Mengidentifikasi tugas dan peran dirinya dalam kegiatan bersama-sama di sekolah.

3.      Membuat     kesepakatan    sederhana     di    kelas dengan bimbingan.

Jati      Diri      dan Kebhinekaan

1.      Menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan minat dan perilakunya.

2.      Mengidentifikasi perbedaan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

3.      Menyebutkan perbedaan budaya, bahasa dan pakaian daerah yang ada di lingkungan sekolah.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.      Menyebutkan karakteristik dan ciri-ciri fisik sekolah.

2.      Mengidentifikasi contoh perilaku dan sikap yang menjaga lingkungan sekitarnya di sekolah.


 

3

Pancasila

1.      Menyebutkan sila-sila Pancasila.

2.      Menjelaskan makna sila-sila Pancasila

3.      Memberikan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

-     Mengidentifikasi budaya       Jawa dan        kekhasan Garut     dan    tata pemerintahan Kabupaten Garut.

-     Menjelaskan keberagaman budaya       Jawa yang      dikaitkan dengan kebhinekaan global             dan kreativitas

Proyek kelompok

1.      Membuat poster Aku Pancasila, bisa disertai gambar atau photo collage yang mengajak teman untuk selalu berperilaku sesuai nilai Pancasila.

2.      This is Our Class, menyusun aturan kelas yang dilandasi rasa menghargai hak dan kewajiban di sekolah.

 

Proyek Individu

3.      Aku Jawa, Kamu?, merupakan buku cerita yang menjelaskan asal usul diri, identitas budaya dan kedudukannya dalam NKRI

 

Menumbuhkan karakter kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong dan kreativitas

-         Peserta didik yang bangga                  dan melestarikan budaya lokal.

-         Membentuk peserta didik     dengan    jiwa kebhinekaan     global dan     kreatif      yang menjunjung persatuan bangsa.

-         Peserta               didik mengidentifikasi kebutuhan dasar dan cara         pemenuhan kebutuhannya.

-         Peserta didik mampu membudayakan taat aturan dan sikap yang sesuai dengan penerapan Pancasila

 

Konstitusi        dan Norma

1.      Mengidentifikasi beberapa aturan yang ada di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar.

2.      Membuat kesepakatan aturan kelas sederhana dengan menyampaikan pendapat dan mendengarkan teman yang berpendapat dengan bimbingan.

3.      Mengidentifikasi dan menyebutkan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik di sekolah dan anggota keluarga di rumah.

 

Jati      Diri      dan Kebhinekaan

1.      Mengenal identitas budaya daerah tempat tinggal peserta didik.

2.      Mengenal lingkungan tempat tinggal, sekolah, lingkungan                     tempat                   tinggal (RT/RW/desa/kelurahan dan kecamatan) sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah NKRI

3.      Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan kebutuhan dasar manusia

 

Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.      Mengenal lingkungan tempat tinggal, sekolah, lingkungan tempat tinggal sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah NKRI

2.      Memahami arti pentingnya menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan di sekolah.


 

4

Pancasila

1.      Mengidentifikasi       makna     yang     terkandung dalam sila Pancasila.

2.      Memberikan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Menerapkan sikap yang menerapkan nilai-nilai Pancasila

-   Mengidentifikasi bentuk keragaman budaya Jawa di Jawa             Barat sebagai kekayaan bangsa.

-   Tata pemerintahan              di Kabupaten Garut dan implementasi sila         Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat yang berdampingan dengan       budaya lokal.

Project Kelompok

1.      Membuat poster besar I Love Indonesia, berisi tentang asal usul masing peserta didik disertai identitas keunikan budaya.

2.      Bermusyawarah membuat aturan kelas.

 

Proyek Individu

1.      Infografis sederhana Do and Don’t terkait contoh perilaku bernilai Pancasila.

2.      Membuat video pendek ala youtuber yang menjelaskan perbedaan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup.

 

Menumbuhkan karakater kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong dan kreativitas

-         Peserta didik yang bangga                  dan melestarikan budaya lokal.

-         Membentuk peserta didik     dengan    jiwa kebhinekaan     global dan     kreatif      yang menjunjung persatuan bangsa.

-         Peserta               didik menghargai kemandirian          dan perbedaan pemenuhan kebutuhan          hidup dalam masyarakat.

-         Peserta               didik membudayakan gotong royong, nilai kekeluargaan        dan musyawarah mufakat                        dalam kegiatan sehari-hari.

Konstitusi        dan Norma

1.      Menganalisis peraturan yang berlaku di rumah dan sekolah.

2.      Memahami perbedaan dan menerapkan aturan yang ada di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar.

3.      Memahami pentingnya musyawarah dalam lingkungan sekolah.

4.

Jati      Diri      dan Kebhinekaan

1.      Menjelaskan keragaman budaya dalam bermasyarakat.

2.      Memahami keragaman sebagai kekayaan bangsa.

3.      Menerapkan toleransi dalam keragaman sebagai bentuk penghargaan terhadap keunikan identitas diri.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.      Menganalisis perbedaan lingkungan tempat tinggal, sekolah, lingkungan tempat tinggal kesatuan NKRI.

2.      Menjelaskan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat.

3.      Memahami jenis dan cara memenuhi kebutuhan hidup.


 

5

Pancasila

1.      Menghubungkan kaitan satu sila dengan sila lainnya.

2.      Menjelaskan perilaku yang memperlihatkan hubungan antarsila dalam kehidupan sehari- hari.

3.      Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sebagai kesatuan.

-         Memaknai peran     budaya

Jawa             dan

bahasa Jawa sebagai identitas diri.

-         Mengaitkan contoh penerapan budaya      Jawa yang           luhur berdampingan dengan kebhinekaan Indonesia.

-         Menjelaskan perjuangan rakyat       Jawa membentuk NKRI.

Proyek Kelompok

1.     Membuat laporan berupa video tentang luhurnya nilai budaya dan bahasa Jawa, dan keberadaannya dalam keragaman Indonesia.

2.     Membuat drama yang menceritakan sejarah bangsa Indonesia

 

Proyek Individu

1.    Buku Catatan Harianku, berisi refleksi harian sikap dan perilaku yang dilakukan hari itu yang berhubungan dengan tanggung jawab hak dan kewajiban.

2.    Poster Musyawarah itu Keren, berisi tata cara melaksanakan musyawarah dan manfaatnya.

Menumbuhkan karakter kebhinekaan global, kemnadirian, gotong royong dan kreativitas

-   Peserta didik bangga sebagai bagian dari masyarakat Jawa.

-   Peserta didik bangga akan budaya dan mampu berbahasa Jawa yang baik.

-   Membentuk peserta didik sebagai makhluk sosial yang selalu menjaga kebhinekaan, kemandirian, nilai gotong royong dan nilai                  kebangsaan Indonesia.

-   Membentuk peserta didik                     yang

bertanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya.

-   Membentuk profil pelajar Pancasila yang menerapkan         nilai

Pancasila             dalam kehidupan sehari-hari

Konstitusi        dan Norma

1.      Mendiskusikan bentuk tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga, peserta didik dan anggota masyarakat.

2.      Menyampaikan pendapat secara logis dan argumentatif dan menghargai hak berpendapat setiap orang.

3.      Menganalisis tata cara musyawarah yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

Jati      Diri      dan Kebhinekaan

1.      Menjelaskan keragaman budaya dan peran budaya dan bahasa dalam membentuk identitas

2.      Menganalisis contoh sikap dan perilaku yang menjaga dan yang merusak kebinekaan.

3.      Menggali     manfaat    persatuan   dan     kesatuan untuk membangun kerukunan hidup

Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.       Memahami sejarah terbentuknya NKRI.

2.      Mengidentifikasi              perlunya             menjaga kenyamanan dalam lingkungan.

3.      Membentuk persepsi yang sama tentang arti pentingnya kebersamaan dalam membentuk persatuan dan  kesatuan bangsa.


 

6

Pancasila

1.      Menjelaskan arti ideologi, nilai dan pandangan hidup

2.      Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Menghargai manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

-         Menghubungka n budaya Jawa sebagai kekayaan budaya     bangsa yang membanggakan.

-         Mengidentifikas i nilai budaya, norma           dan

aturan        dalam masyarakat Jawa                   yang menghargai kebhinekaan.

-         Mengambil inspirasi kebangsaan dari tokoh     pejuang NKRI         yang

berasal          dari Jawa Barat

Proyek Kelompok

1.      Ragam Indonesia, merupakan booklet yang dibuat untuk menampilkan keragaman budaya Indonesia termasuk analisis peluang dan tantangannya.

2.      Profil Pelajar Pancasila, berupa poster atau video pendek untuk menampilkan implementasi pembentukan Profil Pelajar Pancasila di sekolah.

 

Proyek Individu

1.      Membuat poster untuk menjaga lingkungan di sekitar rumah.

2.      Idolaku, merupakan biografi tokoh NKRI yang mengisnpirasi.

Menumbuhkan karakter kebhinekaan global,

gotong royong, mandiri dan kreatif

-   Peserta didik bangga sebagai bagian dari masyarakat Jawa.

-   Membentuk peserta didik yang inovatif dan kreatif membaca peluang dan mencari solusi                  terkait

tantangan              yang muncul              sebagai dampak beragaman.

-   Membentuk       peserta didik sebagai makhluk sosial yang menjaga kebhinekaan, kemandirian dan nilai gotong royong

-   Membentuk       peserta didik                     yang

bertanggung       jawab terhadap      hak      dan kewajibannya Membentuk        profil pelajar Pancasila yang menerapkan norma, aturan     yang     sesuai dengan nilai Pancasila sebagai ideoalogi dan pandangan           hidup

bangsa.

Konstitusi        dan Norma

1.      Menganalisis bentuk-bentuk sederhana norma dan aturan dalam masyarakat.

2.      Menyampaikan     pendapat    secara    logis     dan argumentatif.

3.      Menjelaskan      dan     menerapkan      tata     cara bermusyawarah dalam kehidupan sehari-hari.

4.      Menghargai       perbedaan      pendapat      dalam musyawarah untuk mencapai mufakat.

Jati      Diri      dan Kebhinekaan

1.      Menganalisis keragaman budaya sebagai satu kesetaraan.

2.      Mengidentifikasi peluang dan tantangan yang muncul dari keragaman budaya di Indonesia.

3.      Menganalisis contoh sikap dan perilaku yang menjaga dan yang merusak kebinekaan.

Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.      Mengidentifikasi perlunya menjaga lingkungan sekitar sebagai tempat hunian yang nyaman bagi semua warga.

2.      Memahami persamaan tujuan sebagai pemersatu bangsa.

3.      Mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh pendiri bangsa dalam mempertahankan NKRI.


2.      Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

 

Kelas

Elemen

Capaian Pembelajaran

Potensi Lokal Daerah

Hasil Project Based Learning

Indikator Keberhasilan Pencapaian

1

Menyimak

1.        Menyimak     teks    petunjuk     dengan topik mengenai diri sendiri.

2.        Menjelaskan informasi sederhana tentang buku atau teks yang dibacanya.

3.        Memahami     informasi     dalam    teks    yang dibacakan dengan menggunakan kata tanya

: apa dan siapa

- Menyisipkan teks narasi, informatif dan deskripsi yang berkaitan dengan daerah Jawa Barat, kusususnya Garut.

Proyek Kelompok

1. Tukar Kata, saling memilih gambar dan kemudian ditukar dengan teman dan ditulis kata atau kalimat sederhana.

 

Proyek Individu

1.      Aku Pendongeng, belajar menceritakan ulang sebuah buku dengan bimbingan guru

2.      Aku             Bercerita, menulis                cerita pengalaman sederhana

 

Menumbuhkan karakter kebhinekaan global,

kemnadirian, gotong royong dan kreativitas

Peserta didik mampu :

-         Menyimak                   dan memahami informasi dari teks yang disajikan dengna baik.

-         Menambah kosa kata baru dan memahami artinya dengan baik.

-         Menyimpulkan isi teks dengan bahasa sendiri dalam                    kalimat sederhana.

-         Aktif        berkomunikasi, menanggapi, mempresentasikan ide dan           bercerita     dengan santun.

-         Menulis cerita sendiri dengan bentuk variasi teks                     berdasarkan pengalaman.

Membaca         dan memirsa

1.        Menjelaskan makna kata yang digunakan sehari-hari di rumah dan sekolah.

2.        Menjelaskan        informasi        dalam       teks bergambar.

3.        Menjelaskan      makna      ilustrasi       gambar dengan kata-kata sendiri

Berbicara         dan mempresentasi

1.      Berbicara dengan santun dan menggunakan volume yang tepat sesuai tempat berbicara.

2.      Menjawab dan menanggapi informasi yang diterima.

3.      Menceritakan pengalaman pribadi secara runtut dan jelas

Menulis

1.     Mengenal dan menulis huruf

2.     Menyalin kata yang didiktekan.

3.     Merevisi       kesalahan       penulisan       dalam tulisannya


 

2

Menyimak

1.      Memahami instruksi lisan yang lebih kompleks

2.      Mengidentifikasi bagian-bagian dari sebuah buku

3.      Memaknai informasi dalam teks dongeng atau puisi yang dibacakan dengan kata tanya; apa, siapa, di mana, berapa dan kapan.

-        Mereferensi buku cerita daerah Jawa Barat.

-        Membuat keterkaitan              cerita, teks,              dan      puisi dengan potensi lokal Garut.

Proyek Kelompok

1.      Kunjungi Perpustakaan, mencari                 satu     buku referensi,       membaca bersama                 dan mengidentifikasi bagian buku.

2.      Poster              Book’s Marketing, membuat sinopsis pendek dari buku yang dianggap paling     menarik.     Isi sinopsis dipresentasikan agar teman     lain     tertarik membaca.

 

Proyek Individu

1. Buku               Ceritaku, membuat buku cerita tentang kegiatan sehari-hari.

 

Menumbuhkan karakter kebhinekaan global,

kemnadirian, gotong royong dan kreativitas

Peserta didik mampu:

-         Menyimak                   dan memahami informasi dari teks laporan atau puisi yang disajikan dengan baik.

-         Mengidentifikasi kosakata yang baru dan membentuk                               dalam kalimat sendiri.

-         Membaca dengan fasih dan pelafalan yang baik pada teks daskripsi dan puisi.

-         Mengomunikasikan, menanggapi, mempresentasikan ide dan           bercerita     dengan santun.

-         Menulis cerita sendiri dengan bentuk variasi teks                     berdasarkan pengamatan.

Membaca         dan memirsa

1.       Membaca teks cerita pendek.

2.       Menjelaskan     informasi      dari     teks    yang dibacanya.

3.       Membuat kalimat sederhana berdasarkan gambar

Berbicara         dan mempresentasi

1.       Berbicara sesuai topik dan tujuannya.

2.       Bertanya sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan

3.       Mempresentasikan ide atau karya dengan jelas

Menulis

1.      Menulis teks deskripsi kegiatan sehari-hari dengan sederhana

2.      Menuliskan        kalimat       sederhana       yang didiktekan.

3.      Menulis laporan pengamatan dengan kalimat yang sederhana dan sesuai ejaannya.


 

3

Menyimak

1.      Menyimak      instruksi      lisan      yang      lebih kompleks

2.      Menyimak dengan saksama teks informatif tentang lingkungan.

3.      Memaknai ide pokok teks yang dibacakan.

-        Mereferensi buku cerita daerah Jawa Barat.

-        Membuat keterkaitan                      cerita, teks,     dan     materi diskusi           dengan potensi lokal Garut.

-        Mencari sumber tulisan yang relevan dengan ciri khas Garut.

Proyek Kelompok

1.      Kunjungi Perpustakaan, mencari                 satu     buku referensi,       membaca bersama                 dan mengidentifikasi bagian buku.

2.      Jurnal                 Buku, membuat jurnal buku yang     mereview                isi buku,              kemudian menggabungkannya dengan   jurnal      buku teman lainnya untuk menjadi Book Guide di perrpustakaan

 

Proyek Individu

1. Buku               Ceritaku, membuat buku cerita tentang lingkungan

 

Menumbuhkan karakter kebhinekaan global,

kemnadirian, gotong royong dan kreativitas

Peserta didik mampu :

-   Menyimak dengan seksama untuk memaknai ide pokok dalam sebuah teks.

-   Menambah kosakata baru yang berkaitan dengan informasi dalam teks.

-   Menjelaskan kesimpulan tentang isi teks.

-   Menanggapi, mempresentasikan dan menyampaikan ide dalam ruang diskusi dengan bahasa santun.

-   Menulis teks deskriptif, informatif dan prosedur sederhana.

-   Merevisi dan menyunting hasil tulisannya sendiri.

Membaca         dan memirsa

1.      Memahami kosakata baru dengan bantuan kalimat dan gambar/ilustrasi.

2.      Menemukan      informasi       pada     beberapa kalimat yang berhubungan pada teks.

3.      Memisahkan ide pokok dari teks naratif yang dibaca.

Berbicara         dan mempresentasi

1.      Berbicara santun dalam diskusi.

2.      Menanggapi dan mengembangkan ide kunci dalam diskusi dengan pengetahuan dan pengalamannya.

3.      Menceritakan              pengamatan              dan pengalamannya dengan bahasa yang lebih formal dan terstruktur tentang lingkungan

Menulis

1.     Menulis     teks    naratif     sederhana    bertema kebangsaan

2.     Menulis teks deskriptif tentang lingkungan..

3.     Merevisi dan menyunting tulisannya sendiri.


 

4

Menyimak

1.     Menyimak instruksi teks informatif tentang lingkungan.

2.    Menyimak teks percakapan atau wawancara terkait kebangsaan/sejarah.

3.    Memaknai ide pokok dari teks yang dibaca.

-        Mereferensi buku sejarah daerah Jawa Barat.

-        Mereferensikan potensi Garut dalam menyajikan          teks informatif, infografis,                           dan wawancara.

-        Membuat            teks pengamatan dan pengalaman yang dikaitkan dengan Garut.

-        Mencari sumber tulisan yang relevan dengan ciri khas Garut.

Proyek Kelompok

1.      Booklet              Garut,

menulis         bersama

kelompok tentang sejarah, budaya dan perkembangan Garut.

2.      Wawancara bertema lingkungan

 

Proyek Individu

1. Aku Suka Bercerita, membuat kumpulan cerpen yang disukai tentang lingkungan.

 

Menumbuhkan     karakter kebhinekaan           global,

kemnadirian,           gotong royong dan kreativitas

Peserta didik mampu :

-         Menyimak dan membedakan ide pokok dan ide pendukung dalam sebuah teks.

-         Menjelaskan hubungan sebab akibat pada teks yang dibacanya.

-         Menjelaskan pesan moral dan tujuan penulis dalam isi teks.

-         Berpartisipasi aktif dalam diskusi dengan bahasa santun.

-         Mempresentasikan ide dan tanggapan.

-         Menulis teks deskripsi, prosedur dan argumentatif sederhana.

-         Menggunakan kalimat yang lebih kompleks.

Membaca         dan memirsa

1.      Memahami kosakata baru dengan bantuan ilustrasi/gambar

2.      Menemukan       informasi        yang       saling berhubungan pada teks.

3.      Menjelaskan      kesimpulan/amanat        dalam cerita yang dibacanya.

Berbicara         dan mempresentasi

1.      Menceritakan             pengamatan             dan pengalamannya berkaitan lingkungan.

2.      Menyajikan teks wawancara dengan bahasa yang jelas

3.      Menanggapi dan mengembangkan ide kunci dalam diskusi dengan pengetahuan dan pengalamannya.

Menulis

1.      Menulis teks deskripsi atau argumentatif sederhana bertema kebudayaan.

2.      Menggunakan kalimat yang lebih kompleks (majemuk setara atau bertingkat).

3.      Menyunting hasil tulisannya sendiri.


 

5

Menyimak

1.       Menyimak       teks      penjelasan       sederhana berdasarkan pengamatan.

2.       Menyimak teks pantun dan syair.

3.       Menjelaskan informasi yang terdapat dalam bacaan (poster, infografis dan iklan)

-        Mereferensikan potensi Garut dalam menyajikan          teks informatif, infografis,                           dan poster

-        Membuat            teks laporan, pantun dan syair yang dikaitkan dengan lingkungan Garut.

-        Mencari sumber tulisan yang relevan dengan ciri khas Garut.

Proyek Kelompok:

1.      Aku Reporter Cilik, melakukan wawancara                          terkait topik yang disepakati. (bentuk video)

2.      Membuat         laporan hasil wawancara.

3.      Kedaiku, Berbeda!, terintegrasi dengan mapel lain. Membuat iklan tentang menu yang akan dijual di hari Entrepreneurship Day.

 

Proyek Individu

1.      Infografis, membuat infografis terkait tema yang disepakati.

2.      Mari Berpantun, membuat            ragam pantun hasil karya sendiri.

Menumbuhkan karakter kebhinekaan global,

kemnadirian, gotong royong dan kreativitas

Peserta didik mampu :

-         Menyimak informasi yang lebih kompleks.

-         Memahami ide pokok dan ide pendukung lebih rinci.

-         Memaknai teks sastra lisan (pantun dan puisi) dan teks lainnya.

-         Memahami kosakata baru yang lebih spesifik berkaitan dengan topik.

-         Menjelaskan informasi, masalah dan solusi pada teks naratif.

-         Menjelaskan ide pokok dan ide pendukung.

-         Menanggapi, mempresentasikan dan mengemukakan ide dalam diskusi.

-         Menulis teks laporan sederhana dengan merujuk sumber yang relevan.

-         Menulis pantun dan syair dengan baik dengan struktur bahasa yang baik

Membaca         dan memirsa

1.       Menemukan kata kunci untuk menjelaskan informasi dalam bacaan

2.       Menjelaskan      hasil      identifikasi       masalah dalam sebuah teks.

3.       Menggunakan     referensi     dalam     membuat pantun dan puisi

Berbicara         dan mempresentasi

1.       Melakukan presentasi

2.       Menyampaikan         pendapat       berdasarkan sumber yang relevan

3.       Menjelaskan makna atau istilah kata yang kompleks

Menulis

1.      Menulis teks naratif / eksposisi dengan struktur bahasa yang jelas, baik dan runtut

2.      Menulis teks pantun dan syair tentang keragaman suku dan budaya Indonesia

3.      Menyunting dan merevisi tulisannya sendiri,


 

6

Menyimak

1.      Menyimak     laporan     bertema                     lingkungan (pemanansan global)

2.      Menyimak teks sejarah bertema sejarah Indonesia mengenai Gajah Mada

3.      Menyimak cerita fiksi tentang keutuhan wilayah nusantara Indonesia

-        Mereferensi buku sejarah daerah Jawa Barat.

-        Mereferensikan potensi Garut dalam menyajikan            teks fiksi,            laporan                dan pidato.

-        Membuat                        teks pengamatan sejarah yang dikaitkan dengan Garut.

-        Mencari sumber tulisan yang relevan dengan lingkungan dan sejarah Garut.

Proyek Kelompok

1. Ensiklopedia Garut, menulis bersama

kelompok tentang sejarah, budaya dan perkembangan Garut.

 

 

Proyek Individu

1. Cerpenku Karyaku, membuat kumpulan cerpen                      pribadi tentang lingkungan

 

Menumbuhkan                            karakter kebhinekaan                                global,

kemandirian,                              gotong royong dan kreativitas

Peserta didik mampu :

-         Menyimak informasi yang lebih kompleks.

-         Memahami ide pokok dan ide pendukung lebih rinci.

-         Memaknai teks laporan dan paparan lisan.

-         Memahami kosakata baru yang lebih spesifik.

-         Mencari sumber informasi untuk menggali informasi dalam teks.

-         Mengemukakan pendapat dan membandingkan informasi yang disajikan.

-         Menulis teks laporan sederhana dengan merujuk sumber yang relevan.

-         Menulis teks pidato.

-         Merevisi dan menyunting tulisannya sendiri dengan struktur

bahasa yang baik

Membaca         dan memirsa

1.      Menganalisis unsur intrinsik dalam karya sastra

2.      Membaca dan memahami tokoh, kata dan istilah dalam teks cerita fiksi sejarah.

3.      Memahami istilah baru dalam sebuah teks.

Berbicara         dan mempresentasi

1.      Menyampaikan laporan hasil diskusi tentang pemanasan global

2.      Menyampaikan       pendapat     dan     gagasan berdasarkan sumber yang relevan

3.      Melakukan diskusi dengan menggunakan kata-kata yang sopan.

Menulis

1.      Menulis teks laporan berdasarkan percobaan

2.      Menulis teks pidato persuasif tentang agama dan kerukunan

3.      Menyunting tulisannya sendiri.


 

 

 


 

B. Silabus

1.      Contoh Silabus Tematik Kelas 5


 

Silabus SDN 162 BENGKULU UTARA

Tahun Pelajaran 2022-2023


 

Mata Pelajaran

Elemen

Alur Tujuan Pembelajaran

Materi

Kegiatan Pembelajaran

Penilaian

Sumber Belajar

Bahasa Indonesia

Menyimak

5.2 Peserta didik mampu memaknai puisi dan pantun yang didengar.

Teks Sastra Lisan Pantun

1.    Mengamati pantun yang disampaikan guru.

2.    Mengidentifikasi kesesuaian ciri-ciri pantun dengan pantun yang disampaikan.

3.    Menyampaikan                 hasil pengamatan dan menjelaskan amanat pantun.

4.    Mengamati beberapa contoh pantun

5.    Menyimpulkan persamaan amanat dalam pantun tersebut.

6.    Menulis pantun yang mengandung amanat tentang tanggung jawab kemudian saling berbalas pantun.

7.    Menyimpulkan makna dan amanat dalam isi pantun yang telah disampaikan temannya.

Sikap:

Dilakukan selam proses pembelajaran dan pembiasaan diri

        Kebhinekaan global (toleransi, menghargai)

        Mandiri

        Kretivitas

1.      Bahan

ajar/buk u       teks pelajaran

)

2.      Gambar

3.      Video

pantun yang biasa dipakai di beberapa daerah

4.            Contoh

pantun

Membaca         dan Memirsa

5.2 Peserta     didik      mampu mengidentifikasi

masalah     dari     berbagai sudut pandang

Berbicara         dan mempresentasikan

5.2 Peserta     didik     mampu mempertahankan pendapat                     dan      sudut pandangnya           dengan rujukan yang valid.

 

 

 

Bahasa Indonesia

Pengetahuan

          Menganalisis ciri-ciri pantun

          Menjelaskan amanat pantun

          Mengisi bait yang rumpang.

Menulis

5.2 Peserta didik mampu menyunting dan merevisi faktor-faktor yang lebih kompleks                dalam tulisannya sendiri.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

8. Mengidentifikasi tanggung jawab dalam     masyarakat rumahnya.

bentuk mereka sekitar

Keterampilan

(Proyek individu)

          Menulis pantun

          Mempresentasikan pantun yang dibuat.

 

 

 

Konstitusi dan Norma (Hak dan Kewajiban, UUD 45,                   dan

Musyawarah)

5.2 Mendiskusikan bentuk- bentuk sederhana norma, aturan, hak dan kewajiban                             sebagai peserta didik, anggota keluarga, dan bagian dari masyarakat

Tanggung Jawab dalam Hak            dan Kewajiban

PPKn

Pengetahuan:

        Menganalisis bentuk tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban

        Memberi contoh penerapan hak dan kewajiban

 

 

5.2 Mengidentifikasi keragaman      budaya     di sekitarnya                    dan menempatkan keragaman                        tersebut secara setara;

 

 

 

Jati        Diri        & Kebinekaan

Keterampilan:

Buku Catatan Harianku, berisi refleksi harian sikap dan perilaku yang dilakukan hari itu yang berhubungan dengan tanggung jawab hak dan

kewajiban.


 

 

 


 

2.      Contoh Silabus Pembelajaran Di Luar Kelas


Silabus SDN 162 BENGKULU UTARA

Tahun Pelajaran 2022-2023


 

Mata Pelajaran

Elemen

Alur Tujuan Pembelajaran

Materi

Kegiatan Pembelajaran

Penilaian

Sumber Belajar

Bahasa Indonesia

Menyimak

5.1 Peserta didik dapat memilah                       dan

menggunakan sumber informasi yang beragam untuk menulis karangan

argumentatif/persuasif.

Teks Sastra Lisan Pantun

1.         Pembelajaran diawali dengan pengondisian peserta didik sesuai kelompoknya masing- masing.

2.         Nara sumber memberikan pemaparan              tentang Ganding sesuai dengan materi               narasumber masing-masing.

3.         Kegiatan peserta didik :

a.         mengamati lingkungan sekitar dan menyimak pemaparan narasumber,

b.         melakukan tanya jawab,

c.         melakukan kegiatan 3H (Head, Hands and Heart) seperti menanam bambu dan membuat anyaman,

d.         mengasosiasikan konsep dengan keadaan yang diamati dan dicoba dalam bentuk data atau

Sikap:

Dilakukan selam proses pembelajaran dan pembiasaan diri

        Kebhinekaan global (toleransi, menghargai)

        Mandiri

        Kreativitas

 

Bahasa Indonesia

Pengetahuan

          Menjelaskan ciri-ciri teks argumentasi

 

Keterampilan

(Proyek individu)

          Menulis teks argumentasi

          Mempresentasikan hasil laporan.

1.

Lingkungan beljar      alam Ganding (Kecamatan, penanaman bambu, pengolah dan pengrajin bambu.

2.

Narasumber dari Ganding

3. Media visual (koran lokal)

Membaca         dan Memirsa

5.1Peserta didik dapat memilah                        dan

menggunakan sumber informasi yang beragam untuk menulis karangan argumentatif/persuasif.

Berbicara         dan mempresentasikan

5.1 Peserta didik mengenal konsep     berdebat      dan dapat    berdebat    dengan sehat.

Menulis

5.1 Peserta didik dapat menulis teks argumentasi sederhana              dengan informasi yang akurat dan relevan.


 

 

 

 

 

PPKn

 

Konstitusi dan Norma (Hak dan Kewajiban, UUD 45,                   dan

Musyawarah)

5.3 Mendiskusikan bentuk- bentuk sederhana norma, aturan, hak dan kewajiban                             sebagai peserta didik, anggota keluarga, dan bagian dari masyarakat

Tanggung Jawab dalam Hak            dan Kewajiban

rangkuman,

e.     mengomunikasikan  hasil kesimpulan            kegiatan untuk                meluruskan kesalahpemahaman materi sebagai tahap awal penyusunan                bahan presentasi     dan     laporan akhir.

PPKn

Pengetahuan:

        Menganalisis bentuk tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban terhadap lingkungan

        Memberi contoh penerapan hak dan kewajiban lingkungan

 

Keterampilan:

Buku Catatan Harianku, berisi refleksi harian sikap dan perilaku yang dilakukan hari itu yang berhubungan dengan tanggung jawab hak dan kewajiban.

 

 

 

 

 

Jati        Diri        & Kebinekaan

5.3 Mengidentifikasi keragaman      budaya     di sekitarnya                    dan menempatkan keragaman                        tersebut secara setara;

 

IPA dan Sosial

 

Mengidentifikasi hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya.

Ekosistem

IPA dan Sosial

Pengetahuan:

        Menganalisis bentuk interaksi dalam ekosistem di ladang bambu

        Mengidentifikasi hubungan

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ketergantungan antar komponen di ekosistem lading bambu

 

Keterampilan:

Laporan Hubungan Antar Komponen Di Ekosistem yang memuat rantai makana, jarring-jaring makanan interaksi dan dampaknya.

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

6. Contoh Silabus Mata Pelajaran

 

 

Mata Pelajaran

Elemen

Alur Tujuan Pembelajaran

Materi

Kegiatan Pembelajaran

Penilaian

Sumber Belajar

Matematika

Bilangan

6.1  Peserta     didik     mampu merepresentasikan bilangan                           pecahan, persen,      dan      desimal dalam berbagai bentuk visual.

6.2  Peserta didik mampu menentukan              posisi bilangan               pecahan, persen, dan desimal pada garis bilangan.

Bilangan Pecahan, Persen dan Desimal

1.      Menggunakan                     masalah kontestual                                      untuk merepresentasikan bilangan.                     (menggunakan denah).

2.      Membuktikan posisi antar bilangan dengan peragaan.

3.      Menganalisis                                 posisi bilangan dalam sebuah cerita.

4.      Menentukan                             bilangan pecahan dan desimal dalam garis bilangan.

Sikap:

Dilakukan selam proses pembelajaran dan pembiasaan diri

        Kebhinekaan global (saling menghargai)

        Mandiri

        Kretivitas

 

Pengetahuan

          Mengubah bilangan pecahan ke desimal

          Mengidentifikasi bilangan pada garis bilangan.

 

Keterampilan

          Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan dan desimal

          Menentukan bilangan pecahan dan decimal dalam garis bilangan berdasarkan ilustrasi

1.      Buku      teks pelajaran Matematika

2.      Papan garis bilangan

3.      Gambar denah rumah

4.      Gambar rute jalan siput

5.      Lingkungan sekitar


C. Rencana Pembelajaran

1.    Contoh RPP Tematik

 

Satuan Pendidikan        : SDN 162 BENGKULU UTARA

Kelas / Semester          : V (Lima) / 1 (Satu)


 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Tema                            : Ragam Budaya Kebanggaanku

Alokasi waktu              : 4 x 35 menit

A.  TUJUAN PEMBELAJARAN

1.    Melalui mengamati, peserta didik mampu menggali isi dan amanat pantun yang disajikan secara lisan dan tulis dengan baik.

2.    Melalui saling bertukar pantun, peserta didik mampu melisankan pantun hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

3.    Melalui mengidentifikasi isi pantun, peserta didik mampu menjelaskan makna tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.    Melalui diskusi, peserta didik mampu menganalisis bentuk tanggung jawab sebagai warga masyarakat

 

B.  KEGIATAN PEMBELAJARAN

Aktivitas dan Prediksi Respon Peserta Didik

Bentuk Fasilitasi Guru Terhadap Peserta Didik

Kriteria Penilaian Proses

1.      Pendahuluan

a.       Guru menyiapkan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan dimulai dengan berdoa.

b.      Mengecek kehadiran peserta didik. (Peserta didik peka terhadap kehadiran temannya)

c.       Mengucapkan janji Aku Agen Profil Pelajar Pancasila

 

Peserta didik Gentra Masekdas Berkarakter Pancasila

Taqwa pada Tuhan

Ciri kami berakhlak mulia

 

Memberikan kesempatan peserta didik yang ingin memimpin doa

 

 

Bersama       dengan       peserta      didik mengucapkan janji

 

Peserta didik memiliki inisiatif, percaya diri, empati dan tanggung jawab.


 

Bertoleransi dalam kebhinekaan Keunikan dalam harmonisasi Menjunjung nilai luhur bangsa Gotong royong dalam kehidupan

 

Mandiri dan bernalar kritis Membangun kreativitas Mengenalkan budaya daerah Mengembangkan inovasi

 

d. Menyampaikan        tujuan     pembelajaran     (Peserta    didik     dapat memahami keterkaitan dengan pembelajaran sevelumnya)

 

 

 

 

 

 

 

 

Menanyakan tentang pemahaman materi pantun dan hak kewajiban sebelumnya.

 

2.         Kegiatan Inti

a.      Menampilkan pantun sebagai pemantik kegiatan awal. (Peserta didik merespon positif seperti menyebutkan ciri-ciri, membaca dengan gaya berpantun dan menyebutkan isi pantun)

 

Datang lebih pagi ke sekolah Bawa bekal berisi makanan

Peserta didik siswi yang sholeh sholehah Selalu menjaga kebersamaan

 

b.      Memberikan pertanyaan tentang isi pantun tersebut. (Peserta didk akan menjawab dengan variasi jawaban)

 

Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menanggapi pantun tersebut dengan menuliskan jawaban peserta didik. Dan mericek jawaban bersama-sama.(ciri-ciri pantun)

 

 

 

Menuliskan jawaban peserta didik dan mericek kebenarannya dengan mengebalkan kata kunci.

 

Peserta didik yang mengidentifikasi ciri- ciri pantun dengan tepat, hampir tepat, tidak tepat dan tidak menjawab

 

 

Peserta didik yang aktif, menyebutkan isi pantun dengan tepat, hampir tepat dan tidak tepat/tidak menjawab


 

c. Mengamati isi pantun berikutnya. (Peserta didik diharapkan bisa melihat persamaan dari isi ketiga pantun berikut)

Jalan-jalan ke kota Jakarta, Pastinya lewat kota Bandung dulu,

Sebelum memutuskan jadwal ronda, Sebaiknya musyawarah dahulu.

Menuliskan tanggapan peserta didik terhadap pantun yang ditampilan. Menyimpulkan bersama hasil pengamatan dan meluruskan konsep.

 

Simpan pasir dalam karung, Gotong berdua berat tak terasa,

Tinggal bersama dalam satu kampung, Kebersihan tanggung jawab bersama.

 

 

Tengok kiri kanan jika menyeberang, Ketika lampu merah sedang menyala, Walaupun hansip hanya seorang,

Warga lain pasti ikut meronda.

 

 

 

d. Menulis pantun dan saling berbalas pantun. (Peserta didik dapat menangkap amanat pantun teman dan mebalas dengan keterkaitan pesan yang sama)

Mengarahkan peserta ddik dengan mengikat tema pantun yang sama yaitu tentang tanggung jawab.

Peserta didik yang menulis dan percaya diri berbalas pantun yang benar.

e. Menyimpulkan amanat pantun dan menghubungkan dengan bentuk dan contoh tanggung jawab yang ada di masyarakat. (Peserta didik mengidentifikasi berbagai contoh tanggung jawab dalam masyarakat terlepas dari isi pantun)

Menyediakan whiteboarding list untuk memfasilitasi diskusi tentang tanggung jawab dalam masyarakat

Peserta didik yang aktif dan menyebutkan contoh tanggung jawab yang bervariasi dan jarang terpikirkan.


 

3.      Kegiatan Akhir

a.       Merefleksikan bersama kegiatan hari ini dengan menyimpulkan pembelajaran hari ini.

b.      Melaksanankan penilaian akhir

c.       Berdoa

 

Guru memfsilitasi peserta didik untuk membuat kesimpulan.

 

 

C.     PENILAIAN

Penilaian proses : pengamatan selama pembelajaran (catatan proses pembelajaran dalam bentuk rubrik) Penilaian pengetahuan dan keterampilan : instrument terlampir


PENILAIAN PEMBELAJARAN

1.       Penilaian Pengetahuan

A.     Bahasa Indonesia

Bentuk tes        : Tes Pilihan Ganda Soal

Beri tanda silang (x) pada jawaban a, b, c atau d yang paling tepat!

No

Soal

Kunci Jawaban

Skor

Bacalah pantun berikut ini untuk mengerjakan no 1-3!

Buah mangga manis terasa Buah pisang tak kalah enaknya

Gotong royong membersihkan desa Bentuk tanggung jawab semua warga

 

 

 

 

1.

Berdasarkan pantun di atas, kalimat kedua memiliki . . . suku kata.

a.       9

b.      10

c.       11

d.      12

c

20

 

 

2.

Kalimat sampiran yang dapat mengganti kalimat sampiran pada pantun di atas . . .

a.         Ditambah sirup sungguh enaknya.

b.        Buah mangga masak di pohon.

c.         Warnanya hijau kekuningan.

d.        Dibuat sop buah semakin enak

a

20

 

 

3.

Amanat yang sesuai denga isi pantun di atas adalah . . .

a.       Warga bergotong royong untuk menjaga kebersihan.

b.       Menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama.

c.       Kewajiban masyarakat adalah menjaga kebersihan.

d.       Kebiasaan bekerja bakti untuk membersihkan desa.

b

20

Bacalah pantun rumpang berikut ini untuk mengerjakan no 4-5!

Berwisata sungguh senangnya Susuri jalan yang menanjak Membuang sampah pada tempatnya

. . . .

 

 

 

 

4.

Pola rima pantun di atas yang tepat adalah . . . .

a.       a-a-a-a

b.       a-b-b-a

c.       a-b-a-b

d.       b-a-a-b

c

20

 

 

5.

Kalimat isi yang tepat untuk melengkapi pargraf rumpang di atas adalah .

. . .

a.       kewajiban semua masyarakat

b.       tanggung jawab semuanya

c.       kewajiban warga semua

d.       tanggung jawab warga yang bijak

d

20

 

Skor maksimal : 100

Nilai Akhir =  x 100


 

B.     PPKn

Bentuk soal : Betul Salah Soal

Lingkari B jika penyataan tersebut betul dan S jika pernyataan itu salah!

No

Soal

Kunci Jawaban

Skor

 

 

1.

Tanggung jawab melekat jika kita melaksanakan kewajiban saja. Karena kewajiban sifatnya penting. Sedangkan tanggung jawab tidak melekat pada hak karena hak boleh digunakan sebebasnya.

( B - S )

Salah

20

 

 

2.

Dalam sebuah lingkungan perumahan, warga diwajibkan untuk ronda malam. Jadwal piket tersebut disusun oleh Ketua RW setelah melakukan musyawarah dengan semua warga. Semua warga diwajibkan untuk mematuhi jadwal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keamanan lingkungan.

( B - S )

Benar

20

 

 

 

3.

Anita membantu ibunya setiap pagi sebelum berangkat sekolah. Ia membereskan kamarnya kemudian ia menyapu halaman depan. Sebagai imbalannya, Anita meminta uang jajan kepada ibunya.

Sikap Anita itu tepat karena orang tua berkewajiban memberikan imbalan atas bantuan yang telah diberikan anaknya.

( B - S )

Salah

20

 

 

4.

Pak Samin bekerja sebagai petugas kebersihan di Desa Sehat. Meskipun sudah ada Pak Samin, warga masyarakat tetap melakukan kerja bakti setiap hari Minggu untuk membersihkan desa. Kegiatan tersebut menunjukkan bentuk tanggung jawab warga terhadap kebersihan lingkungan.

( B - S )

Benar

20

 

 

 

5.

Hak warga adalah mendapatkan kenyamanan dan ketenangan di lingkungan tempat tinggal. Pada suatu hari, Pak Amir mengadakan pesta syukuran pernikahan anaknya dengan membuat hiburan malam untuk rakyat. Pak Samin yang tinggal tak jauh dari rumah Pa Amir merasa keberatan karena istrinya sedang sakit. Namun karena merasa haknya, Pak Amir tidak mau membatalkan hiburan malam tersebut.

( B - S )

Salah

20

 

Skor maksimal : 100

 

Nilai Akhir =  x 100


 

 

2.      Penilaian Keterampilan

 

Aspek Keterampilan

4

3

2

1

Bahasa Indonesia Membuat pantun

-        mengidentifikasi jumlah baris dalam bait pada pantun

-        mengidentifikasi banyak suku kata dalam satu baris pantun

-        mengidentifikasi pola rima dalam satu bait

-        membuat sampiran dan isi

-        melisankan pantun

Memenuhi minimal 4-5 sub aspek penilaian keterampilan dengan sangat baik

Memenuhi 2-

3 sub aspek penilaian keterampilan dengan baik.

Memenuhi satu aspek penilaian keterampilan.

Tidak memenuhi sub aspek penilaian keterampilan

.

PPKn

Menuliskan bentuk tanggun jawab sebagai warg masyarakat dalam kehidupa sehari-hari.

-        menjelaskan tanggung jawab yang melekat pada kewajiban

-

-        menjelaskan tanggung jawab yang melekat pada hak

-        mengidentifikasi tanggung jawab sebagai warga

Memenuhi ketiga sub aspek penilaian keterampilan

Memenuhi dua dari tiga sub aspek penilaian keterampilan

Memenuhi satu dari tiga sub aspek penilaian keterampilan

Tidak memenuhi ketiga sub aspek penilaian keterampilan

 

 

 

 

Refleksi proses pembelajaran


2.      Contoh RPP Tematik Pembelajaran di Luar Kelas Alur Pembelajaran di Luar Kelas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tujuan Pembelajaran

      Menganalisis ketergantungan makhluk hidup dengan lingkungannya dalam sebuah ekosistem secara langsung.

      Menjelaskan     keterkaitan     hak    dan    kewajiban    manusia     terhadap    dalam kehidupannya bermasyarakat dan lingkungannya.

      Menulis laporan hasil pembelajaran dengan baik dan benar.

      Implementasi Profil Pelajar Pancasila pada lingkungan dan masyarakat secara nyata

 

Konsep Materi

Pembelajaran disampaikan dalam bentuk termatik terpadu yang menggabungkan muatan pelajaran IPAS, PPKn dan Bahasa Indonesia. Secara umum, pembelajaran ini menyampaikan konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat bagaimana manusia memanfaatkan alam sebagai penopang kehidupan untuk mencukupi kebutuhannya, mengeksplor sumber daya alam sebagai kegiatan yang berbatas dengan tetap melestarikannya, mencegah dampak negatif terhadap keseimbangan alam akibat eksploitasi berlebihan. Sinergis dengan hak hidupnya , manusia juga dibatasi dengan kewajibannya sebagai warga negara yang tertata oleh pemerintahan daerah dan tanggung jawab yang melekat dalam dirinya. Materi disampaikan dalam bentuk berpikir komputasi dengan penugasan akhir membuat bahan presentasi.

 

Desain Langkah-langkah Pembelajaran

1.      Pembelajaran diawali dengan pengondisian peserta didik sesuai kelompoknya masing-masing.

2.      Desain aktivitas peserta didik, prediksi respon dan bantuan guru yang dilakukan:


 

Aktivitas Peserta didik dan Prediksi Respon

Bantuan Guru

1. Apa yang diberikan lingkungan alam kepada masyarakat? (Decomposition) Padi, kayu, hewan ternak, berdagang, jagung, singkong, sayur mayur, ikan, bahan tambang

Memberikan teks bacaan tentang manusia mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam. (Mapel Bahasa Inonesia)

2. Apa yang disediakan dari alam untuk masyarakat            Ganding           memenuhi kebutuhannya? (Decomposition)

Padi, bambu, sayur mayur, singkong

Memberikan gambaran umum kondisi geografis kecamatan Ganding melalui tayangan foto ( Mapel IPA dan Sosial)

3.  Mengapa             masyarakat Ganding memanfaatkan tumbuhan bambu? (Data Representation and Abstraction)

Karena Ganding termasuk dataran rendah, karena bambu banyak di Ganding, karena masyarakatnya banyak yang menjadi pengrajin

Memberikan slide berisi beberapa gambar tentang mata pencaharian dan gambar masyarakat yang sedang menanam, menebang dan mengolah bambu. (Mapel IPA dan Sosial)

4. Apa saja yang dibuat dari bambu oleh masyarakat Ganding? Mengapa membuat benda-benda itu?

(Data Representation and Abstraction) Boboko,      sangkar       burung,       piring, anyaman, tikar, bilik.

Karena dipakai sehari-hari oleh masyarakat, karena bisa dijual, karena aneh

Diberikan LKS, tentang mata pencaharian yang ada di Ganding dibandingkan daerah lain, dan barang-barang sehari-hari yang terbuat dari bambu dan bukan bambu. (Mapel Bahasa Indonesia, kata baku dan tidak baku)

5. Bagaimana cara masyarakat Ganding membuat kriya anyam itu? (Pattern Recognition)

Dianyam, digergaji, digunting, dirangkai, dipotong

Diperlihatkan gambar dan benda hasil karya masyarakat Ganding

(Mapel Seni)


 

6. Buat flowchart / bagan cara membuat anyaman! (Algorithms)

Beberapa kalimat yang harus disusun Memilah jenis bambu

Meraut bambu Memotong bambu Menganyam Menambah hiasan

Membuat desain anyaman Mengecat/ vernis

(Mapel Bahasa Indonesia)

7.  Membuat       flowchart      membuat      kriya anyaman. (Algorithms)

Beberapa kalimat yang sudah disusun :

1.      Memilah jenis bambu

2.      Memotong bambu

3.      Meraut bambu

4.      Membuat desain anyaman

5.      Menganyam

6.      Menambah hiasan

7.      Mengecat/ vernis (Mapel Bahasa Indonesia)

8. Setelah menghasilkan produk, apa yang harus dilakukan agar hasil kriya anyam dapat dijadikan sumber kehidupan masyarakat Ganding?

(Data Representation and Abstraction)

Sediakan konsep:

Hak, kewajiban dan tanggung jawab masyarakat tentang pengolahan sumber daya alam dan oeran serta pemerintah dalam memajukan daerah dan masyarakatnya melalui bacaan. (Mapel PPKN dan Bahasa Indonesia)

HASIL : (Pattern Recognition)

a)    Hak masyarakat adalah menadapatkan penghidupan yang layak, mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam, mendapatkan edukasi tentang pengolahan sumber daya alam yang baik dan kreatif.

b)   Kewajiban masyarakat adalah mengolah sumber daya alam dengan bijaksana, menanam kembali pohon bambu tidak hanya menebang dan memanfaatkannya. Menanam dengan cara yang tepat.

c)    Tanggung jawab masyarakat memelihara kesimbangan ekosistem di sekitar pohon bambu, merawat pohon bambu.

d)   Pemerintah mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, mengenalkan hasil karya melalui pameran, membuat penyuluhan dan kerjasama dengan pihak lain.

 


 

Langkah-langkah Pembelajaran

1.      Pembelajaran diawali dengan  pengondisian peserta didik sesuai kelompoknya masing-masing.

2.      Nara sumber memberikan pemaparan tentang Ganding sesuai dengan materi narasumber masing-masing.

3.      Kegiatan peserta didik :

a.     mengamati lingkungan sekitar dan menyimak pemaparan narasumber,

b.    melakukan tanya jawab,

c.     melakukan kegiatan 3H (Head, Hands and Heart) seperti menanam bambu dan membuat anyaman,

d.    mengasosiasikan konsep dengan keadaan yang diamati dan dicoba dalam bentuk data atau rangkuman,

e.    mengomunikasikan hasil kesimpulan kegiatan untuk meluruskan kesalahpemahaman materi sebagai tahap awal penyusunan bahan presentasi dan laporan akhir.

Penilaian

1.      Penilaian sikap selama proses pembelajaran menggunakan rubrik penilaian.

2.      Penilaian pengetahuan disesuaikan dengan konten yang dipelajari yang sesuai dengan capaian pembelajaran.

3.      Penilaian Keterampilan berupa laporan akhir yang dinilai menggunakan rubrik penilaian.

 

 

Refleksi proses pembelajaran


3.      Contoh RPP Mata Pelajaran

 

 

 

 

 

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

 

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas

Waktu

: SDN 162 BENGKULU UTARA

: Matematika

: V

: 2 x 35 menit

 

A. Tujuan Pembelajaran

1.      Dengan melihat denah perjalanan peserta didik mampu mengubah pecahan biasa ke pecahan decimal.

2.      Dengan melakukan eksperimen tentang menentukan posisi bilangan desimal pada garis bilangan, peserta didik mampu menentukan bilangan desimal dengan teliti.

3.      Dengan kegiatan eksplorasi dan latihan peserta didik mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunkan konsep desimal dengan benar.

 

B. Materi Pelajaran

Bilangan Desimal Konsep Bilangan decimal

C. Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Belajar (pertanyaan guru atau respon peserta didik yang diharapkan)

Peran/Dukungan Guru

Fokus Asesmen

1. Pendahuluan

Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Materi yang akan dipelajari.

Apersepsi kemampuan prasarat dengan mengajukan pertanyaan :            masih ingatkah dengan pecahan , , , ,

 

 

Gambarkan dalam persegi berikut ini!(perwakilan beberapa peserta didik ke depan untuk mengarsir gambar yang ada di papan tulis)

 

Mengulas              kembali tentang pecahan secara klasikal

 

 

 

 

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berani tampil dan mengarsir gambar yang telah disediakan..

 

Apakah anak masih ingat               tentang pecahan.

 

 

 

 

Apakah peserta didik bisa            mengarsir gambar             sesuai

dengan pecahan yang                          telah


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mengorganisasikan peserta                didik     kedalam kelompok belajar yang berjumlah 4 sampai 6 orang, dalam kelompok tersebut merepresentasikan kemampuan anak tinggi,

sedang dan rendah.

disediakan.

 

2.    Kegiatan Inti

a.      Menggunakan masalah kontekstual. Kegiatan 1

Desi berlari sejauh 180 meter, kemudian ia belok ke kiri. Perhatikan denah berikut ini!

 

a.    Dimanakah posisi Desi sekarang?

b.    Apa yang dapat kamu temukan diantara jarak 100 meter dan 200 meter?

c.    Apakah ada bilangan diantara 0 samapai 100?

d.    Coba kamu peragakan di depan kelas, bagaimana membuktikan bahwa diantara bilangan ternyata masih ada bilangan yang lain.

 

Diskusikan dengan teman kelompokmu!

 

Yakinkan peserta didik untuk memahami skala dan bilangan bulat yang berada                            diantara keduanya.

 

 

 

 

 

 

Guru            mengarahkan peserta didik untuk ke depan                        kelas

memperagakan permainan.

 

Dapatkah peserta didik memahami perintah.

 

 

 

 

 

 

 

 

Apakah peserta didik dapat menemukan bilangan antara100 dan 200.

Apakah anak dapat menemukan bilangan                  antara     0

dan 100.


 

b. Menggunakan model

Desi berjalan di Jalan Buah. Ia berjalan sejauh 24 meter, dan belok ke kiri masuk sebuah gang.

Perhatikan perjalanan Desi pada denah berikut!

a.     Berada di gang manakah Desi sekarang?

b.     Jelaskan!

c.     Apa kesimpulanmu?

 

 

 

Kegiatan 3

Berikan kesempatan peserta didik untuk berdiskusi              dengan

temannya                 dalam

menemukan              solusi terhadap permasalahan yang diberikan

 

Berikan kesempatan pada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan atas permasalahan yang belum dipahami.

 

 

 

 

 

Berikan            bimbingan kepada peserta didik yang                       mengalami kesulitan                 dengan memberikan pertanyaan yang membantu mereka terhadap kesulitan yang dialami.

 

 

 

Arahkan anak untuk menemukan kesimpulan

Apakah peserta didik dapat menemukan informasi yang tepat dari permasalahan yang diberikan.

 

 

Apakah peserta didik dapat menemukan posisi Desi .

Apakah peserta didik dapat memberikan alasan yang tepat.

 

 

 

 

Apakah peserta didik dapat menemukan posisi siput setelah merayap sejauh 1,2 meter.

 

 

Apakah peserta didik menemukan bilangan                      desimal

dengan caranya sendiri berdasarkan pengalaman.


 

Perhatikan denah jalan siput pada batang pohon di atas!

Siput merayap di batang pohon sejauh 1,2 meter dan belok ke kiri.

a.    Berada di ranting manakah siput sekarang?

b.    Ranting manakah yang berada di antara 1 meter dan 2 meter!

c.    Jelaskan!

d.    Apa kesimpulanmu

 

 

Kegiatan 4

 

dari kegiatan yang telah dilakukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Arahkan    peserta     didik untuk         menyelesaikan permasalahan selanjutnya yang ada di LKS.

 

 

Arahkan peserta didik dalam              meletakkan bilangan dalam garis bilangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apakah peserta didik dapat menentukan jarak sesuai dengan gambar pada garis bilangan.

 

 

Apakah peserta didik dapat memberikan alasan yang tepat.


 

 

No

 

Bilangan

Nilai Tempat

Satuan

Persepuluhan

Perratusan

Perribuan

1

0,4

 

 

 

 

2

3, 27

 

 

 

 

3

3,035

 

 

 

 

4

3,302

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Batang Pohon

Sekarang siput berada di posisi semula. Siput kembali merayap, kemudian belok kearah kiri dan berada di ranting 1.

a.    Berdasarkan arah perjalanan, berapa jauhkah jarak siput berjalan sampai ke ranting 1?

b.     Jelaskan !

c.     Letakkan bilangan desimal antara angka 0 dan 1 pada garis bilangan berikut!

d.    Apa kesimpulanmu?

 

0                                                                                                                      1

 

 

Kegiatan 5

Berdasarkan perjalanan siput tersebut

Lengkapilah tabel berikut ini sesuai dengan nilai tempat dari masing-masing bilangan

 

Arahkan    peserta     didik untuk         menyelesaikan permasalahan selanjutnya yang ada di LKS.

 

Bimbinglah               dalam mengambil kesimpulan

 


 

3. Interaktivitas

Diskusikan dengan teman kelompokmu untuk menghasilkan jawaban yang benar.

 

Menampilkan hasil kerja peserta didik secara bergantian.

Memberi kesempatan kepada kelompok peserta didik yang telah menyelesaikan terlebih dahulu dan yang bersedia untuk presentasi, kemudian dilanjutkan oleh kelompok lain.

 

Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk menampilkan hasil diskusinya.

 

Fasilitasi startegi berpikir peserta didik yang tampil.

Berikan penghargaan pada kelompok yang tampil paling baik.

Pemahaman peserta didik terhadap konsep bilangan decimal.

 

 

Aktivitas peserta didik dalam menyampaikan pendapatnya.

4. Penutup

Mereview dan merefleksi kegiatan yang telah dilaksanakan.

Guru mengemukakan kekurangan dan kemampuan yang telah dikuasai selama pembelajaran berlangsung.

Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelaran

Membantu merumuskan hal penting dari hasil kegiatan belajar.

 

Memberikan arahan kepada peserta didik agar memperbaiki kekurangan selama                     proses pembelajaran

 

Memberi tugas pada peserta didik agar bekerjasama         dengan

orang tua dalam mendiskusikan masalah yang             berhubungan dengan bilangan desimal.

Apakah yang telah anda pelajari hari ini?


 

D.Penilaian

1.      Tehnik Penilaian                  : Lisan

2.      Instrument Penilaian            : Terlampir

3.      Penilaian Proses                  : Pengamatan dan Tanya jawab selama kegiatan

Berlangsung

 

 

 

 

Refleksi proses pembelajaran


D.    Contoh Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran

 

ANALISIS HASIL PENILAIAN SDN 162 BENGKULU UTARA

 

Kelas                   :

Mata Pelajaran :

Semester             :

Materi                 :

Hari/Tanggal      :

Jenis Tes             :

 

No

Nama Siswa

Nomer Soal

Skor Total

Ketuntasan

Umpan Balik

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No

 

Nama Siswa

Hasil Tes

 

Indikator Yang Belum Dikuasai

Bentuk Pembelajaran Remedial

Individu

Kelompok

Tugas

Tutor Sebaya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


E.     Contoh RPP Remedial

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL

Satuan Pendidikan        : SDN 162 BENGKULU UTARA



Kelas / Semester : V (Lima) / 1 (Satu) Mata Pelajaran : Matematika

Jenis Remedial              : Individu dan Kelompok

A.     TUJUAN PEMBELAJARAN

1.      Dengan permainan pembagian, peserta didik mampu mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal.

2.      Dengan menggunakan garis bilangan, peserta didik mampu menentukan bilangan desimal dengan teliti.

 

B.     KEGIATAN PEMBELAJARAN

Aktivitas dan Prediksi Respon Peserta Didik

Bentuk Fasilitasi Guru Terhadap Peserta Didik

Kriteria Penilaian Proses

1.      Pendahuluan

a.       Guru menyiapkan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan dimulai dengan berdoa.

b.      Menyampaikan      tujuan     pembelajaran     (Peserta    didik     dapat memahami keterkaitan dengan pembelajaran sebelumnya)

 

2.      Kegiatan Inti

a.      Peserta didik membuat bilangan pecahan menggunakan kartu angka.

 

b.      Peserta didik menentukan pembilang dan penyebutnya. (Peserta didik akan membuat pecahan sesuai keinginannya)

 

c.       Mengulang konsep mengubah pecahan menjadi desimal dengan lagu. (nada Balonku)

Ayo kita mengubah Pecahan jadi desimal Pakai cara yang mudah Pembagian bagi kurung

 

Memberikan kesempatan peserta didik yang ingin memimpin doa

 

 

 

Menanyakan tentang alasan tidak memahami konsep materi. Diberikan ulang konsep dengan cara yang berbeda dengan pembelajaran klasikal sebelumnya.

 

Peserta didik memiliki inisiatif, percaya diri, empati dan tanggung jawab.

 

 

Apakah peserta didik sudah paham mana pembilang                 dan penyebut


 

Pembilang ada di dalam Penyebut ada di luar Ayo mulai membagi Sampai tidak bersisa

d.      Peserta didik melakukan kegiatan c untuk beberapa kartu pecahan yang dibuatnya. (Peserta didik akan bertanya jika pembagian tidak habis dibagi).

e.      Peserta didik membuat garis bilangan dari kertas yang kemudian dilipat beberapa bagian.

f.        Peserta didik menentukan pecahan dari bekas lipatan kertas. Jika kertas dibagi dua maka kertas hasil lipatannya adalah pecahan ½ dan seterusnya untuk beberapa lipatan.

g.      Peserta didik menentukan bentuk desimal pada pecahan yang telah ditulis di garis bilangan.

h.      Peserta didik mengerjakan soal-soal.

 

3.      Penutup

a.       Guru mereview pembelajaran.

b.      Peserta didik mengerjakan soal remedial.

Membantu dan meluruskan konsep jika diperlukan.

Ingatkan kembali jika pembagian tidak bersisa maka cukup ambil dua angka di belakang koma.

 

 

Apakah peserta didik sudah                   lancer pembagian?

 

 

Apakah peserta didik sudah                 mampu mengerjakan soal-soal remedial                 yang diberikan. (Jika ya, remedial berhasil, peserta didik sudah tuntas. Jika tidak, lanjut ke remedial 2)


2.      CONTOH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

1.      Tema     : Kewirausahaan

Judul Proyek                : Sampah No, Hayu Olah dengan 3H Peserta               : Kelas 1 sampai 6

Deskripsi kegiatan :

Proyek Sampah No, Hayu Olah dengan 3H merupakan proyek utama yang akan menggabungkan beberapa sub proyek yang dilaksanakan di kelas masing-masing. Proyek ini didasari atas permasalahan lingkungan yang masih sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah, yaitu sampah. Banyak pedagang dan kantin sekolah masih menggunakan plastik sebagai pembungkus atau kantongnya yang mengakibatkan penumpukan sampah. Proyek ini merupakan bentuk aktualisasi dari pembiasaan dan pembudayaan karakter siswa yang mencintai lingkungan. Sampah plastik harus dikurangi dengan cara mengolah atau memberikan solusi penggantinya. Potensi alam yang banyak terdapat pelepah pisang dan bambu menginspirasi untuk memanfaatkannya menjadi bahan pengganti plastik yang memiliki nilai guna sama atau lebih baik dari plastik, Selain kedua tumbuhan tersebut yang merupakan bahan yang mudah didapat, pengolahannya pun cenderung lebih mudah. Kegiatan pembuatan proyek disesuaikan dengan kemampuan masing-masing peserta didik dalam jenjangnya. Di kelas 6, dibuat karya seni membatik yang menuangkan bentukan pelepah pisang atau bamboo dalam karya batik pada kain kaos. Semua hasil ini dijadikan pameran yang sebagian karya dapat dijual. Peserta didik juga membuat iklan yang menarik untuk hasil karya yang dibuat. Untuk pameran, peserta didik membuat poster dan infografis budaya. Hasil pendapatannya selama kegiatan ini akan disisihkan untuk panti asuhan. Proyek ini mengakomodir 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila dan merupakan integrasi beberapa mata pelajaran, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Seni, Matematika dan Bahasa Indonesia.

 

No

Bulan

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

1

Agustus 2021

Pengorganisasian masalah atau identifikasi masalah tentang potensi alam, potensi budaya dan permasalahan lingkungan

2.

September 2021

(minggu ke 1 - 2)

Pengumpulan data potensi budaya Jawa

Pengumpulan data potensi alam sekitar

Pengumpulan         data       masalah lingkungan

 

 

 

 

3.

 

 

 

September 2021

(minggu ke 3 - 4)

Merancang desain proyek yang akan dibuat sesuai dengan kemampuan masing-masing jenjang dan review di akhir bulan.

Pemanfaatan karton               atau               dus bekas sederhana

Pemanfaatan bambu dan pelepah pisang sederhana

Pembuatan kriya dari plastik bekas dengan nilai guna

Pembuatan kriya                     dari bambu, pelepah pisang      dengan nilai             guna

(sebagai                       tas pengganti kantong plastik)

Pembuatan batik di kaos polos sederhana


 

4

Oktober 2021

(minggu ke 1-2)

Penyusunan jadwal program proyek

(disisipi progress check dan review secara berkala untuk melihat kemajuan proyek)

 

5.

Oktober 2021 sampai November

minggu ke 1

 

Pembuatan proyek disertai dengan monitoring dan progress check berkala

6.

November

( minggu ke 2-4)

Penyelesaian Proyek

Penyusunan Panitia dan Persiapan

Entrepreneurship Day and Exhibition

7.

Desember (minggu ke 1-2)

Persiapan akhir (review, progress check akhir, pembuatan iklan dan sebagainya)

8

18         Desember 2021

Entrepreneurship Day and Exhibition

9.

Desember (minggu ke 4)

Evaluasi, refleksi kegiatan, pembuatan laporan dan penyerahan sebagian pendapatan ke Panti Asuhan


2.      Tema                                : Cerlang Budaya Daerah

Judul Proyek   : Aku Bangga Menjadi Orang Jawa

Peserta                   : Kelas 1 sampai 6

 

Deskripsi kegiatan :

Proyek kedua dari Profil Pelajar Pancasila SDN 162 BENGKULU UTARA  mengemas unsur dan nilai-nilai luhur budaya daerah yang tidak meninggalkan identitasnya sebagai bangsa Indonesia. Proyek ini mengangkat bagaimana keragaman dan kebhinekaan menjadi sebuah kekuatan dan harmonisasi yang indah. Permasalahan utama yang muncul adalah rendahnya keinginan untuk mempelajari budaya daerah. Tergerus dengan masuknya budaya-budaya luar yang seolah justru menjadi kebanggaan dan identitas mereka. Proyek ini pun tetap terintegrasi dengan mata pelajaran dalam intrakurikuler. Proyek kedua ini merupakan proyek seni yang dikemas dalam drama musikal. Drama musikal ini menceritakan kabayan versi modern yang mengajak teman-temannya untuk menjadi duta budaya Jawa setelah melalui perjalanan lintas waktu yang mengenalkan mereka tentang nilai luhur budaya Jawa.

Selain drama musikal, diadakan pula pameran tahunan yang menampilkan semua hasil karya dan potret pembelajaran selama satu tahun untuk semakin mengenalkan SD Keseluruhan proyek ini sangat menggambarkan 6 dimensi nilai Profil Pelajar Pancasila.

Berikut adalah timeline proyek kedua Profil Pelajar Pancasila.

 

No

Bulan

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

 

1

 

Januari 2023

Pengorganisasian masalah atau identifikasi masalah rendahnya minat peserta didik terhadap budaya Jawa. Mengapa banyak peserta didik yang lebuh menyukai budaya luar (Korea)? Mengapa jarang sekali peserta didik yang mampu berbahasa Jawa dengan baik

 

2.

 

Februari 2023

(minggu ke 1-2)

Pengumpulan data jenis budaya Jawa melalui wawancara keluarga dan

perbedaan budaya yang ada selain Jawa.

 

Audisi pemeran drama, penari dan penyanyi

 

3.

 

Februari 2023

(minggu ke 3-4)

 

Audisi pemeran drama, penari dan penyanyi

Mengeksplorasi perkembangan dan perubahan budaya Jawa di Garut berdasarkan data yang dikumpulkan

kelas 1 dan 2

 

Audisi     pemeran     drama,     penari     dan penyanyi


 

No

Bulan

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

 

 

4.

 

Maret 2023

(minggu ke 1-2)

 

Latihan sesuai dengan hasil audisi yang dibimbing oleh guru dan pelatih dari sanggar

Mengembangkan data dan hasil riset kelas 1,2,3,dan 4 dengan menganalisis konsep dan nilai luhur budaya Jawa yang diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

 

5.

Maret 2023

(minggu ke 3-5)

Latihan sesuai dengan hasil audisi yang dibimbing oleh guru dan pelatih dari sanggar

Menyusun cerita drama dengan bimbingan guru dan menyusun kepanitiaan.

 

6.

 

April 2023

Latihan sesuai dengan hasil audisi yang dibimbing oleh guru dan pelatih dari sanggar.

Pengumpulan hasil karya untuk pameran tahunan. Melakukan review dan progress check secara berkala

 

7.

 

Mei 2023

(minggu ke 1-2)

Latihan sesuai dengan hasil audisi yang dibimbing oleh guru dan pelatih dari sanggar. ngumpulan hasil karya untuk pameran tahunan dan penjualan tiket

Melakukan review dan progress check secara berkala

8.

16-18 Mei 2023

Gladi resik

9.

19-20 Mei 2023

Persiapan untuk pameran

10.

21 Mei 2023

Unjuk Kabisa Drama Musikal dan Pameran Tahunan SD Negeri 160 Bengkulu Utara


 


Tidak ada komentar :